Author's POV
"Kukira kau tidak akan datang." Kata Kai dengan cengirannya. Jennie hanya tersenyum lalu duduk di sebrang Kai.
Jennie akhirnya datang setelah berfikir selama setengah jam. Ia benar - benar malas menyamar, tetapi juga penasaran dengan apa yang mau Kai bicarakan.
"Maaf sedikit telat, jalanan macet. Sudah menunggu lama?" Tanya Jennie ramah. Tampilan Jennie kini berbeda. Ia memakai wig rambut pendek dengan masker sekaligus mantel yang tebal. Ini harus ia lakukan supaya orang - orang tidak mengetahui kalau dirinya itu adalah Jennie Blackpink.
Sedangkan Kai hanya memakai hoodie plus dengan kupluknya, lalu kacamata dan kumis buatan.
"Tidak apa. Lagipula aku rela berada disini seharian jika itu untuk menunggumu." Kata Kai dengan nada menggoda. Sedangkan Jennie hanya mendelik geli.
"Hentikan omongan menggelikanmu itu. Sekarang, apa yang mau kau bicarakan?" Tanya Jennie to the point. Sungguh Jennie sangat tidak nyaman dengan pakaiannya saat ini ditambah tatapan Kai yang... Umm
Sedikit berbeda dari biasanya? Mungkin."Kau ini sangat terburu - buru ya. Biarkan aku memesan makanan lebih dulu." Kata Kai lalu memanggil pelayan. Ia segera memesan salah satu menu makanan disana. Jennie juga, hanya saja Jennie hanya membeli Jus Jeruk.
"Hanya minuman?" Tanya Kai setelah Jennie benar - benar memutuskan hanya akan membeli Jus jeruknya itu.
"Iya. Aku sedang dalam masa diet." Jawab Jennie. Yaa, diet karena tadi malam aku sama sekali tidak menghiraukan porsi makananku bersama Taeyong. Ucap Jennie dalam hati. Jennie lalu merasakan kalau dirinya blushing karena mengingat kejadian tadi malam.
Uughh sungguh malam terindah yang pernah kurasakan.
Batin Jennie dalam hati."Kau sudah cantik, tidak perlu diet - diet. Sini, biar aku yang pesankan makanan." Ucap Kai di sela - sela lamunan Jennie. Namun Jennie dengan segera mencegah Kai. Hari ini ia benar - benar sedang tidak ingin makan.
"Tidak Kai, aku kenyang. Jangan coba - coba untuk menggagalkan dietku hari ini." Kata Jennie sambil menatap tajam pada Kai. Sedangkan yang ditatap hanya tertawa. "Apa yang lucu?" Tanya Jennie
"Kau diet, atau tidak ingin makan bersamaku?" Tanya Kai masih dengan sisa ketawanya. Membuat Jennie tiba - tiba tidak enak. Bagaimana bisa Kai berfikiran seperti itu?
"Tentu saja tidak! Aku benar - benar sedang diet." Tolak Jennie sehalus mungkin. Yang akhirnya dapat membuat Kai mengangguk setuju.
Tak lama kemudian, pesanan mereka datang. Aroma dari makanan itu begitu kuat, hingga Jennie hampir saja tergoda untuk memesan juga. Sungguh, bibimbap yang kali ini aromanya sangat lezat.
Kai yang melihat Jennie seperti menahan lapar, langsung berinisiatif mengambil sesendok bibimbap, lalu mengarahkannya ke mulut Jennie.
"A-apa?" Tanya Jennie heran karena satu sendok Bibimbap sudah didepan mulutnya sekarang.
"Sudah jangan menolak, aku tau kau lapar. Satu suap saja ya?" Ucap Kai masih setia dengan tangannya yang berada di depan Mulut Jennie.
Sedangkan Jennie salah tingkah. Ia tidak tahu harus berbuat apa. Pasalnya Jennie seperti ke GEP oleh Kai saat sedang mati - matian menahan air liurnya. Sungguh niat Jennie bukan membatalkan dietnya hari ini.
"Eh, i- itu tidak seperti ya-mpphh."
Tiba - tiba saja Kai memasukan sendok makannya kedalam mulut Jennie. Jennie sebisa mungkin menolak, tetapi sudah terlanjur. Semua sudah berhasil masuk kedalam mulut Jennie dengan sempurna.