Part 7

105 51 57
                                    

Selain komitmen, di dalam hubungan harus ada kepercayaan. Jangan sampai di bayar dengan kekecewaan.
-vinterflorence-

"Jujur, dari hati yang paling dalam, aku ngga sanggup jauh dari kamu,"
-L-

"Aku yakin kita bisa melewatinya dengan satu, kepercayaan,"
-R-

* * *

Langit Jogja telah berubah menjadi senja yang indah, kawanan burung ikut menghiasi hamparan awan bergelombang, barisan pohon rindang menambah kesan yang nyaman. Di bawah lesehan pedagang minuman hangat, dua insan sedang menikmati secangkir wedang ronde dan mata mereka memandang langit sore Sang Maha Kuasa.

Memang, pada kenyataannya, gadis itu mempunyai naluri yang kuat dan mengatakan, bahwa lelaki yang di samping nya ingin menyampaikan sesuatu. Bagaimana gadis itu mengetahui nya? Ya, gadis tersebut mempunyai kelebihan yaitu dapat membaca pikiran orang melalui mata. Banyak yang bilang, mata tidak bisa dibohongi. Termasuk mata kekasih nya.

"Raf?"

"Lun?"

Ucap mereka bersamaan.

"Kamu duluan Raf," ucap Luna dengan tenang.

"No. Ladies first," timpal Rafa dengan senyuman nya .

Luna langsung membatin, "Aku harus tanya gimana? Bisa aja Rafa beralasan lagi. Aku ngga mau terus- terusan ada rahasia."

"Aku cuma nebak, kamu pengin ngomong sesuatu kan? Dan itu penting buat kita berdua?" Tambah Luna.

"Iya Lun. Maaf sebelumnya kalau sore ini, aku harus jujur dan mengatakan semuanya. Karena kalau di sembunyi kan pasti akan ketahuan juga," jawab Rafa dengan raut muka serius.

Dengan wajah lesu dan sedih, Luna terdiam sejenak dan kemudian membuka suara, "Kenapa jadi serius? Jangan bilang kamu pengin putusin aku? Atau ada orang ketiga di dalam hubungan kita? Sangat menyebalkan. Belum juga annive. Ujian Nasional juga belum kita taklukin Raf."

"Haduh, mulai lagi deh. Kali ini aku serius Lun. Ngga bercanda. Please, dengerin aku baik- baik."

"Hemm...oke."

"Jadi gini Lun__"

Ting
Ting
Ting

Suara notifikasi dari handphone Rafa membuat mereka terkejut.

"Segala bunyi. Ganggu banget," gerutu Rafa.

"Di lihat dulu handphone nya. Siapa tau pesan penting Raf?"

"Oke Lun, sebentar ya aku liat chat dari siapa nih."

Mama tercinta: Rafa, pulangnya jangan terlalu malam. Karena, mama diundang keluarga Luna untuk makan malam bersama.

Iya Ma. Jam 6 lewat Rafa sampai rumah kok.

Mama tercinta: Oke sayang. Hati- hati di jalan. Jagain anak mantu Mama ya. Bawa Luna pulang dengan selamat.

Iya Mama yang paling bawel se-dunia.

Luna yang memperhatikan Rafa langsung berkata, " Ekhem! Kenapa kamu senyum- senyum sendiri Raf? Chat dari siapa sih?"

"Hehe, ini loh chat dari Mama bikin aku ketawa. Katanya suruh jagain dan bawa kamu pulang dengan selamat. Ngga usah dibilangin kan, aku sudah tau tugas dan tanggung jawab sebagai kekasih kamu."

"Haha, ada- ada aja Mama kamu ya. Oh iya Raf, tadi lanjutin yang mau kamu omongin apa?"

"Yang mau aku omongin itu soal hubungan kita dan kemauan Mama aku."

"Maksudnya?"

"Iya Lun. Mama pengin banget aku kuliah di Palembang. Karena sebentar lagi Papa juga ada tugas di sana. Aku sih okay sama kemauan Mama. Tapi, kamu maunya kuliah di sini kan? Nah, aku khawatir, kamu ngga akan sanggup jalani hubungan kita dengan status ldr-an," jawab Rafa dengan muka sedih.

"Oh jadi begitu. Kalau emang kemauan Mama mertua, turutin Raf. Kan Papa mertua juga harus lanjut kerja. Masa karena aku yang disini, kamu jadi ngga patuh sama orang tua? Nih dengerin aku ya, kejar cita- cita kamu, dimanapun kamu berada, hati aku tetap stuck buat kamu, sekalipun kita pengin pisah mudah Raf, melupakan kenangan kita dari kecil sampai sekarang yang sulit bagi aku. Jadi sampai kapanpun ngga ada kata ending buat kita. Jalanin seperti air mengalir walaupun status kita ldr-an. Cuma jarak yang terpisah. Tapi hati kita ngga kepisah kok," ucap Luna dengan senyum yang tulus.

Dengan cepat, Rafa memeluk Luna erat. Sangat erat, "Semesta, terima kasih telah pasangkan aku dengan wanita yang selalu bisa menerangiku di saat seperti ini. Aku sangat mencintai dia dan menyayanginya sampai takdir berkata "kita berjodoh", batin Rafa.

Lalu mereka saling mengaitkan jari kelingking, "Janji ya Raf jangan pernah akhiri hubungan ini," ucap Luna.

"Iya sayang. Aku janji."

* * *

Seliran angin malam masuk melalui celah jendela kamar yang sedikit terbuka, membuat udara bertambah dingin. Gadis itu meraba sekitarnya dan menarik selimut berbahan tebal untuk menutupi tubuhnya, lalu dia mengigau beberapa kali, "Raf, aku mohon jangan tinggalin aku. Kamu jangan pindah ke sana. Aku ngga bisa jauh dari kamu Raf."

Saat itu juga, tidak sengaja Riska masuk ke dalam kamar Luna dan melihat gadis tersebut sedang mengigau

"Lho, Una mengigau? Ya ampun kenapa badannya panas begini? Sayang bangun nak, Luna sayang bangun," ucap Riska seraya menyentuh dahi Luna.

"Rafa! Jangan pergi!!" Seru Luna sambil terbangun dari alam mimpinya.

Ketika dia melihat sang mama langsung memeluknya dan menangis, "Bun, Una takut Rafa pergi."

"Mimpi buruk ya nduk? Sudah, jangan takut lagi. Ada bunda disini," ucap Bunda sambil memeluk dan mengelus rambut luna dengan halus.

"Iya bun, hari ini Una sedih. Karena pas di alun- alun, Rafa bilang kalau mama nya pengin dia kuliah di Palembang."

"Oalah seperti itu. Kalau sudah keputusan orang tua, harus patuh. Tapi setiap anak punya hak untuk memutuskan pilihan cita- citanya," jawab Riska.

Luna menggaruk pusar kepala nya seraya berkata, "Maksud nya gimana sih Bun? Una makin ngga paham?"

"Maksud nya begini lho, kalau Mama nya pengin dan Rafa nya juga mau, Una ngga boleh egois. Una ngga boleh memaksakan kehendak Rafa yang patuh sama orang tua. Jadi, meskipun Una sudah lama pacaran dengan Rafa, tetap harus menyetujui keputusan Mama nya Rafa, walaupun hati Luna ngga rela," jawab Riska.

"Oh gitu ya Bun. Yaudah deh, Luna harus mendukung Rafa dan ngga boleh sedih lagi. Luna harus jadi cewek yang strong!" Seru Luna.

"Nah ini baru yang nama nya anak Bunda. Kalau kata jaman now, no galau- galau deh," ucap Bunda sambil mencuil hidung mancung Luna.

"Oh ya, makan malamnya ditunda besok ya. Karena kamu habis pulang langsung ke kamar terus tidur sampai sekarang baru bangun. Bunda ngga enak membangunkan Una. Jadi nya Bunda telepon mama nya Rafa untuk cancell makan bersama malam ini."

Luna pun memeluk Bunda dan mengecup pipi kanan nya, "Alhamdulillah, Una beruntung banget punya Bunda yang perhatian dan pengertian sama Una. Makin sayang sama Bunda. Love you Bun."

🔐

Assalamu'alaikum Wr.Wb!
Pengin Up tapi ngga semangat. Buat kalian pembaca SR, yang suka boomvoment, feedback-an, kasih saran dong cerita LDR lanjut atau ngga? Feel nya dapet atau ngga? Karena author kurang semangat.. (kurang kasih sayang nih 😂)

Sebelumnya saya ucapkan terima kasih untuk kalian semuahh.. love you all♡

Salam ahad,
Vinterflorence

(L)una (D)an (R)afaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang