THREE~ Hanya cinta ke dua

49 4 0
                                    

Selamat membaca❤

Tok..tok..tok!

Suara ketukan pintu itu telah membuyarkan lamunan ku. Aku segera turun dari kasur dan memutar kunci pintu itu. "Iyaa, sabar!" Aku kesal, siapa ini? Gak sabaran banget nih orang.

"Hai cantik.." sapanya.

Deg

"DEON?" Aku kaget saat orang yang aku fikirkan beberapa detik lalu kini sudah berada tepat di depan kamarku, lebih tepatnya di hadapan ku.

"Kenapa? Kaget ya ketemu sama cowok cakep" ucapnya sambil berlalu masuk ke kamar ku dan...Sok Pede!

Hmm..emang cakep sih,hehe

Ia memandangi salah satu dinding kamarku. Tepatnya dinding yang berwarna putih itu. Tempat dimana lukisan-lukisan ku di pajangkan. "Karya lo bertambah satu ya? Cakep tuh yang cowok nya!" Ujar nya saat melihat lukisan yang ku buat tadi. Ya, dia pantas saja  bilang cowok dalam lukisan itu ganteng. Ia kan biasa muji diri sendiri, over pede banget nih anak!

"Yang cewe nya gimana?" Tanyaku sembari mendekatinya dan menatap lukisan yang sama.

"Hmm, gimana ya?"

"B aja sih" sambung tuh cowok. Memang dasar!

Aku berlalu meninggalkannya, ku dekati pintu kaca yang tadi. Hujan masih deras. Tapi..kenapa Deon bisa ada disini? Tadi bukankah dia bilang mobilnya lagi di bengkel? Dan.. kalaupun dia pakai motor kesini, kenapa gak kuyup?

"Ehemm"

Aku menatap Deon yang kini sedang berada di sampingku. Dia menatap hal yang sama. Ya, menatap hujan.

"Ra?"

"Yaa?"

"Liat gue dong.."

Dengan terpaksa ku alihkan pandangan ku padanya. Wow! Apa ini? Dia memberikan segenggam bunga Edelwis, bunga abadi.

"I-ini bu-buat gue?" Ini benar- benar seperti mimpi bagiku. Bunga yang hanya tumbuh di kawasan konservasi ini sekarang ada di depan mata ku. Dari kecil aku ingin lihat bunga ini, tapi..sulit sekali.

"Ya, ini spesial buat lo. Lo ingin lihat bunga ini dari lo kecil dulu kan?"

"Yaa, bahkan sangat ingin." Aku menatap bunga itu dengan rasa tak percaya. Dari dulu aku selalu meminta pada Deon, kalau dia balik dari gunung harus bawain bunga Edelwis ini untuk ku. Tapi...

"Gue gak bisa ra.."

"Kenapa? Lo kan sering naik gunung. Gue pengen liat yon!"

"Gak ra, bunga itu keberadaannya dilindungi. Dan gak setiap naik gunung gue bisa ketemu ama tu bunga"

"Alasan lo aja!"

"Gak ra, gue naik gunung bukan buat hancurin keindahan alam. Justru gue mau bersahabat dengan alam"

"Alasan lo banyak Deon Anggara!" Aku lalu pergi meninggalkan Deon. Ia tak pernah mau membawakan bunga itu. Bunga Edelwis.

"Cuma pengen natap aja? Gak mau pegang gitu?" Ia memancingku agar mau menerima bunga itu.

"Nyata gak ya?" Kami lalu tertawa kecil.

Dan..sekarang bunga itu ada di tangan ku. Ya, tanaman yang berwarna putih di bagian bunganya, dan terdapat warna kuning di bagian atasnya dengan ukurannya yang menurutku tidak terlalu besar ini sangat mampu membuatku bahagia.

"Itu bunga abadi, lambang cinta yang diberikan oleh orang spesial dan hanya untuk orang spesial juga" tambah Deon yang bisa membuat jantungku berdekat kencang. Aku bisa rasakan, tapi tidak dengan Deon.

TigaDeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang