FOUR~ The Boss

36 3 0
                                    

Selamat membaca❤

"Pintu udah lo kunci kan?" Tanya gadis itu sembari memasukkan sebuah kaset horor ke dalam laptopnya.

"Udah"

"Pasti kan ra?"

"Iya iya, gue bilang udah ya berarti udah!"

"Lo kok marah sih? Gue kan cuma mastiin doang,"

Aku menghembuskan nafasku kasar. Anak yang satu ini selalu saja dari tadi sore membuatku kesal. Ya siapa lagi kalau bukan Deana. Kulihat jam di dinding menunjukkan pukul 09.18, dan saat itulah tradisi Deana dimulai. Apabila jarum jam sudah melewati pukul 9 malam, maka dia mulai beraksi! Nonton film horror, hehe

"Lo gak nonton? Ni film terbaru loh!"

"Hmm" jawabku acuh dari atas kasur empuk ini.

"Ayo sini," ajaknya sambil memukul-mukul kecil karpet wol itu.

"Ayoo!" Paksanya menyuruh ku duduk di sampingnya.

"Gak ah, ngantuk" aku mengacuhkannya dan berbalik membelakanginya. Memeluk guling ku. Aku terus kepikiran tentang kejadian tadi sore. Ya, aku hanya cinta kedua..by Deon.

***

"Kring..kringg..."

Suara jam beker itu mampu membuka mataku yang tertutup.

Aku menganga ketika melihat jarumnya menunjukkan pukul 07.00

"Ha!?" Aku lalu bangkit dan secepat mungkin berjalan menuju kamar mandi. Tapi saat aku ingin membuka knop pintu itu, aku tak sengaja kepikiran pada Deana. Bukankah dia tidur dikamar ku semalam? Lalu kemana dia sekarang? Apa dia udah pergi kesekolah sendirian? Kenapa dia tidak membangunkan ku? Dasar! Sahabat memang begitu, datang pas susah dan pergi ketika giliran kita susah~_

"Aduh, gimana ni? Aku bisa telat nih.."

"Bunda mana sih? Kok gak bangunin aku yaa?"

Aku terus saja mengoceh di di depan cermin ini. Ku teruskan dengan menaburi bedak tabur di wajah dan mengoleskan sedikit lip gloss di bibir tipis ku dengan warna natural. Tak lupa rambut yang sudah kusisir ku biarkan tergerai indah dibahuku. Aku berjalan ke rak sepatu dan mengambil sepasang sepatu sport warna putih. Ku pakaikan pada kaki mungil ku setelah memakai kaos kaki terlebih dahulu.

Ku langkahkan kaki ku dengan tergesa-gesa keluar dari kamar ini. Bahuku yang menyandang tas penuh buku ini seakan bicara bahwa ada buku pr yang tertinggal di meja belajar. Ku ingat memang ada.

Kembali ku melangkah secepat mungkin memasuki kamar tadi. Dan..yap! Itu buku pr ku sedang menunggu kedatangan ku di atas meja belajar itu.

Setelah buku itu ada di tas ku, aku melangkahkan kaki dengan cepat menuruni tangga ini. Saat aku tiba dilantai bawah, aku mendengar suara-suara yang tak asing ditelinga ku. Gelak tawa mereka bersatu membaur di arah dapur.

Dan...

"Deana?" Deana langsung menoleh pada ku. Bunda dan papa juga.

"Ra? Lo baik-baik aja kan?" Deana menyeringai melihatku.

Apa ada yang aneh ya??

"Dei kamu mau ke sekolah ya?" Tanya bunda dan kulihat bunda seperti menahan tawanya.

"Biar papa antar," dan papa yang sedang duduk di meja makan dengan laptop di depannya pun ikut menahan tawa.

"Kenapa? Kenapa semuanya bersikap aneh begitu?" Tanyaku saat aku sadar bahwa mereka semua tampak aneh dimataku pagi ini.

TigaDeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang