"Ada banyak sudut pandang dimana kamu bisa melihat segalanya lebih dari hanya melihat melalui sepasang mata saja" - Unknown
Suara riuh terdengar dari luar kamarku. Lagi. Suara Ibu-Ibu tetangga yang merumpi saat membeli sayur kelililing. Aku masih menutup mataku, juga berusaha menutup telingaku.
Tetapi semakin aku berusaha lari. Semakin rasanya mereka mencengkram leherku. Aku seperti mati dalam nafasku sendiri. Suara itu, untukku. Tawa itu, untukku. Ejekan itu, untukku.
Rasanya sesak. Hatiku terkoyak. Luka ditubuhku yang bahkan belum mengering seperti terkelupas kembali dan mengeluarkan nanah kuning serta bau busuk yang khas.
Aku takut. Takut untuk membuka mata dan ditampar kenyataan. Takut untuk mengulang hari neraka ini sekali lagi.
Tapi akhirnya aku harus memilih. Tetap dalam kegelapan dan mati. Atau hidup tapi terus ditelan mentah-mentah oleh kenyataan.
Kubuka mataku. Gelap. Hanya beberapa cahaya kecil yang masuk lewat ventilasi kamar.
Tok. Tok.
Aku bisa mendengar sebuah ketukan yang lemah di pintu kamarku.
"Hari ini kita dipanggil ke kantor polisi. Bersiaplah", ucap sebuah suara serak yang terdengar menyedihkan. Suara serak itu aku yang membuatnya. Aku membuat ibuku seperti itu. Lemah dan terluka.
Aku diam. Tak menyahut. Ibuku berjalan menjauhi kamarku. Aku ingin menangis, tapi air mataku sudah kering sejak satu hari yang lalu. Aku sudah menangis darah, kini tak ada yang tersisa dari diriku.
Aku meraba bawah bantalku. Dan menemukan hpku di bawahnya.
Aku menghidupkan layar hpku dan merasa biasa saja ketika melihat sebuah notifikasi yang bagai kotak pandora bagiku.
999+ panggilan tak terjawab. 999+ pesan tak terbaca.
Aku menghidupkan data dan pergi ke facebook.
Halaman pertama selalu sama sejak sehari yang lalu. Berita HOT yang menjadi trending topic di dunia Maya.
"Di Perkosa oleh Orang Yang Baru Kenal di Facebook"
Aku menuju kolom komentar.
"Cowoknya emang bangsat sih. Tapi ceweknya pasti yang gatel"
"Kucing tuh kalo ngga dikasih ikan ngga bakal dimakan. Sama kayak cowok, kalo ngga digoda ngga bakal diperkosa juga"
"Makanya jangan pake baju minim. Di makan juga kan sama kucing jalanan"
"Habis jadi cewek murah banget sih"
Aku terkekeh. Mereka semua menggelikan. Aku disini korban. Aku korban. Kenapa aku yang disalahkan?? Mereka bahkan tidak tahu apa yang sudah aku lewati! Mereka bahkan tidak tahu rasanya memiliki luka yang tidak akan pernah sembuh seumur hidup! Mereka tidak tahu apa-apa, tapi mengapa mereka dengan mudahnya mengutarakan opini tak berdasar itu dengan jari mereka? Apa semua korban akan merasakan ketidakadilan ini?
Aku masih mengingat hari itu dengan jelas. Hari dimana masa depanku hancur. Hari dimana aku ingin mati saja.
Aku menutup hpku. Aku ingin mati. Aku tidak kuat dengan semua ketidakadilan ini.
TOK. TOK. TOK
"Leka, buka pintunya!!! Buka dan biarkan aku membunuhmu!! Kau hidup hanya membawa aib!! Entah apa yang akan dikatakan Abangku yang berada di surga!! Bagaimana bisa kamu berbuat seperti itu?? Kenapa kamu harus mengusap wajah kami dengan kotoran!!! Bukalah pintumu!!!" Itu Bibiku. Adik dari Ayahku. Dia selalu datang di siang hari untuk memakiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Binatang Jalang (End)
Historia CortaSebuah cerita dari korban kasus pemerkosaan. ©Asterflow 2019