BAB 1 | Malam yang Sunyi

80 20 7
                                    

Secangkir kopi menemaniku di malam yang sangat sunyi ini, sambil memandangi jalan di Yogyakarta yang semakin ramai.

Seperti biasa aku hanya di sebuah ruangan kos-kos an yang hanya berukuran tidak besar sekitar 3m x 4m. Aku hanyalah anak rantau yang berkuliah di Yogyakarta dan keluargaku di Jakarta. Disela-sela tugasku yang menumpuk, aku selalu mencari kesibukan lain seperti membaca buku dan menulis. Terkadang hal hal sederhana seperti itu bisa mebuatku senang ditengah kesibukanku.

Tepat pukul 21.00 malam aku sudah mulai mengantuk namun aku masih memandangi setiap sudut kamarku. Aku merasa penasaran dengan album foto lamaku yang berada tepat diujung laci coklat itu. Semakin penasaran dengan foto tersebut aku pun membuka album tersebut. “Ya disini banyak sekali foto lama” pandanganku  beralih kepada foto lawas yang sudah sedikit kusam. Difoto tersebut terdapat seorang 6 pelajar ketika dihari kelulusannya, “ini sekitar 6 tahun yang lalu ya? rasanya sangat rindu dengan mereka”.

Karena melihat Poto tersebut aku langsung mencari tau tentang mereka. Meyra sudah mencari tau disetiap  sosial media dan nomor telepon mereka namun Meyra tidak menemukan jawaban. “Mereka seperti ditelan bumi saja,sampai aku tidak mendapatkan berita apapun tentang mereka” dumel meyra.

Sebaiknya aku  tidur, apalagi besok ada pelajaran Pak Boncel itu.” Pak Boncel adalah dosen paling dibenci oleh seluruh mahasiswa. Karena ocehan galaknya yang membuat seluruh mahasiswa membencinya. Ya memang nama boncel adalah sebutan dari mahasiswa karena dia pendek.

***

Mentari pun menyinari di pagi hari yang hangat ini.”Ring Ring”alarm berbunyi.

“Aduh mampus gue telat lagi ini”. Dengan cepat meyra langsung memakai bajunya tanpa mandi sekalipun. Jarak antara kos-kosan ini dengan kampus Yogyakarta tidak begitu jauh.

Sekarang di Yogyakarta sudah masuk teknologi ojek online atau yang biasa disebut ojol.setiap hari aku memesan ojol untuk ke kampus. “ya lumayan lah ngirit dikit” jawab Meyra. Namanya anak rantau diberi uang oleh orang tua juga pas-pasan jadi harus pintar ngirit ngirit uang.

aku menyusuri jalan Malioboro yang sedikit macet. Memang Yogyakarta bukanlah ibukota namun Yogyakarta sekarang sudah terkenal banyak sekali turis menjelajahi kota ini.

Ketika sampai dikampus aku langsung di sambut oleh Pak Boncel. Kata pepatah “awali hari mu dengan senyuman” namun berbeda denganku yang mengawali hari dengan Omelan Pak Boncel. Pagi ini seperti neraka, sudah datang telat ditambah omelan pak boncel?”, “hufttt” Meyra menghela nafas.

Karena hari sudah semakin petang dan bel sudah berbunyi semua mahasiswa telah menyelesaikan pelajarannya. Aku pun langsung pulang kerumahnya tidak seperti mahasiswa lainnya yang menghambur hamburan uang untuk shopping menurutku itu hanya buang-buang waktu saja. Bila seperti ini terus, rasanya aku ingin kembali ke jaman SMP dulu yang masih jaman nakal nakalnya.

***

School MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang