part II

5 2 0
                                    

Erisa menyusuri koridor sekolah. ia terheran-heran setengah mati melihat siswa sedang berbisik-bisik tentang akan sesuatu. Dirinya menerka-nerka tentang hal kemarin, mungkin topik pembicaraan mereka adalah Dalvin.

Dengan sadar ia melajukan langkahnya menuju kelas, pandangannya menunduk. Saat ia tiba dikelas Lisa langsung menarik lengannya menuju toilet seakan ada hal mendesak. Badan Erisa secara spontan mematuh pada Lisa.

“sah, semua siswa pada ngomongin elo-, bisa-bisa lu jadi bahan cacian anti club club”

Erisa menganga “hah! Gue nggak paham, kok  sampe segitunya mereka suka Dalvin”

Lisa menepuk dahinya berasa frustasi. “ini bukan soal Dalvin sah. Dia emang siapa sih?-”

“kakak gu-”

“gini,  Farel kemarin nanyain lo ke argita dan ngebuat sekolah jadi gempar ditambah lagi lo nyamparin Zero dikelas terus yang terakhir siapa tadi” potong Lisa sambil memegangi dagunya.

“Dalvin?”

“hmmm yapp Dalvin.  Intinya nama elo sudah tersebar disekolah ini”  napas Lisa memburu, baginya suasana sekolah kian memanas dan Erisa harus tau soal ini.

“Suer. Gue nggak tau apa-apa, terus Farel? Farel itu siapa”

Erisa menggaruk kepalanya, alisnya menyatu. Dirinya benar-benar bingung dengan apa yang terjadi dan hanya membutuhkan waktu semalaman hingga dirinya harus dikenal banyak orang.

“Farel! Kapten tim basket” emosi Lisa meledak. Ia jenuh memeberi Erisa pemahaman, seolah dia bukan penyebab keributan.

Erisa meneguk ludahnya. “Lisa gue nggak tau sumpah! Farel siapa yang lo maksud. Kalo soal  Zero gue emang nyamparin”

Lisa akhirnya menyerah, memberi pemahaman sepertinya bukan solusi yang tepat melainkan ia harus menyimak sendiri dengan apa yang terjadi. Mereka kemudian keluar dari toilet dan memulai kelas dari Adit selaku mata pelajaran Bahasa

….

Melihat  kebisingan dari segala arah mebuat Erisa tak berselera makan.  Ditengoknya Lisa  dengan lahap makan bersabitkan bakso. Ia hanya memamerkan wajah polosnya, Menggunakan earphone dengan volume keras adalah salah satu pendorong dari wajah polos Lisa dan menikmati makannya.

Erisa hanya menatap makanan dihadapannya, sedangkan Lisa menikmati dengan lahap sambil memainkan jemari tangannya mencoba seirama dengan music yang ia dengar.

Erisa berhembus pasrah. Mungkin dengan diam semuanya akan tenang dengan waktunya.

Ditengah kegaduahan yang terjadi kehadiran seseorang yang tiba tiba membuat Erisa menaikkan pandangannya, ia menilikkan matanya.  Wajahnya tidak asing hingga ingatannya memacu pada botol kaleng minuman kemarin. Sedangkan Lisa dengan paksa melepaskan Earphonenya menghentikan kegiatan makannya.

“elo yang kemarin kan! Ngapain lo kesini?” 

Pertunjukkan barusan dikantin menarik perhatian, semua mata menyaksikan. Erisa tidak sadar dengan nadanya yang meninggi. Ia pikir kejadian kemarin adalah sebuah kesengajaan.

Farel melempar senyum, kemudian ikut duduk bersama Erisa dan lisa.
Cowok itu menyatukan kedua tangannya “Gue mau minta maaf soal kemarin”

Lisa melotot, ia tidak menyangka kehadiran Farel disisi mereka. Sejauh ini Farel tidak pernah mendekati siapapun disekolah sekalipun Dira cewek mostwanted, yang bahkan memenuhi kriteria berstandar tinggi.

“soal kemarin! Sebelum lu minta maaf. Gue udah maafin”

“jadi ginii- ” Farel menggaruk kepalanya, tatapan mendongkol Erisa membuat nadanya gugup. “karena lu udah maafin gimana kalu kita jalan bareng sekaligus nebus kesalahan gue”

Erisa berdiri dengan paksa, wajahnya berubah jadi angkuh. Terbesik dipikirannya bahwa Farel salah satu tipe cowok  yang hanya bisa memainkan wanita.

“Gue nggak bisa. Gue sibuk!” cewek itu berdiri tegas kemudian bergegas pergi diikuti Lisa yang mencoba menyeiraskan langkah.

Farel hanya diam tersenyum, penolakan bukan hal biasa baginya. Ingin sekali rasanya ia menyembunyikan wajahnya setelah kejadian barusan.

Lisa memukul bahu Erisa dengan sekali tepukan. Erisa memekik sambil menyinis Lisa

“sah, lo sadar nggak? Dia itu Farel kapten tim ba ba-sket-” nada lisa terbata.

“sekalipun dia siapa. Kalo emang gue nggak suka, tetap aja!”

“setau gue yah! Farel nggak pernah ngenyamparin siapapun cewek selain elo-”

Langkah Erisa terhentak dan menoleh seakan tak percaya sebelum akhirnya ia mengangkat bahunya dengan masa bodo dan kemudian melanjutkan langkahnya.

...
Chapter selanjutnya pengenalan authors.

Silahkan scroll!!! 

Keep reading❤

The Sun LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang