Tuhan dalam Islam

2.9K 103 0
                                    

Bismillaahirrahmaanirrahiim

Allah menurut sementara pakar bahasa, terambil dari akar kata (i-lah) yang dibubuhi depannya dari huruf alim dan lam sehingga berbunyi Allah. Kata ini, ada yang berkata, terambil dari kata (al ilaha) atau (al uluha) yang maknanya "Yang Disembah". Sehingga Allah adalah zat yang disembah. Penyembahan dalam bahasa agama adalah ketaatan pada-Nya tanpa diketahui hakikatNya (contohnya, hubungan ibu bapak kepada pemerintah, itu bukan dinamai menyembahnya karena kita mengetahui siapa ibu, bapak dan siapa pemerintah). Ketaatan kepada Allah menurut Syaikh Muhammad Abdul adalah kepatuhan kepada-Nya sedangkan kita tidak dapat menjangkau hakikatnya.

Dan ada yang mengatakan, Allah terambil dari kata (a-la-ha) yang berarti Menakjubkan atau Mengherankan. Mengapa Allah dinamai sebagai zat yang Menakjubkan? Karena semua ciptaan-Nya menakjubkan, dan disisi lain mengapa dinamai Mengherankan? Karena apapun usaha kita untuk mengenal zat-Nya, kita tidak akan mengetahui hakikat-Nya, pada akhirnya, Dia mengherankan kita. Allah menakjubkan ciptaan-Nya tetapi zat-Nya jika dibahas mengherankan kita karena kita tidak dapat mengetahuinya sehingga ada pesan agama "Berfikirlah kamu tentang ciptaan Allah dan janganlah kamu berfikir tentang dzat Allah"  (HR. Abu nu'aim dari Ibnu Abbas).

Ada yang mengatakan, Allah itu adalah Menuju. Allah adalah tujuan. Allah adalah tumpuan harapan. Sehingga seseorang yang memiliki harapan ia akan mengarahkan harapannya kepada-Nya.


Ada perbedaan antara kata Allah dengan nama-nama Allah (seperti Al-Alim, Ar-Razaq, dll). Jika kita mengatakan Allah, maka terhimpun didalam nama ini semua sifat-sifatnya. Sedangkan jika kita sebut salah satu nama-nama Allah (diantara 99 nama itu) maka itu terbatas dalam arti kata itu sendiri tidak mencakup yang lainnya. Ketika kita mengatakan "Allah Maha Mengetahui" maka Dia hanya menunjuk pada pengetahuan-Nya yang sangat luas tidak menunjuk pada kuasa-Nya. Ketika kita berkata "Allah Maha Kuasa", maka itu tidak mengandung makna bahwa dia Maha Pemberi Rezeki.

Lalu, bagaimanakah Allah mendeskripsikan keberadaan-Nya?
Allah mendeskripsikan diri-Nya melalui kitab suci (Al-qur'an). Al-qur'an adalah kitab pedoman tiada hentinya sampai akhir masa untuk manusia.
Mengapa menjadi pedoman?
Karena isi dari kitab (al-qur'an) tersebut merupakan kalimat-kalimat Tuhan, yang pasti berujung untuk kebaikan umat manusia. Jika kita bertanya, kalimat-kalimat seperti apa? Banyak sekali maknanya . Tentu kalimat Tuhan berbeda dengan kalimat manusia dan itu tidak bisa ditafsirkan dalam satu aspek. Di dalam Al-qur'an Allah menjelaskan seperti apa Diri-Nya.

"Katakanlah (Muhammad) 'Dialah Allah,Yang Maha Esa'. Allah tempat meminta segalanya. Allah tidak beranak tidak pula diperanakkan. Tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia."  (QS. Al-Ikhlas : 1-4)

"Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam." (Al-Faatiha : 1-2)

"Dialah Allah, tidak ada Tuhan selain Dia. Mengetahui yang gaib dan yang nyata, Dialah Yang Maha Pengasih, Maha penyayang. Dialah Allah, tidak ada Tuhan selain Dia. Maharaja Yang Mahasuci, Yang Mahasejahtera, Yang Menjaga Keamanan, Pemelihara Keselamatan, Yang Mahapekasa, Yang Mahakuasa, Yang memiliki segala Keagungan. Mahasuci Allah dari apa yag mereka persekutukan. Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Dia memiliki nama-nama yang indah. Apa yang di langit dan di bumi bertasbih kepada-Nya Dan Dialah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana." (QS. Al-Hashr : 22-24)

"(Allah) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu pasangan-pasangan dari jenis kamu sendiri, dan dari jenis hewan ternak pasangan-pasangan (juga). Dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia. Dan Dia Yang Maha Mendengar, Maha Melihat." (QS. Ash-Shura : 11)

" Sungguh, Allah tidak akan menzalimi seseorang walaupun sebesar zarrah, dan jika ada kebajikan (sekecil zarrah), niscaya Allah akan melipatgandakannya dan memberikan pahala yang besar dari sisi-Nya." (QS. An-Nisaa : 40)

"Dia (Musa) menjawab, 'Pengetahuan tentang itu ada pada Tuhanku, di dalam sebuah kitab (Lauh Mahfuz), Tuhanku tidak akan salah ataupun lupa." (QS. Taa-Haa : 52)

"Allah, tidak ada Tuhan selain Dia. Yang Mahahidup, yang terus menerus mengurus (makhluk-Nya), tidak mengantuk dan tidak tidur. Milik-Nya apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya. Dia mengetahui apa yang di hadapan mereka dan apa yang di belakang mereka dan mereka tidak mengetahui sesuatu apa pun tentang ilmu-Nya melainkan apa yang Dia kehendaki. Kursi-Nya meliputi langit dan bumi. Dan Dia tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Dia Mahatinggi,Mahabesar." (QS. Al-Baqarah : 255)

Al-qur'an merupakan sebuah perantara pesan dari Sang Khaliq. Jika kita membacanya dan menghayati setiap ayat, kata-kata dalam ayat tersebut merupakan ucapan 'langsung' dari Sang Khaliq. Tetapi tidak cukup jika kita hanya membaca kitab suci saja. Manusia diberi kelebihan berupa akal pikiran, dengan kelebihan tersebut dapat digunakan oleh manusia untuk menyadari kebesaran Allah. Secara eksplisit, kata al-aql tidak terdapat dalam al-qur'an. Akan tetapi, al-qur'an hanya menyebutkan segala bentuk aktivitas akal dan kesemuanya menunjuk pada proses berfikir manusia. Seruan Allah SWT agar manusia mempergunakan akal dan pikirannya tampak jelas dari banyaknya ayat al-qur'an yang mengandung ungkapan "afala ya'qulun" (apakah mereka tidak memikirkan), "la 'allakum ta'qilun" (agar kamu mengerti), "in quntum ta'qilun" (jika kamu memikirkannya), "liqqawmin ya'qilun" (bagi orang-orang yang berakal), "la 'allakum tatafakkarun" (supaya kamu berfikir) dan "liqawmin yatafakkarun" (kepada orang-orang yang berfikir). Dengan akal, kita dapat mengetahui segala sesuatu disekitar kita pastilah mempunyai 'sebab formal'. Allah tidak hanya mengungkapkan dirinya melalui kitab suci tetapi juga melalui akal.

"Makanlah dan gembalakanlah hewan-hewanmu. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal." (QS. Thaahaa : 54)

"Dan (Al-Qur'an) ini adalah penjelasan (yang sempurna) bagi manusia,agar mereka diberi peringatan dengannya, agar mereka mengetahui bahwa Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa, dan agar orang yang berakal mengambil pelajaran." (QS. Ibrahim : 52)

"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal." (QS. Al-Imran : 190)

"Apakah engkau tidak memperhatikan, bahwa Allah menurunkan air dari langit, lalu diaturnya menjadi sumber-sumber air di bumi, kemudian dengan air itu ditumbuhkanNya tanaman-tanaman yang bermacam-macam warnanya,kemudian menjadi kering, lalu engkau melihatnya kekuning-kuningan, kemudian dijadikanNya hancur berderai-derai. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal sehat." (QS. Az-Zumar : 21)

"Dan dari buah kurma dan anggur,kamu membuat minuman yang memabukkan dan rezeki yang baik. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang mengerti." (QS. An-Nahl : 67)

Allah sendirilah yang menamai diri-Nya sebagai Allah. Karena itu,tidak wajar seseorang dinamai Allah. Allah SWT,itulah nama yang Agung dan karena itu kita harus mempercayainya dan menyembah hanya kepada-Nya.

(Katakanlah, "Kalau sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula).") (QS. Al-Kahfi : 109)

Mengenal IslamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang