06_

92 47 10
                                    

   Disinilah mereka didepan perpustakaan sekolah, dengan raut harap harap cemas apa yang terjadi nanti kepada mereka.

   Mereka masih menunggu hukuman dari nenek lampir ini, kenapa menunggu ngebet banget pengen dihukum ya? bukan itu maksudnya, mereka lelah harus berdiri disini terus menerus tanpa aktivitas apapun.

   Mereka tau akan dihukum, tapi ayolah hukuman apa supaya mereka cepat cepat menyelesaikan pekerjaan yang tak diharapkan ini, terutama sindi dan amel yang bosan setengah mampus melihat ibu Dyah berselfi ria layaknya orang yang urat malunya terputus, beliau masih saja eksis sudah tua juga, inget umur buu.

   Mereka tak berani untuk berbicara bahkan sepatah katapun, hebatnya atha disaat saat seperti ini ia malah pura pura batuk bahkan ia melakukannya sering.

   "Ayo ikutin gue bego!!" bisiknya kepada mereka.

    mereka hanya bisa menirukan batuk sang maestro atha anento, bahkan jika diteruskan batuk imitasi itu akan terciptalah lagu yang diaransemen mereka sendiri. warbiasahhh

   "ngapain sih kalian itu, lagi batuk? minum baygon bereskan repot repot amat jadi orang"

  Tiba tiba dari arah depan gerbang sekolahan Jojo dengan tergesa gesa lari ke arah sekolah dengan nafas yang memburu.

   "Ehh eh eh, ada mangsa baru rupanya, sana gabung sama yang lain didepan perpustakaan, cepat!!" gentak bu dyah dengan raut garangnya

   mereka sekarang dikumpulkan didepan sini berbaris satu banjar dengan pandangan menunduk raut menyesali karena telah terlambat dan juga menghadapi killer paling berpangkat tinggi ini yang digadang gadang sebagai penerus Hilter. amazingg!!

   "Taruh tas kalian dipojok sana dan ikuti saya" ucap bu dyah dengan lagak sok tegasnya, tapi tegas kok pake banget malah.

   "Hey sini kamu mau kemana hah?" tanya bu Dyah dengan nada garang.

   "Lah bu katanya taruh tas disini!"Jawab jojo tak terima disangka ingin kabur dari hukumannya. padahal iya juga sih

   "Yaudah sana cepetan gak pake lama!"Bentak bu dyah dengan raut sombongnya ia tunjukan

   'kampret banget sih nih guru, pengen deh gue jambak tuh rambut, sumpel mulut doernya pake sekilo cabe rawit yang super pedes' gumam amel dalam hati.

   "Kebetulan Ada yang telat hari ini, yaudah gausah basa dan basi, sekarang kalian beresin ajh tuh perpustakaan didalem, buku yang acak acakan dirapihin ketemapat semula, harus urut antara satu buku dengan lainnya, debunya juga tuh ilangin, pokoknya yang bersih. Titik" ibu dyah memerintah mereka dengan raut galaknya.

   Astaga dragon, beneran ibu dyah mau mereka yang ngerjain semua ini, lima kardus buku yang gede gede mau disusun mereka? yang bener ajh.

   "Kardusnya nanti ditumpuk ajh ya kalo kalian udah selesai" lanjutnya dan pergi meninggalkan kelima manusia yang bernasib naas itu.

   Mereka bak tersambar petir dipagi pagi bolong seperti ini, mereka hanya mengangguk patuh pada bu dyah. Terpaksa, tanpa membantah.

   Jika mereka membantah sekali pun percuma saja hasilnya tidak akan berubah, malah nanti bisa bisa yang ada akan ditambah lagi tuh pekerjaan sialan, kan tambah berabe.

                                     __________

Devant POV

   Didalam perpustakaan ini rumit banget jalannya, atau hanya gue yang jarang banget berkunjung ditempat berkumpulnya kutu buku sekolah.

menjelajah waktu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang