DIVE [TAEHYUNG FF]

Taehyung - 23

“Sebenarnya apa yang sedang kaucari, Hyung?” Taekwon tidak bisa menahan rasa penasarannya saat melihat Taehyung yang sedari tadi membongkar lemari, seolah mencari sesuatu.

“Baju, kemeja, atau apa pun yang terlihat bagus.” Taehyung berbicara sambil memandangi dirinya di kaca kemudian lelaki itu melepaskan baju yang ia pakai sambil bergumam, “Aniya, bukan yang ini.”

“Kemeja?” Taekwon bertanya heran. “Untuk apa kau memakai kemeja bagus di hari Minggu? Kau, kan, tidak ke mana-mana.”

“Untuk ….” Taehyung memutar otaknya mendengar pertanyaan Taekwon. Sesungguhnya, baru kali ini Taehyung mencari baju hingga mengobrak-abrik satu lemari. Itu semua karena Cha O Lin. Gadis itu membuatnya melakukan banyak hal yang tidak pernah Taehyung lakukan sebelumnya. “Foto. Iya, foto.”

“Foto?” Taekwon mengerutkan alisnya. Remaja itu sibuk dengan cap-cap yang sering ia pakaikan ke tangan Taehyung, lalu mendekat dan menempelkan cap itu pada jari kakaknya.

“Kenapa setiap hari kau menempelkan cap ke jariku?” Taehyung melirik ke jarinya yang sudah membiru lagi, padahal ia baru saja membersihkannya. “Maksudku, hanya pada jariku? Kenapa tidak pada benda lain?”

“Supaya … gadis yang kauberi cokelat setiap harinya memiliki petunjuk, siapa yang memberinya hadiah.”

Tubuh Taehyung berhenti bergerak kala ia mendengar penuturan Taekwon. Perlahan, ia melirik ke arah adiknya dengan pandangan bertanya-tanya. “Apa?”

“Kaudengar apa yang kukatakan, Hyung. Kenapa aku harus mengulanginya?” Taekwon tersenyum jahil. “Aku tahu kau menyukai seorang gadis. Kau setiap malam keluar ke mini market untuk membeli cokelat, lalu kau memberikannya pada Ha Ra noona setiap paginya, untuk gadis itu.”

Taehyung speechless. Dia membeku di tempat kala mendengar penuturan adiknya yang tahu segalanya.

“Sejak saat itu aku memutuskan untuk menempeli jarimu dengan cap agar pada bungkus-bungkus cokelat itu … ada bercak biru yang bisa membuat gadis itu mengenalimu dengan melihat jari ini.” Taekwon mengangkat jari Taehyung ke udara.
Taehyung terdiam.

Dia tidak bisa berkata-kata. Ingatannya kembali pada kejadian kemarin saat O Lin bertanya soal jari-jarinya.

Mungkinkah … gadis itu sudah tahu?

***