Taehyung sedang memandangi foto-foto di galerinya sambil berbaring di atas meja saat Yeong Ho tiba-tiba datang dan merebut benda pipih bermerk Semseng itu.
Terbelalak, Taehyung langsung berdiri dan berniat merebut ponselnya kembali.
Namun, Yeong Ho jauh lebih cepat. Sial, cowok itu lebih rajin olahraga daripada Taehyung. Soal fisik, dia akui dia kalah dengan Yeong Ho.
Yeong Ho menggeser layar ponsel Taehyung dan terenyak. Taehyung menghela napas, tahu kalau rahasia yang dia sembunyikan selama enam bulan ini akhirnya diketahui oleh Yeong Ho.
Padahal niat Taehyung, dia hanya akan menyukai dalam diam. Tak berniat mendekat sama sekali ... karena dia tahu dia tak punya kesempatan.
"Yaa! V!" Yeong Ho bergeming di tempatnya dengan wajah cengo. "No (kamu) ...."
Taehyung terdiam dan merebut ponselnya. Cowok itu kembali ke tempat duduknya dan menatap ke luar jendela. Dia mendapati kalau langit hari ini sangat cerah, seperti warna ee, terlalu kuning.
"Jinjja? Keojitmal! (Benarkah? Bohong!)" Yeong Ho menganga. Sebelum dia kemudian ikut duduk di tempatnya, meminta penjelasan Taehyung.
"Ne (Iya) ...." Taehyung bergumam. Dia bingung mau menjawab apa.
"Kausuka pada Cha O Lin?" Kali ini Yeong Ho bertanya to the point dengan volume suara kecil. Cowok itu tentu terkejut, karena selama ini Taehyung tidak banyak dekat dengan perempuan, paling Kang Ha Ra.
Taehyung itu pendiam, meski memang wajahnya di atas rata-rata ....
"Ne ...." Hanya kata itu yang berhasil keluar dari bibir Taehyung sedari tadi. Dia ingin berbicara lebih banyak, tetapi entah kenapa rasanya sulit.
"Sejak kapan?" Yeong Ho tak berhenti menginterogasi Taehyung. "Kenapa tak pernah bilang?"
"Kenapa pula aku harus bilang?" kata Taehyung, mengabaikan pertanyaan Yeong Ho.
"Jangan mengalihkan topik sebelum kaujawab pertanyaanku." Yeong Ho mendelik.
Taehyung mengigit bibirnya. Dia gugup karena pertanyaan ini, rasanya seperti ditangkap basah oleh polisi saat sedang mencuri kutang tetangga.
Entah seperti apa wajahnya saat ini, Taehyung pun ragu.
"Sejak ... enam bulan lalu."
Yeong Ho membelalak. Dia tidak bisa mengendalikan ekspresinya. Enam bulan bukan waktu yang singkat bagi Yeong Ho. Cowok itu merasa dadanya sesak, seperti ditujah oleh tusuk gigi. Ngilu! Mereka bersahabat. Namun, Yeong Ho tidak diberitahu apa-apa.
"Jadi, ... apa itu ada hubungannya dengan uang jajanmu yang selalu melayang entah ke mana?" Yeong Ho tiba-tiba teringat akan hal itu, entah kenapa.
Taehyung mengangguk. "Aku selalu mampir ke mini market supaya aku bisa memberinya cokelat ...." Taehyung mengaku.
"Mwo? Cokelat?" Yeong Ho memindahkan posisi tubuhnya, sempat memeriksa pintu sejenak memastikan tidak ada guru di sana sebelum fokusnya kembali pada Taehyung. "Buat apa? Dia bisa diabetes karena dikasih cokelat setiap hari."
Taehyung mengusap lehernya, membenarkan perkataan Yeong Ho dalam hati.
"Biar dia senang." Taehyung tersenyum kaku. "Cokelat bisa bikin orang lain happy, benar, kan?" Taehyung memamerkan gigi putihnya lagi. Dia jarang tersenyum pada orang lain, paling sering dengan Yeong Ho, dan Ha Ra.
Untung saja Yeong Ho normal luar dalam dan lahir batin. Jadi, dia tidak akan terpikat dengan senyuman Taehyung yang luar biasa manis itu.
"Geuraeseo (Karena itu) ... kaukasih dia cokelat?" tanya Yeong Ho memastikan.
Taehyung mengangguk. "Setidaknya ... aku ingin lihat dia tersenyum, Yeong Ho-ah. Itu hal yang menyenangkan. Geundae, masih ada satu fakta lain yang lebih penting ...."
"Mwo?" Yeong Ho bertanya penasaran.
"Penyebab Cha O Lin-ssi bisa tersenyum ... itu karena aku."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
DIVE [TAEHYUNG FF]
FanfictionProses penerbitan! - Juara dua lomba cinta pertama di Benito Publisher - Taehyung menemukan matahari di tengah gelapnya hari pada diri Cha O Lin. Tidak ada yang tahu kalau ia menyukai si gadis populer. Itu rahasia yang Taehyung ingin simpan seumur h...