O Lin merasa semua orang memandanginya. Ah, itu bukan perasaannya saja, tetapi kenyataannya memang demikian. Ia saat ini berada di daerah games dan tengah bermain tembak-tembakkan selagi ia menunggu Taehyung.
O Lin datang 30 menit lebih cepat karena merasa terlalu excited. Dia senang Taehyung mau menemaninya hari ini. Sudah lama sekali sejak O Lin pergi keluar bersama seseorang dan Taehyung adalah lelaki pertama selain ayahnya yang jalan berdua dengan O Lin.
O Lin menggerahkan semua kemampuannya hingga ia menang dan berhasil menyelesaikan misi di game. Beberapa lelaki menatapinya takjub secara terang-terangan membuat O Lin merasa tidak nyaman.
Ia segera keluar dari tempat itu dan berjalan santai saat melihat seorang pria yang menjadi pusat perhatian di dekat bioskop.
Itu seorang pemuda. Dia memakai setelan kemeja biru laut yang dipadukan dengan celana hitam panjang. Gayanya terlalu simpel untuk diperhatikan.
Namun, wajahnya … luar biasa tampan. Aura gantengnya memancar ke mana-mana, membuat banyak kaum hawa tidak bisa melewatkan pemandangan yang indah seperti itu.
O Lin sendiri mengerjap di tempatnya dari jauh, kala dia menyadari pria itu adalah Taehyung. Ia sedang bermain ponsel dan sepertinya tengah mengetik sesuatu tanpa menyadari kalau banyak orang memperhatikannya.
Getaran pada saku O Lin membuatnya mengalihkan perhatian dan membuka benda pipih itu. Ada satu pesan masuk dan itu dari Taehyung.
Taehyung : Di mana?
O Lin membaca pesan itu sekilas dan berjalan mendekat, hanya butuh waktu sebentar karena jarak mereka tidak terlalu jauh.
“Annyeong?” sapa O Lin dengan senyumnya.
“Oh, annyeong.” Taehyung juga tersenyum tidak kalah manis, lalu lelaki itu merogoh sakunya dan mengeluarkan dua lembar tiket. “Aku sudah membeli tiket, tinggal membeli popcorn dan minuman.”
Taehyung menyentuh tangan O Lin dan menuntunnya untuk masuk ke dalam bioskop dan duduk.
Sesungguhnya, O Lin terlalu terkejut untuk bereaksi hingga gadis itu hanya bisa mengikuti tanpa protes dengan debaran jantung yang mulai menggila karena pergesekkan kulit mereka.
“Tunggu di sini sebentar,” kata Taehyung yang kemudian langsung meninggalkan O Lin tanpa mendengar jawaban gadis itu. O Lin mengikuti gerakkan Taehyung dengan kedua matanya dan memperhatikan tubuh lelaki itu dari belakang.
Tampan.
Bahkan punggung Taehyung saja terlihat luar biasa. Dia terlihat tegap dengan tubuh yang proporsional. Sebenarnya, O Lin tidak mementingkan fisik dalam menyukai seseorang.
Namun, dia mengutamakan waktu.
Iya, waktu. Sejak kecil O Lin selalu sendiri. Dia benci orang tuanya yang selalu mengutamakan pekerjaan dan meninggalkannya bersama ahjumma-ahjumma (bibi-bibi pekerja) di rumah.O Lin ingin berpacaran dengan seseorang yang memiliki banyak waktu untuknya.
Seseorang yang selalu ada kapan pun O Lin butuh.
Dan entah kenapa, sekarang O Lin malah berharap … Taehyung bisa menjadi orang itu.
Orang yang O Lin dambakan selama ini.
“Ah, aku memikirkan apa,” gumam O Lin sambil memukul kepalanya pelan. Belakangan ini, dia merasakan perasaan aneh pada Taehyung. O Lin tidak yakin rasa ini adalah suka.
Namun, dia harus mengakui kalau ia senang berada di dekat Taehyung, apalagi ketika lelaki itu menerima ajakkannya untuk nonton hari ini.
Perhatian O Lin teralih saat sekantong berondong berada tepat di depan wajahnya. Gadis itu mendongak, menemukan Taehyung yang tengah tersenyum manis di sana sambil memegang dua minuman di tangan kanannya dengan tangan kiri yang terulur ke O Lin, menyerahkan popcorn.
“Bisakah kau pegang ini? Tanganku penuh.” Taehyung menyerahkan popcorn itu pada O Lin dan mengajaknya berdiri. “Teater sudah dibuka, ayo masuk."
O Lin hanya mengikuti perintah Taehyung dan berjalan di sisi lelaki itu. Bioskop sangat ramai karena hari ini akhir pekan. Beberapa kali tubuh O Lin yang mungil terimpit oleh manusia-manusia yang baru keluar dari bioskop, membuatnya nyaris kehabisan napas.
Tangan kekar yang tiba-tiba menyentuh bahu O Lin nyaris membuatnya menjerit karena terkejut. Ia menoleh dan menemukan Taehyung tengah merangkulnya dan sejurus kemudian ia menarik O Lin mendekat, memeluknya dengan erat.
Aroma parfum anggur milik lelaki itu kembali menyeruak ke dalam indra penciuman O Lin. Dengan jarak sedekat ini, gadis itu bisa melihat dengan jelas noda cap biru di jari-jari Taehyung yang melekat seperti biasanya.
“Hati-hati.” Taehyung berkata. Dia melirik ke arah O Lin sekilas dan kembali tersenyum. “Aku minta maaf karena menyentuhmu. Aku hanya … tidak ingin kau jatuh, tidak apa-apa, kan?”
O Lin mengangguk pelan. Dirinya terpaku. Sudah berapa kali bibir itu melengkung hari ini? Imut sekali hingga O Lin tidak bisa mengalihkan pandangan.
“V, apa kau sedang bahagia?” tanya O Lin dengan suara yang lumayan besar karena kondisi ramai. “Kenapa kau terus-terusan tersenyum?”
“Kenapa? Apa terlihat aneh?” tanya Taehyung balik.
O Lin menggeleng pelan. “Tidak, sama sekali tidak aneh. Justru, sangat manis hingga membuat jantungku hampir terlepas dari rongganya.”
“Kaubilang apa?” Taehyung meninggikan suaranya karena tak dapat mendengar dengan jelas apa yang O Lin ucapkan. “Bisa ulangi?”
“Lupakanlah, tidak penting.”
***
KAMU SEDANG MEMBACA
DIVE [TAEHYUNG FF]
FanfictionProses penerbitan! - Juara dua lomba cinta pertama di Benito Publisher - Taehyung menemukan matahari di tengah gelapnya hari pada diri Cha O Lin. Tidak ada yang tahu kalau ia menyukai si gadis populer. Itu rahasia yang Taehyung ingin simpan seumur h...