01 : Burger King

2.5K 203 1
                                    

Seraya merenggangkan otot - otot yang pegal, gue menghela napas saat dosen yang sudah mengajar sejak dua jam lalu pergi meninggalkan kelas. Akhirnya pulang juga. Ya walau nggak bisa sepenuhnya dibilang pulang, karena gue harus berkutat mengerjakan tugas - tugas yang laknat itu dulu.

"Lo mau nugas, La?" tanya Ana, teman sekelas gue saat kita berjalan menyusuri lorong kampus.

Gue mengangguk, "Kenapa? Mau ikut? Sekalian mau makan di Burger King gue."

"Yah, gue lagi gak ada duit. Yaudah deh, next time aja. Tapi kalo gue nanya soal tugasnya harus lo jawab!"

"Iya iyaaa, udah sampe depan motor gue nih. Duluan ya! Bye!"

Berpisah dengan Ana, gue melajukan motor kesayangan gue menuju Burger King yang sebenarnya bukan satu arah dengan jalur pulang gue. Ya mau gimana lagi, gue pengin banget makan burger dan udah lama ga me time, jadi ya sekalian aja daripada nanggung.

Mungkin karena bersamaan dengan jam makan siang, banyak pengunjung yang datang, sampai - sampai kursi yang tersesisa pun sedikit. Untungnya, gue berhasil mendapatkan tempat duduk, walau sebenarnya merugikan orang lain, karena gue cuma sendiri tapi menempati tempat duduk untuk empat orang.

Memasang earphone, gue perlahan mulai mengerjakan tugas - tugas gue sambil memakan burger dan kentang goreng sedikit demi sedikit, biar pas waktu tugas gue selesai, pesanan gue juga habis. Kalau pesanan gue habis duluan dan kelamaan duduk di sini, bisa - bisa gue diusir mas - mas Burger King.

Gue menghentikan musik yang sedang berputar ketika ada seseorang menepuk pundak gue.

"Mbak, sendirian?"

"Iya. Kenapa, mas?" Gue memandang laki- laki yang berada di samping gue ini dengan bingung. Gue ga kenal soalnya.

"Saya boleh gabung duduk di sini? soalnya udah penuh, saya gak dapet tempat." ujarnya.

Gue mengerjap beberapa kali, karena shock, gue kira ada apaan, "Eh? Oh iya boleh silahkan."

Gue membereskan meja yang sedikit berantakan karena kertas - kertas gue saat lelaki itu mulai duduk dan menaruh nampannya.

Lalu, suasana berubah menjadi canggung.

"Lagi nugas ya, mbak?" tanya lelaki itu yang sampai saat ini gue nggak tau namanya.

"Iya, mas."

"Kuliah dimana?"

"JYP University, mas."

Lelaki di depan gue nampak terkejut, "Loh, sama dong. Saya juga di sana. Saya Fakultas Hukum, kalo mbaknya?"

"Woa! Tetangga dong! Saya fisip, mas," ujar gue sambil terkekeh. Lelaki di depan gue ini juga terkekeh hingga matanya menjadi sipit. Gemes.

"Hahaha, dunia sempit banget ya. Angkatan berapa?"

"Gue 2017. Mas pasti kating ya?" Tebak gue. Keliatan sih dia, dari kantung matanya.

"Muka gue setua itu apa?" Gumamnya "Padahal cuma beda setahun, 2016 gue," lanjutnya sambil menyeruput soda yang ia beli.

"Ya sama aja kan kating walaupun cuma setahun."

"Oh iya kita belom kenalan," lelaki itu mengelap tangannya dengan tissue "Jae Dirgaputra. Panggil Jae aja sih biar singkat."

Gue menjabat uluran tangganya "Feerala Queenisha, panggil aja Rala."

"Kenapa ngga Fe aja?"

"Soalnya orang-orang biasa manggil gue Rala."

"Oke kalo gitu gue manggilnya Fe," kekeuhnya lalu baru melepaskan genggaman tangan kita.

Gue menyerngit, "Kok gitu?"

"Ya biar beda aja."

"Terserah Mas Jae aja," ucap gue final sambil memakan burger gue kembali.

"Jangan pake mas ah. Jae aja. Kayak gue tua banget," protes Mas Jae, eh Jae.

Nice to meet you, Jae!

🐥🐥🐥

Sekitar jam 3 sore akhirnya gue tiba di rumah. Ga kerasa, ternyata lama banget gue nongkrong di Burger King. Jae yang baru gue kenal se-aktif itu ngajak gue ngobrol dengan beragam topik yang dia punya.

"Nih pesenan lo!" Gue meletakkan satu kantong berisi burger, kentang, dan soda di atas meja ruang TV.

"Lama amat sih," desis lelaki yang menjabat sebagai abang gue ini, Sungjin namanya. Usianya satu tahun di atas gue.

"Ya biasalah, ngerjain tugas."

"Ngerjain tugas atau nge-date?" Tanya Bang Sungjin penuh selidik sambil mengunyah burgernya.

Gue mencari posisi ternyaman untuk rebahan di sofa, "Nguarang. Mana ada!"

"Lagian ini hari terakhir kuliah, besok minggu tenang kok masih aja nugas."

"Tanya aja sono sama dosen gue. Dah ah ribet banget lo, kan yang penting gue beliin!"

Bang Sungjin dan gue ini satu fakultas, tapi beda jurusan dan juga angkatan, pastinya. Dia 2016 dan gue 2017. Bang Sungjin juga aktif banget ngeband dari SMP, sampai punya band sendiri yang namanya Enam Hari. Lumayan terkenal sih, cuma sekarang lagi break aja karena mau cari gitaris baru, soalnya gitaris kemarin udah pamit. Capek kali ngadepin anak-anaknya. Sedangkan gue sendiri cuma aktif banget rebahan dari lahir.

"Eh, tadi Brian kesini loh," ujar Bang Sungjin tiba-tiba. Merusak konsentrasi gue menonton TV.

"Terus?"

"Nyariin lo katanya."

"Halah, bilang aja lagi galau. Cuih, kalo galau aja datengnya ke gue."

Bang Sungjin ketawa, gue mendengus. Namanya Brian Kang, temen Bang Sungjin dari SMP, temen ngebandnya juga. Namanya sih cakep, kelakuannya nggak. Udah lah suram banget pengalaman gue sama dia.

Ting!

"Tuh, ada chat dari Brian."

"Sembarangan!"

Cuma kesebut namanya doang aja gue udah sebel. Sumpah, sedendam itu gue sama dia.

Jae Dirgaputra
Fe! Udah di rumah?
Ini Jae.

Tiba-tiba sebel gue hilang.

Convocation • Jae Day6Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang