08 : Atensi

732 129 2
                                    

Hari ini gue memutuskan untuk pergi ke Mall bareng Ana. As an extrovert people, gue gak bisa diam di rumah aja kalo pikiran lagi kalut gini. Iya, gue kepikiran kata-kata Wonpil dan Dowoon kemarin.

Oke, kayaknya kalian juga udah tau, gue baper sama Jae. Ya gimana enggak? 90% kriteria pasangan idaman gue ada dalam diri dia. Ditambah, hubungan kita juga mulus-mulus aja, awalnya.

Puas belanja baju-baju lucu, sekarang gantian gue yang nemenin Ana buat belanja bulanan. Masih satu mall juga sih untungnya.

"Gue masukin jajan yang gue mau beli juga ya, Na. Mager ambil troli baru," ujar gue seraya memasukkan beberapa snack asal sesuai pandangan mata gue.

Ana yang melihat kebrutalan gue membeli snack cuma bisa geleng-geleng kepala sambil berdecak.

"Lo mau jajan apa buka warung, sih."

Bodo amat mau buka warung juga lumayan buat nambah kerjaan daripada galau.

Untungnya, ini grocery store gak terlalu ramai, jadi gak perlu waktu lama buat antre di kasir. Selagi nunggu Ana dan si mbak kasir masukin lagi barang-barang yang udah dibayar ke dalam troli, samar-samar gue mendengar suara yang gak asing di telinga gue siapa pemiliknya.

"Oh my god, Jae! Lo ngapain masukin ini? bukannya lo alergi?"

"Yaelah nitip, bukan buat gue juga."

Dari berbagai macam tempat di Jakarta, kenapa gue harus ketemu dia di sini. Ditambah, kita sempat eye contact beberapa detik sebelum akhirnya gue mutusin buat memalingkan wajah gue ketika sadar Ana manggil gue juga.

"Kenapa, La?"

"Eh, udah? Yuk balik," ajak gue langsung mendorong troli menuju parkiran mobil.

Mau happy malah kacau gini.

🐥🐥🐥

"Jadi gimana, La?" tanya Ana tiba-tiba. Gue yang lagi konsen nyetir jadi kaget.

"Apanya yang gimana?"

"Progress lo sama Jae lah, oon."

Gue menghela napas, "Kayak nggak ada pembahasan lain aja lo. Nanyain dia mulu."

"Belom confess lo?"

"YA BELOM LAH ANJIR GILA. MAU DITARO MANA MUKA GUE," sahut gue emosi, lagi kesel sama Jae malah diajak ngebahas dia mulu.

"Ya selo sih, ngapa ngegas amat. Btw tadi gue tau dia ada di Mall juga. Dari pas kita belanja baju malah. Eh, malah ketemunya di supermarket." aku Ana.

"Yaudah sih, kan bukan Mall punya nenek gue."

"Lo tau tadi ceweknya siapa?" tanya Ana lagi. Kepo amat sih nih orang tumben.

"Tau. Kak Wendy kan anak Hubungan Internasional 2016 yang sering keluar negeri wakilin padus kampus?"

Ana mengangguk, "Cocok gitu mereka berdua."

Gue menginjak pedal rem tiba-tiba, "Lo ini dukung siapa sih sebenernya?"

"Ya gue dukung lo juga, tapi Kak Wendy oke juga kalo sama dia. Ada prestasinya, lo apa coba?"

"Dih?"

"Gue ngomong gini biar lo cepet bikin keputusan, mau lanjut atau enggak. Lo mikir ngga sih, La? Sebenernya dia itu suka sama lo juga atau cuma mau cari dan butuh atensi dari lo aja?"

"Atensi apa maksud lo?"

"Kan lo pernah cerita, kalo sometimes dia suka 3AM thoughts sama lo, atau minta lo jadi reminder dia. Tapi, pernah nggak dia ngelakuin hal yang sama atau bahkan lebih buat lo?"

Ana nih sahabat apa musuh gue sih?

Convocation • Jae Day6Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang