8 - Why

415 58 46
                                    

Seorang namja bangun dari tidurnya. Hari sudah cukup siang namun udara justru semakin dingin. Namja berhoodie hitam itu bangkit dari posisi tidurnya, duduk di sisi ranjang sambil mengusap wajah, mencoba mengumpulkan nyawa yang semalam berkelana entah kemana. Hingga suara berisik dari luar kamarnya terdengar oleh kedua telinganya.

Segera saja dia bangkit dan melangkah keluar. Dia sangat penasaran darimana asal keributan itu. Seingatnya, sudah dua hari ini dia tinggal sendirian di dorm kecil itu karena sahabat-sahabatnya sudah pulag ke rumah mereka masing-masing.

Namja itu, Peniel, melangkah menuju ruang tengah. Betapa terkejutnya dia ketika melihat ruang tengah dan dapur begitu ramai oleh orang-orang yang begitu ia kenal. Mereka semua sedang sibuk. Ada yang sedang mendekor ruang tengah, ada yang sedang memasak, ada yang sedang menyiapkan cemilan, dan ada yang sedang menghias pohon natal.

Hey, sejak kapan di dorm mereka ada pohon natal? Seingat Peniel tadi malam ruang tengah itu masih kosong, dorm mereka pun masih sepi. Jadi apakah ini mimpi?

“Hyung! Kau baru bangun? Cepatlah kemari, kau tidak lihat jika kami sedang sibuk?” seru Ilhoon menyadarkan Peniel dari lamunannya.

Ternyata sejak tadi Peniel masih berdiri mematung di depan pintu kamar. Masih mencoba mempercayai apa yang sedang ia lihat.

“Ya! Peniel! Cepat bantu aku! Aku sudah tak tahan mengupas bawang-bawang ini!” keluh Changsub dengan kedua mata berair.

“Ilhoonie.. Hyung.. Kalian kenapa bisa disini? Dan... “

“Aww!” teriakan Changsub menggema ketika lengannya dipukul cukup keras oleh seseorang yang baru kembali dari dapur.

“Eomma! Kenapa memukulku?!” kesalnya pada orang yang sudah memukulnya, yang ternyata adalah sang Eomma.

“Kau ini keterlaluan, Changsub – ah. Donggeunie baru saja bangun. Biarkan dia mandi dan sarapan dulu” tegur ibu Changsub.

“A – ah, anyeonghaseyo Eommoni” sapa Peniel sambil membungkuk sopan.

Dia baru sadar jika sedari tadi tak hanya para member yang berada di sana. Tapi keluarga para member pun turut hadir disana.

“Apa kabar, Donggeunie? Ah, kenapa kau semakin kurus saja? Apa Changsubie selalu merebut makananmu, hmm?” ucap ibu Changsub yang sudah mengusap bahu Peniel dengan penuh kasih sayang. 

“Ish, sebenarnya siapa disini yang putra Eomma” gerutu Changsub yang sontak mengundang tawa semua yang ada di sana.

Peniel diseret oleh ibu Changsub ke dapur, kemudian ke halaman belakang lantai atas dorm mereka yang terdapat sebuah ruangan seperti aula namun tak begitu besar, untuk menyapa orang tua dan keluarga dari para member yang sedang sibuk menyiapkan segala sesuatunya untuk malam natal nanti.

Setelah selesai menyapa mereka semua, Peniel kembali ke ruang tengah tempat semua member berada. Segera saja dia memeluk Eunkwang yang sedang menghias pohon natal.

“Gomawo, Hyung...” ucapnya.

Eunkwang tersenyum, begitu juga kelima member yang lain. Mereka mendekat dengan senyum bahagia. 

“Hyung! Ini ‘kan ideku. Kenapa kau hanya berterima kasih pada Eunkwang – hyung” protes Sungjae, yang sontak mendapat decakan malas dari para Hyungnya karena mengganggu momen bahagia tadi.

Peniel tersenyum tulus, kemudian memeluk keenam namja yang sudah menjadi bagian dari hidupnya.

“Gomawo, Hyung – deul... gomawo, Sungjae – ya... untuk semuanya”

.
.
.

Hari comeback telah tiba. Comeback yang sangat menentukan karir mereka ke depannya. Comeback yang menentukan apakah BTOB akan bertahan atau justru dipaksa berhenti.

Never Ending ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang