Suara musik terdengar di sebuah ruang latihan. Terlihat enam orang namja dan beberapa orang dancer sedang menggerakkan tubuhnya mengikuti irama musik yang menyala. Sudah dua jam mereka berlatih tanpa henti.
Pintu ruang latihan dibuka dengan sedikit keras, kemudian menampilkan sang maknae yang napasnya terlihat memburu, menarik perhatian semua orang.
“Maaf aku terlambat, Hyungnim” ucap si maknae yang sudah meletakkan tasnya begitu saja di lantai dan segera menyusul member lainnya.
“Kau bisa istirahat dulu, Sungjae – ya” ucap seorang namja yang dipanggil Hyungnim tadi yang tak lain adalah pelatih dance mereka.
“Aniya, aku sudah tidur sebentar di mobil tadi. Bisakah kita mulai dari awal?” jawab Sungjae diakhiri cengiran.
Semua member hanya menggelengkan kepalanya melihat sang maknae yang tetap ingin berlatih padahal Manajer Park sudah mengijinkannya untuk tak latihan hari ini karena anak itu baru saja selesai berlatih untuk menjadi pengisi acara di salah satu acara penghargaan para aktor.
“Sebenarnya ini adalah putaran terakhir, dan setelah ini kita akan menyudahi latihan. Apa tak masalah jika kita mulai dari awal lagi? Satu putaran lagi?” tanya si pelatih sambil menatap member lain yang terlihat sudah lelah untuk meminta persetujuan.
“Bagaimana, Ilhoonie?” tanyanya lagi yang sekarang sudah menatap Ilhoon, membuat si pemilik nama sedikit kikuk karena semua member juga ikut menatapnya.
“K-kenapa kau hanya bertanya padaku, Hyung?” ucap Ilhoon sedikit risih karena semua orang menatapnya.
“Yaa, karena kau yang paling sering mengeluh dan merajuk di antara yang lain” jawab si pelatih dengan santai, sukses mendapat tatapan sebal dari Ilhoon dan tawa tertahan dari member lain.
Sejak semalam namja itu pulang ke dorm, member lain dapat melihat jika Ilhoon mulai membaik. Tak ada tatapan dingin lagi, tak ada nada ketus lagi. Walaupun namja itu belum mau berbicara banyak, tapi mereka sadar jika Ilhoon sudah tak marah lagi.
Hanya saja namja itu pasti bingung harus memulai darimana untuk memperbaiki hubungan mereka. Jangan lupakan jika Ilhoon adalah member yang paling keras kepala dan sangat menjunjung harga tinggi harga dirinya.
“Ish, aku tak seperti itu” jawab Ilhoon dengan sebal, mengundang tawa mereka semua.
“Baiklah, satu putaran lagi. Bersiaplah semuanya!” ujar si pelatih memutuskan dan diangguki oleh semua orang.
Latihan baru saja berakhir dan seperti biasa, semua member masih beristirahat di ruang latihan. Sekedar duduk-duduk sambil mengistirahatkan otot-otot mereka yang kelelahan.
Ilhoon sudah tak duduk menyendiri. Dia duduk di sebelah Peniel yang sekarang sudah sibuk dengan kameranya. Memotret apapun yang ada. Wajah lelah teman-temannya, wajah konyol Changsub, tawa Minhyuk dan Eunkwang yang sedang sibuk bercanda, ataupun sang maknae yang masih sibuk berlatih sendirian tanpa musik.
Sedangkan Hyunsik sesekali menatap Ilhoon. Ingin menanyakan keadaannya tapi terlalu enggan dan takut jika adiknya itu masih marah padanya.
Ilhoon tiba-tiba bangkit, menarik perhatian member lain yang duduk di dekatnya. Mereka pikir Ilhoon akan pergi begitu saja dan pulang duluan seperti tempo hari. Ternyata namja itu menghampiri sang maknae.
“Eoh, ada apa Hyung?” tanya Sungjae yang sudah menghentikan gerakannya dan menatap heran pada hyung keenamnya itu.
“Kau tak lelah? Istirahatlah, semua orang sudah berhenti berlatih sejak tadi” ucap Ilhoon sedikit canggung karena selama beberapa hari terakhir ia sama sekali tak terlibat percakapan dengan member lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Ending ✔
FanfictionTak perlu menjadi yang pertama. Semua orang pasti menginginkannya. Itu posisi yang terhormat dan membanggakan. Tapi bagiku, selama kita tak putus asa dan terus berjuang bersama, itu adalah hal yang paling membanggakan. Tetaplah bersama, dan tunggu g...