Kini Reina tengah berbaring lemah di atas brankar rumah sakit, wajahnya yang selalu ceria kini tampak sayu dan lemah. Setelah mendapatkan donor darah dari Andra, keadaannya yang tadinya drop kini sedikit membaik, hingga saat ini Reina masih belum juga sadarkan diri.
Andra masih setia menunggu sang adik membuka matanya, untuk beberapa hari ini Andra meminta cuti agar bisa menemani Reina di rumah sakit. Dua hari ini semenjak kecelakaan pada hari itu Reina belum juga sadarkan diri, hal itu membuat Andra sedikit khawatir akan keadaan sang adik.
Andra yang tengah duduk di samping brankar tempat Reina berbaring tersebut merasa sedikit terkejut ketika Reina tiba-tiba saja membuka matanya.
"Reina kamu sudah sadar? Apa yang kamu rasakan sekarang?" Tanya Andra sedikit panik karena Reina hanya diam saja
"Apa yang kamu rasakan sekarang? Kanapa kamu hanya diam? Bilang apa yang kau rasakan, mana yang sakit?" Tanya Andra kembali Reina hanya diam
"Kenapa semua terlihat gelap, aku takut kak. Kakak dimana?" Ucap Reina yang membuat Andra panik
"Jangan takut kakak disini, kakak ada di samping kamu. Kakak akan panggilkan dokter" ucap Andra berusaha menenangkan sang adik
Setelah sang dokter memeriksanya, kini Reina tampak sedikit tenang.
"Bisa saya bicara dengan anda?" Tanya sang dokter. Andra hanya menganggukkan kepala
"Mari ikut ke ruangan saya!" Ajak sang dokter, Andra berjalan mengikuti sang dokter
Selepas keluar dari ruangan sang dokter, kini Andra berjalan dengan lesu menuju kamar inap Reina. Andra kembali bersedih saat ia mengingat kata-kata sang dokter
Flashback on
"Pasien mengalami kebutaan karena terjadi penyumbatan pada pembuluh darah yang diakibatkan oleh benturan pada kepala pasien" ucap sang dokter
"Apa masih bisa disembuhkan Dok?" Tanya Andra
"Bisa jika, tapi dengan jalan operasi. Dan mungkin akan mengeluarkan banyak biaya"
Flashback off
"Kak apakah aku akan buta selamanya?" Tanya Reina dengan nada lirih
"Tidak" Andra menggelengkan kepalanya. "Kakak akan usahakan supaya kamu bisa melihat lagi, jangan sedih lagi kakak ada disini" ucap Andra sembari memeluk sang adik
"Kenapa aku tidak mati saja, menyusul ayah dan ibu hiks.. hiks.." kini Reina meneteskan air matanya
"Apa yang kau ucapkan Reina!!!" Ucap Andra dengan nada bicara yang sedikit meninggi dan melepaskan pelukannya
"Reina buta kak, hiks.. Reina hanya bisa menyusahkan kakak hiks.. hiks.. Reina udah nggak berguna lagi, mendingan Reina mati aja!!!" Ucap Reina dengan air mata yang terus mengalir di pipinya
"REINA!!! Apa yang kau ucapkan!!!" Ucap Andra dengan nada suara tinggi, Andra tidak percaya dengan apa yang telah diucapkan Reina, pasalnya Reina bukanlah orang yang mudah menyerah seperti ini.
"Reina udah nggak bisa melihat lagi, Reina nggak guna kak hiks.. hiks.. " ucap Reina sesenggukan
"Dengarkan kakak, kakak akan berusaha sebaik mungkin biar kamu bisa melihat lagi" ucap Andra sambil memegang kedua bahu Reina
KAMU SEDANG MEMBACA
Redupnya Senja
Teen FictionHanya sebuah sebuah cerita pasaran yang menceritakan seorang gadis buta yang mampu memberikan kenyamanan dan kehangatan layaknya senja kepada seorang Gatra Sean Erlando cowok yang terkenal dingin dengan sejuta pesona, putra dari seorang pengusaha ka...