Kecelakaan

39 13 0
                                    

Hari berganti hari, pagi ini dengan semangat Reina bersiap-siap menuju sekolahnya untuk mengikuti olimpiade.

Reina turun dari kamarnya menuju meja makan. Di rumah peninggalan orang tuanya inilah, Reina hanya hidup berdua dengan sang kakak yang hanya bekerja disebuah pabrik tekstil yang tak jauh dari rumahnya.

Semenjak kepergian kedua orang tuanya karena sebuah kecelakaan satu tahun yang lalu, dan merenggut nyawa keduanya. Orang tua Reina hanya meninggalkan sebuah rumah minimalis berlantai dua, yang menurut Reina lebih dari cukup untuk dirinya dan sang kakak tinggali.

Kini Reina tengah berkutat di meja makan untuk mempersiapkan sarapan. Reina yang tengah melihat Andra berjalan mendekati meja makan pun segera mengambilkan sepiring nasi untuk Andra.

"Kak hari ini, Reina ikut olimpiade. Do'ain Reina ya kak biar bisa jadi juara." Ucap Reina dengan begitu semangatnya

"Iya, kakak selalu do'ain yang terbaik buat kamu." Ucap Andra seraya mengusap pucuk kepala sang adik. Reina hanya tersenyum

"Ya udah kakak berangkat dulu, kamu yang semangat olimpiadenya." Ucap Andra

"Siap kak. Kakak juga hati-hati berangkatnya." Ucap Reina. Andra hanya tersenyum kemudian melenggang pergi meninggalkan Reina sendiri

Selepas membereskan meja makan, Reina bergegas untuk berangkat ke sekolah dengan menaiki sepedanya. Dengan semangat, gadis berambut panjang itu mengayuhkan sepedanya menuju ke sekolah.

Dengan senyum yang selalu merekah, Reina masih mengayuhkan sepedanya dengan semangat. Dari lawan arah nampak sebuah mobil box tengah melaju kencang.

Reina yang masih setia mengayuh sepedanya pun tak menyadari jika sebuah mobil box tengah melaju kencang di depannya dengan arah yang berlawanan, hingga...

Brukk... 

Dengan seketika tubuh Reina terpental dan menggelinding hingga kepalanya terbentur trotoar.

Kini Reina tengah terbaring tak sadarkan diri dengan kepala yang terus-menerus mengeluarkan darah segar.
Mobil yang telah menabrak Reina, kini telah pergi meninggalkan Reina yang kini tak sadarkan diri.

---

Karin tengah menunggu Reina yang tak kunjung menampakkan batang hidungnya, Karin khawatir karena hingga pukul 06.30, Reina belum juga datang. Setengah jam lagi, olimpiade akan segera dimulai tetapi Reina belum juga terlihat.

"Reina belum datang juga?" Tanya laki-laki berkacamata itu

"Belum Dit, aku takut terjadi apa-apa dangan Reina." Jawab Karin dengan cemasnya

"Mungkin dia kena macet, kita berdoa aja semoga tidak terjadi apa-apa pada Reina." Ucap Dodit, Karin hanya menganggukkan kepalanya

"Reina belum datang juga?" Tanya Bu Rika kepada kedua muridnya. Dodit dan Karin hanya menggelengkan kepala

"Coba kalian hubungi Reina, Ibu jadi khawatir takut terjadi sesuatu pada Reina. Karena nggak biasa nya dia datang terlambat."

Karin segera mengambil ponselnya dari dalam saku bajunya. Dengan cepat Karin langsung menghubungi nomor Reina. Tapi nihil panggilnya hanya dijawab oleh suara operator.

"Masih belum diangkat, aku takutnya terjadi apa-apa dangan Reina." Ucap Karin dengan begitu cemasnya

"Kalau sampai nanti Reina belum juga datang, bagaimana Bu?" Tanya Dodit juga ikut mencemaskan Reina

"Saya akan carikan pengganti, kalian terus hubungi Reina."

---

Redupnya SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang