Kicau burung bersenandung mengiringi setiap melodi angin, di tambah sorotan mentari pagi lengkap dengan tetesan embun ikut memeriahkan hari.
Gadis kecil Tuna Daksa itu terbangun. Tubuhnya mulai merayap memegang teman duduknya di samping kasur. Lalu, tangan mungilnya mengangkat perlahan-lahan kakinya menuju kursi roda tua, tempatnya ia mengemudi.
"Eh.. Erna udah bangun nak?" Tanya wanita paruh baya tersebut.
"Iya, mak," Jawab Erna dengan suaranya yang lembut.Kemudian, ia membuka jendela dan termenung melihat teman sebayanya bermain dengan riang di tepi jalan. Air matanya menetes membasahi pipinya yang halus.
"Kapan ya mak, aku seperti mereka?" Lirih Erna pada ibunya.
"Nanti nak. Jika ada keajaiban dari Sang Maha Pencipta, semuanya pasti terjadi."
"Pasti jawaban emak seperti itu."
"Bukan begitu, tapi ingat kita harus selalu bersyukur dengan keadaan kita. Apapun keadaannya perlu disyukuri karena pasti ada hikmahnya dibalik itu semua. Paham?" sembari mencolek hidungnya.
"Paham mak! Erna jangan selalu mengeluh, Erna harus berusaha kuat menerima keadaan ini." Bibirnya mulai tersenyum.
"Ini baru anak emak!" Senyumnya menghibur Erna.•━━━ ✽ • ✽ ━━━•
KAMU SEDANG MEMBACA
Awanama(Slow Update)
RandomJutaan orang hidup bahagia di dunia ini akan tetapi berbeda dengan kehidupan sosok gadis Tuna Daksa ini. Erna namanya, ia harus mati-matian berusaha untuk hidup. Banyak rintangan berat yang harus dihadapinya. Mulai dari ekonomi, sosial hingga penyak...