Ad libitum Erna I

81 13 8
                                    

_____________________________________ "Jangan pernah merasa rendah diri di hadapan orang lain, karena semua derajat orang itu sama dimata Tuhan."
_______________________________________
 

  Suatu ketika, seperti biasa Erna sedang belajar mengeluarkan suara bersama ibunya, ia dengan bahasa tubuhnya mengatakan bahwa ia ingin sekali bisa seperti manusia seutuhnya tanpa harus menunggu bantuan dari orang lain, berdiri sendiri dan ingin berjalan-jalan mengelilingi dunia. Dan ia juga, bermimpi ingin menjadi orang yang bisa mengangkat derajat kedua orang tuanya. Selain itu, ia juga bercita-cita menjadi seorang pelari maraton yang tercepat di seluruh jagat raya ini. Ibunya paham dan mencoba untuk mendukungnya agar ia bahagia dan melupakan segala keterbatasannya.

"Nak, ibu sangat mendukungmu, raihlah mimpimu dan wujudkanlah cita-citamu, ibu akan setia menemanimu!"

  Erna menundukkan kepalanya pertanda setuju tentang apa yang dibicarakan oleh ibunya. Tapi, ia sadar dan melihat segala kekurangannya serta mengerti apa pendapat dunia, bila ia keluar dan berusaha mencari sebuah harapan dan berniat untuk melawan takdir yang telah ditetapkan untuk ia.  Akan tetapi, semuanya mustahil untuk dilakukan Erna.

  Untungnya, ia mendapat dukungan sehingga keputusasaan ia hilang dan Erna beserta keluarganya mulai bersikeras untuk menunjukkan bahwa Erna mampu menjadi seperti manusia seutuhnya.

***


"BU NENAH!!! CEPAT KELUAR!!!!!" Salah seorang tetangga berteriak

"TOLONG... TOLONG!!!!!" Tetangga sibuk mencari pertolongan.

Lalu, semua warga datang  bergotong- royong membawa air. Tiba-tiba Syarfudin datang dengan wajah cemas setengah mati.

"BUU ISTRI SAYA DIMANA!!!" Cemasnya.

"MASIH DI DALAM PAK TAKUTNYA TERJEBAK PUING-PUING BANGUNAN, PAAK!!!!" Jawab salah satu warga.

Tanpa berpikir panjang dan rasa takut Syarfudin masuk melawan si jago merah yang sedang mengamuk. Ia mencari Nenah dan Erna yang terjebak di dalamnya. Setelah sekian lama akhirnya Erna dan Nenah ditemukan sedang berpelukan dengan rasa takut yang  mengalir di pembuluh darahnya.

"BU CEPAT KELUAR!!!! BIAR BAPAK YANG GENDONG ERNA, CEPAT!!!!" Seru Syarfudin

Warga yang tadi panik, kini menjadi tenang karena Nenah dan Erna berhasil diselamatkan. Dan, setelah sekian lama akhirnya si jago merah luruh. Akan tetapi, Erna dari sana ia mengalami trauma dan ia pun tak sadarkan diri. Dan Erna langsung dibawa ke puskesmas setempat  Dan petugas puskesmas mengatakan bahwa Erna harus istirahat dan di jauhkan dari jangkauan anak-anak nakal, serta dari rasa kagetnya. Dengan alasan Erna masih trauma oleh kejadian itu.

TIBA-TIBA!!!
Erna kejang-kejang!!matanya setengah terpejam!! Nenah dan petugas puskesmas itu kaget! Nenah panik dan petugas puskesmas mencoba untuk menenangkan Nenah yang tak karuan.

"Tenang Buu!!! Biar saya yang periksa apa yang terjadi pada Erna!" Kata petugas puskesmas itu.

"Iyaa Bu, tolong anakku!!!"

"Iya Bu, ibunya juga harus tenang biar saya fokus!"

"Iya Bu!"

Sekian lama, akhirnya Erna sadar dan mulai memanggil ibunya. Kemudian, ia dibawa pulang dan dirawat di sana.

***

  Hari-hari Erna sakit akhirnya berlalu, dan keluarga Nenah berencana pindah ke rumah kontrakan setempat yang lumayan cukup untuk keluarga Erna. Dan rencana itu akhirnya terjadi, Kini rumah bekasnya di ambil orang karena ibunya Nenah menjual tanah milik Nenah, wajarlah kalau ibunya begitu karena ibunya Nenah memang pilih kasih, dia lebih menyayangi kepada saudaranya yang kaya, suka memberi uang kepadanya, sedangkan dulu Nenah yang mengurus saudaranya. Ketika ibunya sakit orang yang paling pertama kali menjenguk adalah Nenah, hanya saja ia tidak bisa memberi apa-apa pada ibunya karena untuk makan saja butuh tenaga ekstra.

  Tapi, Nenah tak menghiraukan itu. Ia masih mempunyai Syarfudin dan Erna yang senantiasa menemani ia.

***
 

BRAKK!!!

"NENAH CEPAT KELUAR KAMU!!!"

Dengan terburu-buru Nenah keluar dari kontrakannya. Dan...

"Iya Bu, ada apa?"

"ADA APA!!! ADA APA!!! INI UDAH TANGGAL BERAPA?"

"Iya Bu, nanti dibayar!" Seru Nenah.

"NANTI!!! NANTI!!! AWAS YA MINGGU DEPAN HARUS BAYAR!!! KALAU KAGAK CEPAT BERESKAN RUMAH INI!!!

  Mendengar hal itu Nenah menjadi sedih, kemudian ia memberi tahu kepada Syarfudin.

"Pak  tadi.........., dengarkan?"

"Iya Bu, bapak dengar!"

"Kalau gitu ibu mau kerja, pak!"

"Kerja apa Bu, Nanti siapa yang menjaga Erna?"

"Jadi buruh cuci baju pak, jadi cuciannya dibawa ke rumah, pak!"

"Kan kita nggak punya mesin cuci mau pakai apa?" Tanya Syarfudin.

"Cuci gosok pak, biar tangan ibu sakit daripada kita nggak punya tempat tinggal!"

"Ibu sekali lagi saya minta maaf!" Sembari terharu.

"Iya pak, nggak apa-apa!"

  Setelah itu, akhirnya Nenah membuka usaha cuci gosok, syukurnya banyak tetangga yang berpartisipasi dan suatu hari....

"NENAH MANA JANJIMU!!!"

"Ini Bu!" Sembari memberikan uang kontrakan.

"Dapet dari mana, jangan-jangan maling ya??"

"Astaghfirullah, Bu jangan soudzon saya dapat uang dari kerja cuci gosok saya!"

"HM!!!" Sembari pergi.

Nenah hanya bisa menggelengkan kepala melihat pemilik rumah berbicara seperti itu.

Akhirnya, lama-kelamaan usaha Nenah kian meningkat. Akan tetapi, ada juga yang selalu syirik kepadanya yaitu ibu pemilik rumah kontrakan. Ia membuka juga usaha cuci baju dengan mesin cuci, jadi langganan Nenah menurun, tetapi Nenah tidak goyang pendiriannya ia tetap membuka usahanya.

"Tau nggak ibu-ibu sabun yang dipakai Nenah itu sabun murahan dan hasilnya pun kurang maksimal, liat saya pakai sabun dari luar negeri, pokoknya dijamin puas!" Hasut ibu kontrakan kepada ibu-ibu pelanggannya.

"Ih aku baru tahu!! Gak mau ah cuci baju ke sana lagi!" Salah seorang ibu-ibu.

Karena hal itu, usaha Nenah bangkrut dan akhirnya usaha pemilik kontrakan itu laris manis. Akan tetapi, dibalik itu semua ternyata ibu kontrakan itu memakai  sabun oplosan sehingga ketika dipakai merasakan gatal-gatal. Akhirnya warga resah dan melakukan aksi demo, kemudian pemilik rumah kontrakan itu malu dan akhirnya ia pindah ke kota. Pemilik kontrakan Itu memberikan rumah kontrakannya Kepada Nenah sebagai ungkapan  rasa bersalah dan balas budinya, Nenah bersyukur dengan kehidupannya yang semakin hari semakin baik.

***
Jangan lupa untuk Vote dan comment!

Awanama(Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang