_______________________________________ "Jaga dan Pelihara Ketabahan Anda Sewaktu Hidup, Karena Itu Adalah Kunci untuk Menjalani Kehidupan yang Penuh Rintangan dan Halangan."
______________________________________Rintik hujan semakin menjadi, petir meledak dan mengegerkan seisi bumi. Terdengar di salah satu bilik suara jeritan tak kuasa seorang wanita menahan rasa sakitnya bagai ditusuk seribu pedang dan dalam hitungan beberapa menit, terdengar jawaban seorang bayi mungil yang terlahir prematur. Ia menangis begitu kerasnya sehingga semua orang terdiam seketika dan membuat mereka bahagia untuk kelahirannya ke dunia.
"Alhamdulillah pak, anak pertama kita lahir!" Seru Nenah sang ibu bayi kepada suaminya Syarfudin.
"Iya bu, Alhamdulillah!"
"Kita beri nama siapa?"
"Kalau mau kita beri nama Erna Wengi Sari, nama itu menandakan bahwa anak kita lahir dimalam hari."
"Nama yang cocok, pak!"
"Iya bu, ini lihat cantikkan?"
"Hehm!" Senyum Nenah sambil mengusap kepala bayi mungil itu.
Walaupun Erna dilahirkan tidak sempurna, Nenah tetap bersyukur kepada Tuhan. Karena Erna adalah sebuah amanah yang patut beliau lindungi dan sayangi. Bagaimana pun juga ia adalah pemberian berharga dari-Nya.
***
Semula, bayi kecil Erna tampak sehat dan kuat, akan tetapi lama-kelamaan ia menjadi sakit-sakitan karena ia sering mengalami kejang-kejang dan demam yang parah, sehingga Nenah dan Syarfudin harus bolak-balik ke rumah sakit. Meskipun keterbatasan ekonomi, Nenah dan Syarfudin tetap mengusahakan untuk mencari rupiah walaupun banting tulang mereka tak kunjung henti. Bagaimanapun juga, mereka harus berusaha agar Erna sembuh kembali menjadi anak yang sehat dan kuat.
Erna sering sakit-sakitan sebab kekurangan asupan gizi yang cukup, maklum karena hampir setiap hari Erna memakan nasi dengan air yang dicampur dengan garam, terkadang memakai kecap. Erna tidak bisa makan makanan yang kering, sebab ia kesulitan untuk menelan makanan kering. Ini memang harus dilakukan Nenah karena tenggorokan Erna tidak berfungsi dengan normal
Bahkan yang paling mengharukan lagi, ketika Erna makan. Erna apabila mengigit sendok ia lebih sering tidak bisa membuka mulutnya. Oleh karena itu, cara satu-satunya Nenah terpaksa harus menampar pipi Erna agar bisa membuka mulutnya.
Selain itu juga, karena bayi Erna kecil. Sehingga, saat ingin diberi ASI agak sulit, yaitu karena mulut Erna yang terlalu kecil. Dengan terpaksa Nenah harus membuat dot dari kapas yang kemudian diberi madu dengan air untuk diemut oleh Erna kecil. Ini dilakukan sekitar empat bulanan, untuk seterusnya Erna dapat disusui oleh ibunya dikarenakan ia sudah mulai besar perkembangannya.
Satu lagi, Erna kecil ternyata tidak bisa duduk dan harus menjalani terapi yang harus mengeluarkan uang banyak. Saking tak adanya biaya, Nenah terpaksa terapi menggunakan alat bantu yang sangat sederhana, yakni jolang yang diberikan bantal. Kemudian, Erna kecil didudukkan ke dalamnya agar ia bisa duduk. Walau alat yang dipakai sangat sederhana, akan tetapi ini berhasil. Erna kecil sekarang sedikit demi sedikit bisa untuk duduk tanpa harus menggunakan alat bantu.
Meskipun demikian, tak ada orang yang mau membantu mereka, karena keluarga Nenah jauh dan orang tua Syarfudin telah lama wafat.
Namun, para tetangganya semua jijik dengan keadaan keluarga Nenah sehingga mereka menjadi cuek kepada Nenah. Tak tahu karena apa mereka begitu jijiknya kepada keluarga Erna, mungkin karena keluarga itu memiliki bocah yang cacat dan berbeda dengan anak yang lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Awanama(Slow Update)
RandomJutaan orang hidup bahagia di dunia ini akan tetapi berbeda dengan kehidupan sosok gadis Tuna Daksa ini. Erna namanya, ia harus mati-matian berusaha untuk hidup. Banyak rintangan berat yang harus dihadapinya. Mulai dari ekonomi, sosial hingga penyak...