you die

15 7 3
                                    


Cuaca panas yang terik dan tugas yang menumpuk membuat Riana mendengus kesal! Ah sial, dosen berkepala plontosnya itu memang menyebalkan. Tugas banyak dan tanpa diketik alias ditulis tanagan membuat Riana semakin gencar saja mengumpat untuk dosen itu.

"AHKKK KEPALA GUE SAKIT!!" teriakan kencang dari Riana membuat seisi penghuni perpustakaan melihatnya dengan pandangan jengkel.

"Shutt!" Riana melirik sinis ke arah sumber suara, namun kekesalannya hilang seketika melihat Chen yang tersenyum cerah kearahnya dari meja sebrang.

"Hai!" Sapa Riana, ia sampai melupakan sakit kepala yang sempat hinggap di dirinya beberapa detik yang lalu.

Chen menganggukkan kepalanya, ia bangun dari kursinya dan berjalan ke arah Riana dengan buku tebal di tangannya.

"Hai juga" sapa Chen balik dengan bisikan merdunya "Udah makan belum? Katanya kepala lo sakit"

Riana menggelengkan kepalanya, lalu cemberut "Tugas masih banyak" Riana kembali merengut. Ia benci tugas.

Chen menganggukkan kepalanya, ia kembali membaca buku yang ada ditangannya yang Riana tidak ketahui apa judulnya. Dengan perasaan kesal Rianapun kembali menulis tugasnya lagi.

"Boleh duduk disini kan?" tanya Chen disaat Riana sedang menghela nafas.

"Iya, santai aja" jawab Riana tanpa mengalihkan pandangannya dari buku tebalnya. Riana terlalu sibuk untuk sekedar mengalihkan pandangannya ke arah Chen.

"Soal kemarin.... maafin Xiumin ya" Riana yang sudah merasa jenuh akhirnya memutuskan untuk menyudahi dulu tugasnya dan akan dilanjutkan nanti.

"Dia pacar lo?"

Riana mengangguk seraya tersenyum manis "Iya, udah mau tiga tahun sama dia"

"Lama ya.." Chen terkekeh "Kalo tugas lo udah selesai, ikut gue yuk"

"Udah agak lumayan sih, paling nanti dilanjutin di rumah. Emang Abang mau ngajak Riana kemana?" Pertanyaan dari Riana justru semakin membuat Chen merasa gemas.

"Panggil Chen aja"

"Oke"

Riana membenarkan alat tulisnya kedalam tas, ia tidak mau banyak bertanya lagi dan ingin cepat-cepat mengistirahatkan otaknya yang hampir mengebul.

Rian mengikuti langkah Chen. Bahu dan punggung Chen sangat terlihat seksi dari belakang sini, membuat Riana betah untuk berlama-lama memandangnya. Baju kaus putih polos,celana jeans, topi putih membuat pria itu terlihat sangat tampan.

 Baju kaus putih polos,celana jeans, topi putih membuat pria itu terlihat sangat tampan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa jalan dibelakang? sini!" Chen menarik tangan Riana dengan lembut.Pria ini sangat mahir membuat wanita mana saja jatuh cinta pada pandangan pertama.

"Emang apa perbedaan jalan dibelakang sama jalan disamping?"

"Kalo dibelakang, lo keliatan kaya pembantu gue dan kalo di samping, kan kita keliatan jadi kaya pasangan
Pasutri muda. Yakan?" Chen menaik turunkan alisnya membuat Riana tertawa kecil.

Who are you?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang