35mm (Eduplex)

9.4K 901 567
                                    

35mm Adored Life (Final) after story

-----

"Ale, bangun. Ale Ale Ale Ale, bangun! Kalo nggak bangun gue tinggal pulang, ya!" suara cempreng itu dihasilkan oleh seorang gadis bernama Erisha Annora yang saat ini heboh mengguncang-guncangkan tubuh Ale alias Adelardian Muda Gautama, laki-laki yang masih memejamkan matanya.

Kelopak mata Ale bergerak terbuka. Selama beberapa detik, bola matanya bergerak liar, berusaha mencerna dimana ia berada saat ini.

"Ale, bangun! Udah pagi!"

Ale seketika menegakkan punggungnya dan membuka lebar kedua matanya. "Rish?" gumamnya dengan suara bangun tidur yang khas.

"Iya, ini 'Rish'," Erisha terkikik kemudian menyodorkan segelas air putih pada Ale. "Minum dulu, nih."

Ale tak menyentuh gelas tersebut. Ia justru menatap Erisha dengan tatapan percaya kemudian mengedarkan lagi pandangannya ke sekeliling.

Ia masih ada di tempat yang sama, di sofa yang sama, dan dengan orang yang sama.

Eduplex dan Erisha.

Yang artinya...

"Yuk, pulang sekarang, Rish," ajak Ale tanpa berpikir dua kali. Dadanya tiba-tiba berdebar kencang, dan tiba-tiba pula ia tidak mau bertatap muka dengan Erisha.

"Bentar, lo kan baru bangun," Erisha menahan pergerakan tangan Ale yang mulai membereskan barang-barangnya yang berserakan di atas meja. "Minum dulu, kek. Abis itu kumpulin kesadaran dulu, baru pulang."

Ale mendapati laptop Erisha masih terbuka di atas meja. Sial, kepanikannya menjadi-jadi.

Sementara itu Erisha tampak seperti dirinya yang biasa. Ale merasa bodoh, tentu saja Erisha biasa-biasa aja. Memangnya dia yang baru bangun tidur langsung panik?

Tapi setelah beberapa detik mengamati gerak-gerik Erisha, Ale akhirnya menyadari gadis itu juga sedikit salah tingkah, seperti ingin cepat-cepat beranjak dari sini. Ujung bibir Ale seketika terangkat. Kalau sama-sama salah tingkah, kan, enak. Dan tiba-tiba saja, kepanikan Ale menguap entah kemana.

"Rish," panggil Ale.

"Apa?" Erisha mengalihkan wajah dari laptopnya.

"Lagi ngapain?"

"Nungguin lo sadar."

"Gue udah sadar."

Erisha mengangguk mantap. "Ya udah, yuk balik. Mau gue atau lo yang nyetir?" tanyanya sambil mulai memasukkan buku-bukunya ke dalam tas lalu tanpa sengaja menyenggol gelas air putih milik Ale.

Ale diam-diam tersenyum. Erisha salah tingkah juga ternyata.

Eduplex masih belum menunjukkan aktivitasnya. Coworking space yang terletak di Jalan Ir. H. Djuanda itu masih sepi, hanya dihuni manusia yang sengaja menginap di tempat itu untuk mengerjakan tugas, termasuk Ale dan Erisha.

Ini untuk pertama kalinya Ale menginap di Eduplex dengan orang lain selain Ceye atau anak-anak Lensproject, atau lebih tepatnya ini pertama kalinya Ale menginap di tempat ini bersama seorang perempuan. Gila. Untung tempat ini adalah coworking space dimana orang-orang biasa menginap untuk mengerjakan tugas sekaligus memanfaatkan jaringan wifi 24 jam, jadi pemaknaan 'menginap' tidak menyebabkan pikiran yang aneh-aneh.

Erisha sudah berdiri dan menyandang ransel besarnya. Wajahnya yang tanpa makeup tampak masih mengantuk. Rambutnya diikat cepol dengan asal-asalan, menjadikan gadis itu terlihat amat sederhana di mata Ale.

50mm (35mm Sequel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang