Memorandum of Understanding itu berada di tengah-tengah meja, menjadi pusat perhatian keempat pasang mata.
Dalam MoU itu, tertulis Lensproject sebagai pihak pertama dan nama grup teater Erisha sebagai pihak kedua. Dalam hal ini, grup teater Erisha tentu saja grup teater Kina juga. Dan dalam hal ini juga, Lensproject menyetujui untuk bekerjasama dengan grup teater tersebut.
Menyadari bahwa sudah saatnya Lensproject tahu siapa Kina, Ale pun menceritakan semuanya. Tentang siapa Kina, tentang apa yang pernah dilakukannya untuk Kina, dan tentang pertemuan mereka kembali setengah tahun setelah meninggalnya Indy.
"Aku tahu dunia sesempit celana dalam, Lek. Tapi aku nggak nyangka bisa sesempit celana dalam bocah SD sampai-sampai kau bisa ketemu rempah di Bandung."
"Rempah?" Rocki merespons duluan. Sedetik kemudian, tawanya meledak. "Kina! Rempah! Hahaha, bener, Mond. Rempah!"
Ale tidak mampu ikut tertawa. Pikirannya hanya tertuju pada MoU tersebut dan bagaimana caranya menceritakan kerjasama ini pada Erisha.
"Kukira sejak Indy udah mati, kau nggak bakal berurusan apa-apa lagi sama dia, Lek. Ternyata masih?" kata Raymond setelah dia menghabiskan tawanya tentang guyonan 'rempah' bersama Rocki dan Faris.
Ale mengangguk dan menunjuk kertas di tengah-tengah meja tersebut dengan lirikan mata. "Ya ini nih hasilnya, MoU kerja sama."
"Ntar dulu, tuh cewek sengaja ngejar lo ke Bandung apa gimana, sih? Mau bales dendam ke lo atas kematian kakaknya?" tanya Rocki sadis yang langsung mendapat desisan marah dari Ale.
"Kina bukan orang yang kayak gitu," bantah Ale langsung.
"Terus?" Giliran Faris yang bersuara. "Kenapa harus berhubungan lagi sama lo?"
Ale mengedikkan bahu. "Yang kayak gitu nggak usah dipermasalahkan, Ris. Siapa tahu emang beneran kebetulan, kan?"
Faris menghela napas lalu hanya mengangguk.
"Udahlah, masalah Kina doang ngapain dipikirin," Ale berusaha mengalihkan fokus teman-temannya dari fakta bahwa sang creative director telah mengenal klien mereka sejak lama. "Sekarang PR kita adalah cari referensi dan bikin timeline. Mond, lo urusin kontrak sampai selesai, ya?"
"Siap, ganteng!" jawab Raymond bersemangat. "Berarti kita bakal sering ketemu Erisha si cantik nan lucu kan, Lek?"
Ale baru bisa tertawa kali ini. "Iyeee."
"Kangen aku sama dia."
"Erisha yang muntah-muntah, Mond, ketemu lo terus!" timpal Rocki.
Raymond mengacungkan tinjunya. "Kau nggak tahu ya, aku ini Guardian Angelnya? Hah?"
"Apa? Guardian Angel?" Faris ikut-ikutan sambil menahan tawa.
"Nggak usah ketawa kau, Ris!"
Ale hanya tersenyum menyaksikan teman-temannya saling melempar candaan. Syukurlah obrolan ini tidak tentang dirinya dan Kina lagi. Ternyata Rocki, Raymond, dan Faris memilih untuk menyepelekan segala informasi tentang Kina. Baguslah kalau begitu.
KAMU SEDANG MEMBACA
50mm (35mm Sequel)
Teen Fiction35mm sequel. Ini tentang Adelardian Muda Gautama dan Erisha Annora