Chapter 2: Terpencar

344 16 2
                                    

Sebuah suara terdengar di seluruh dimensi turnamen.

"Halo semua, karena semuanya sudah sampai maka turnamen resmi dimulai. Kalian sudah tahu kan aturan turnamen ini. Oh ya sebagai tambahan, agar turnamen lebih seru maka kalian dibuat terpisah dari tim kalian. Karena kalian dipindahkan secara dadakan ke sini, mungkin kalian tidak akan tahu siapa anggota tim kalian. Jadi kalian cukup mencari orang yang kalian kenal, karena kemungkinan orang itu adalah tim kalian. Tapi karena peserta dapat berasal dari masa depan atau masa lalu dari waktu kalian, jadi mungkin juga kalian tidak mengenali mereka!" (Law of Identity)

Setiap peserta dipilih oleh Featherine, mengabaikan ruang dan waktu. Ada kemungkinan perserta bertemu dengan orang yang ada di masa depan dari dunianya. Contohnya Goku mungkin dapat setim dengan Bardock, Jonathan Joestar mungkin dapat setim dengan Jolyne Cujoh, dan semacamnya.

Koordinat 22634 33489-

Roronoa Zoro membuka matanya, dia melihat sekelilingnya dipenuhi oleh pasir pantai. Tidak jauh dari tempatnya berdiri terlihat lautan yang sangat luas.

"Ah, aku terpisah dari yang lain. Kira-kira aku dimana?" (Zoro)

Saat Zoro sedang bengong, seseorang berambut keriting menghampirinya. rambutnya berwarna silver-biru terlihat acak-acakan. Dia mempunyai mata seperti ikan mati, memiliki kulit putih dengan bentuk tubuh yang bagus.

Dia adalah Sakata Gintoki.

Mengendarai motornya dia menghampiri Zoro, tentu saja Gintoki memakai helm.

Dia turun dari motornya, berjalan ke arah Zoro.

"Oi oi, tuan samurai yang di sana! Kau tahu kita dimana? Aku tahu kita sedang di sebuah turnamen, tapi bukankah itu terdengar bodoh? Mana ada orang yang bisa menghancurkan Universe?" (Gintoki)

Setelah dia berpikir sesaat, dia mengingat tentang Shouyou.

"Eh, baiklah... Sepertinya memang ada orang seperti itu, aku kenal satu. Tapi yang bisa menghancurkan banyak Universe sekaligus, aku tidak tahu." (Gintoki)

Zoro menjawab Gintoki.

"Haa? Mana aku tahu ini dimana, tapi aku tahu bahwa kau itu musuh. Bagaimana jika kita 'berlatih' pedang?" (Zoro)

Zoro menyeringai ke arah Gintoki.

"Tu-tunggu! Pedangmu tiga, aku hanya punya satu. Ini tidak adil. Kau buang dua pedangmu, maka kita akan 'berlatih'. Lagipila aku hanya menggunakan pedang kayu!" (Gintoki)

Zoro menarik satu pedangnya.

"Baiklah aku hanya akan menggunakan satu, tapi aku tidak akan membuang sisanya." (Zoro)

Zoro melompat ke arah Gintoki, menebaskan pedangnya.

"Bisakah kau santai pak tua?" (Gintoki)

Gintoki menahan serangan Zoro, kedua pedang beradu. Diluar dugaan Zoro, pedang kayu milik Gintoki tidak terbelah.

"Sepertinya kayu itu khusus, hah?" (Zoro)

Zoro tersenyum melihat pedang Gintoki.

"Kuberitahu kau, pedangku ini adalah Zanpakutou!" (Gintoki)

"Zantatuko atau apapun itu, aku tidak tahu!" (Zoro)

Gintoki terus menghindari serangan Zoro.

"Jangan main-main! 720 Pound Hou!" (Zoro)

Gintoki mengambil telepon yang dia curi dari rumah Zenzo-

"Halo! Aku baru saja bertemu dengan kopian penggila mayones, suara mereka sama! Rambutnya seperti rumput laut!" (Gintoki)

Multiverse World TournamentWhere stories live. Discover now