EIGHT - Preett...🌜

24 3 1
                                    

Akhas keluar sambil menggandeng tangan seorang gadis kecil yang di perkirakan berumur 10 tahun.

Mereka berdua berjalan ke arah mobil sambil sesekali bersenda gurau.

"Lidya..." Panggil Akhas sambil membuka pintu mobil, Lidya menoleh.
"Ayo turun, kita makan dulu!" Ajak Akhas.

Lidya mengangguk lalu turun dari mobil Akhas.

Akhas berjongkok untuk mengsejajarkan tubuhnya dengan Lily, "Kamu mau makan apa?"

Lily tampak seperti berpikir, dia menggeleng lalu menarik tangan Akhas ke sebuah kedai es cream yang sangat ramai. Lidya hanya pasrah mengikuti keduanya.

"Bang, beli es cream aja ya," pinta Lily.

Lidya tampak tersenyum sumringah. Meski Akhas tidak peka, masih ada Lily yang bisa di andalkan.

"Iya, bener Khas, lagipula gue masih kenyang." Timpal Lidya.

Akhas pun menyetujui permintaan kedua kakak-adik itu, "Oke, ayo kita kesana!"

***

Seperti dugaan Akhas, dia sudah mengantri kurang lebih setengah jam hanya untuk mendapatkan 3 cup es cream yang begitu di idam-idamkan oleh Lidya dan Lily.

Kaki nya sudah pegal, jika bukan karena image nya di depan pacar dan adik pacar, Akhas akan menolak mentah-mentah permintaan seperti ini.

Sedangkan Lidya dan Lily enak-enakan duduk sambil cekikikan melihat Akhas yang menggerutu karena beberapa kali kena tikung pembeli lain.

"Bang Akhas lucu ya kak." Celoteh Lily sambil memperhatikan Akhas.

Lidya terkekeh, "Dia itu kadang lucu, ngeselin, romatis, jahat, pokoknya sikapnya berubah-ubah, kayak bunglon."

Lily tertawa mendengar penjelasan kakaknya, "Kalo besar, Lily mau punya pacar kayak Bang Akhas ah,"

Lidya tersedak ludahnya sendiri, dia lalu menyilangkan kedua tangannya dan menggeleng-gelengkan kepalanya, tanda tak setuju.

"Kenapa kak?"
"Jangan, nanti kamu nyesel."
"Nyesel kenapa? Kan Bang Akhas romantis."
"Romantisnya sedikit, jahatnya banyak."

"Bohong!" Bukan Lily yang mengatakan itu, tapi seseorang yang sudah berdiri di belakang Lidya sambil membawa 3 cup es cream.

Lidya menoleh ke belakang dan mendapati Akhas yang sedang memasang wajah datar. Lidya nyengir.

Akhas menaruh es cream itu di atas meja dan menduduki kursi yang bersebrangan dengan Lidya.

"Jangan percaya sama kakak kamu, Musyrik." Bela Akhas.

Lidya melotot, "Enak aja, kalo gak percaya sama gue, sama siapa lagi coba?"

"Ya sama gue lah, secara gue kan pacar yang baik." Akhas mulai menyombongkan diri, "Jadi, Lily harus cari pacar kayak gue."

Lidya memutar bola matanya malas, dia mengambil dua cup es cream dan menyerahkan salah satu es cream itu kepada Lily.

"Jangan di dengerin, orang gila lagi ngomong." Lidya memperingati Lily, Lily pun hanya tersenyum simpul.

Lidya mulai memakan es cream itu dengan keadaan tenang.

Akhas mengerucutkan bibirnya, menyebalkan sekali Lidya ini, bukankah Akhas memang pacar yang baik?

Akhas mengambil bagian es cream nya dan mulai memakannya dengan tenang.

***

Senin pagi. Lidya harus menyerahkan hasil observasi nya pada Pak Fedi. Dia belum menyelesaikan semua tugasnya karena kemarin dia pulang terlambat setelah di ajak muter-muter oleh Akhas.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 28, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DEWAPUTRITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang