SIX - Akhas Sengsara🌜

24 3 0
                                    

Karena ketiga murid langganan guru BK itu tidak kunjung kembali, Bu Evi menjadi singa yang kelaparan mendadak, dia pergi keluar kelas untuk mencari Akhas, Galih, Bara.
Sedangkan pelajarannya di biarkan terbengkalai.

Aih, yang benar saja.

"Tuh kan bener kata gue juga." Celetuk Marsha sambil menutup buku PKN tebalnya.

Lidya melirik Marsha, menaikan satu alisnya lalu mengangguk.

"Lo lagi marahan sama Akhas?" Tanya Marsha serius.

Lidya menggedikkan bahunya tidak tahu, "Mungkin sebentar lagi juga gue bakalan jadi mantannya."

"Kok gitu?"
"Ini kan udah lewat dari dua hari, Sha."

Marsha berpikir sejenak, benar juga apa yang dikatakan Lidya tadi.

"Lagian lo bisa-bisanya BAPER sama dia," Ucap Marsha.

Lidya menghela napas panjang, "Ya namanya juga cewek, gue juga gak tau, yang gue tahu, gue bahagia kalo deket sama Akhas."

Marsha menoyor kepala Lidya pelan, "Bucin lo!"

Lidya mengusap-usap kepalanya, "Biarin, Wleee." Ucap Lidya sambil mengulurkan lidahnya.

"Lo masih sama Rio?" Tanya Lidya memancing Marsha.

Marsha melirik Lidya sinis, "Ngapain bawa-bawa Rio?"

Lidya tertawa, Marsha selalu saja sinis jika menyangkut Rio, mantan pacarnya.

"Sama mantan itu harusnya temenan, bukan musuhan."

Marsha melotot, dia melirik Lidya seratus kali lebih sinis. "Heh, emangnya kalo lo jadi mantan si Akhas gila itu, lo mau temenan sama dia?"

Mampus!

"Ya, kalo bisa gitu, kenapa enggak?"

Alah bullshit!

"Oke, gue liatin nanti, lo bakal temenan atau musuhan sama si gila itu!" Marsha beranjak dari kursinya dan pergi keluar kelas.

"Heh, lo nge doa'in gue putus sama Akhas," Teriak Lidya sambil mengikuti Marsha.

Marsha berbalik dan menyeringai, "Bodoamat!" Lalu dia berbalik lagi meninggalkan Lidya.

Lidya diam di tempat, "Temen laknat." Gumamnya.

***

Akhas berjalan sempoyongan di depan gerbang sekolah, tubuhnya lemas tak berdaya setelah nongkrong bersama anak-anak Rangers yang kebetulan sedang bermain Thurt or Dare.

Flashback On.

"Hayo loh Khas kena!" Ucap Reynald.

"Gue gak takut, oke."

Akhas memilih Dare untuk menyelesaikan permainan, menurutnya Thurt itu tidak menantang, dan dia juga tidak suka jika privasinya di ganggu.

Rega menompang dagu dan mulai memikirkan dare yang cocok untuk Akhas.

"Gue tau dare yang cocok buat lo." Ucap Rega kegirangan.

Anak-anak Rangers yang lain pun menatap Rega penuh tanya, "Apaan?" Tanya Rio mewakili semuanya.

Rega menyeringai lalu tertawa, "Tunggu, gue mau nyari bahan-bahannya dulu."

Setelah itu Rega melesat pergi dengan penuh semangat.

"Perasaan gue gak enak," Gumam Akhas.

DEWAPUTRITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang