Who?

70 6 0
                                    

To make the story need an interesting plot.

_

"Syahra gak selamat kali ini" Ucapan Dimas tadi terdengar oleh salah satu teman dikelasnya yang duduk didekat mereka sebelumnya, cowok itu adalah Rega salah satu teman Riyo. Tentu saja Rega mendengar semua yang dibicarakan oleh Malik dan teman-temannya karna duduk berdekatan dengan mereka. Riyo terlihat berpikir sejenak dan mengambil handphone di kantong celananya, mengetikkan sesuatu disana dan setelah itu tersenyum sinis, ia mengembalikan handphonenya ditempat semula dan berjalan menuju kantin.

Sementara itu, Malik tiba didepan kelas IPA1 dan mengedarkan pandangannya untuk mencari orang yang baru saja berurusan dengannya dikantin tadi. Melihat target tidak ada ditempat, Malik memanggil salah satu teman sekelas Syahra yang diketahuinya bernama Liza. "Woii Liz lo liat Syahra?"

"Dia pulang duluan Mal, katanya ibunya masuk rumah sakit" Ucap Liza hati-hati takut salah bicara.

"Fara sama Nisa?"

"Mereka ikut nganterin, soalnya Syahra tadi gak bawa kendaraan sendiri"

"Oke" Satu kalimat dari Malik itu mengartikan jika Liza sudah tidak perlu memberikan info apapun lagi. Diliriknya tiga temannya yang sama-sama menampilkan ekspresi bingung dengan tujuannya kemari. "Gue cuma mau ngasih sedikit pelajaran aja, tapi karna target lagi ada masalah jadi gue urungin. Kalian gak usah cemas, dia itu cewek gak bakal gue apa-apain" Ucap Malik. Kata terakhir Malik yang "Dia itu cewek gak bakal gue apa-apain" kata itu membuat Dimas bersuara.

"Terus dua bulan lalu lo apain Syahra sampai gak masuk dua hari? Beneran gak lo apa-apain kan Mal?". Dua bulan lalu, Syahra dan Malik terlibat cekcok yang cukup serius dikantin. Malik membawa Syahra kedalam kelasnya dan menyuruh semua anak yang ada didalam kelas keluar. Pintu dibiarkan terbuka agar tidak ada yang salah paham namun anak-anak dilarang melihat apa yang terjadi. 10 menit kemudian, Malik keluar dengan santai melewati teman-teman sekelas Syahra, tidak berapa lama Syahra juga keluar namun dengan mata agak sedikit berair, temannya menyimpulkan jika ia habis menangis. Besoknya Syahra tidak masuk sekolah selama dua hari. Teman-temannya ingin menanyakan apa yang sebenarnya Malik lakukan kepadanya, namun syahra mengelak setiap kali pertanyaan itu dilontarkan temannya kepadanya. Bahkan Nisa dan Fara tidak mengetahuinya.

"Cuman gue kasih sedikit bumbu penyedap rasa aja biar enak, hahahaha" Ucapan Malik diakhiri dengan tawa jahatnya. Didi sampai tak berani membayangkan apa yang dilakukan Malik kepada Syahra dulu hingga Malik tega membuat Syahra tidak masuk sampai dua hari lamanya. "Cabut kuy" Kata Malik. Mereka pun kembali kekelas. Saat Malik berjalan ingin kekelas, ia merasakan ada yang bergetar di kantong celananya, ia mengambil handphone dan melihat ada satu chat dari nomor tidak dikenal.

+6283143****

"Jangan sok jadi jagoan"

"Siapa lo?"

Malik berhenti, keningnya mengerut melihat chat yang masuk ini, ia coba melihat profil WhatsAppnya tidak ada nama dan tidak ada foto profil. Malik mencoba menebak-nebak siapa orangnya namun gagal. Tak lama pesan balasan pun masuk.

"I am your admirer"

"Who are you?

Admirer? Malik seperti pernah mendengar kata ini diucapkan oleh seseorang, namun Malik lupa siapa orang itu.

Sedetik

Dua detik

Tiga detik

Read

Dear NightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang