keempat

70 9 0
                                    

(Aku mau nge rekomendasiin dipart ini kalian bacanya sambil dengerin lagu [Bunda-Melly Goeslaw] ya biar makin terasa aja)

.
.
.
[Part ini Galih nya lagi senang teman-teman]

Hari ini adalah hari yang spesial untuk Galih, setelah 3 tahun bersekolah dibangku SMA sekarang waktunya Galih merayakan hari kelulusannya.

Iya ini hari kelulusan Galih, hari spesial baginya tapi tanpa kehadiran sang Ibu.

Sedih dan senang tercampur aduk pada perasaan Galih sekarang. Senang karena kelulusannya adalah hal yang ditunggu oleh almarhumah ibunya dan sedih karena dihari yang diinginkan oleh ibunya tapi ibunya tidak hadir disampingnya.

Kelulusan seorang Galih adalah hal yang sangat diharapkan dan diinginkan oleh sang Ibu. Ibunya yang selalu mendukung dan mensupport Galih untuk sekolah agar ia bisa lulus sekolah dan menjadi yang terbaik.

Sekarang, semua yang diharapkan dan diinginkan ibunya telah dipenuhi oleh Galih. Saat ini jugalah yang diharapkan Galih agar bisa membuat ibunya bahagia.

Namun, pada hari kelulusan Galih saat ini tanpa kehadiran sang ibu. Seusai pulang merayakan hari kelulusan, Galih duduk di kamar dan membuka semua album-album masa kecilnya dengan sang ibu.

Semua kata-kata yang pernah diucapkan oleh sang ibu untuknya kini mulai teringat. Sambil membuka foto-foto kecil dengan ibunya sambil Galih mengingat kata-kata dari sang ibu.

Lembar demi lembar ia buka, dilihat, dengan perasaan yang terlarut dalam kesedihan. Kata demi kata yang teringat dan terucapkan dari dalam hati Galih, membuatnya meneteskan setetes demi setetes air mata.

[Flashback kata-kata yang diucap oleh ibu Galih]

"Galih, sekarang ayah sudah tidak ada, ibu ingin sekali Galih menjadi yang terbaik untuk ibu dan Hani"

"Nak, ibu harap kamu bisa lulus dan menjadi yang terbaik"

"Nak, cepat tumbuh besar, dan belajarlah dengan benar, ibu ingin melihat kamu lulus dari masa-masa sekolah mu"

"Nak, ibu sayang padamu"

"Galih, jangan lupa ibadah ya nak, banyak doa, doa kan ibu dan ayah agar bisa membuat Galih dan hani senang"

"Nak, dokter bilang ibu tak akan hidup lama lagi, jika ibu tidak ada, belajarlah dengan benar, jagalah Hani, buat ibu dan ayah tenang disisiNya"

[Flashback off]

Tak lama, Galih melihat selembar kertas diatas meja Galih yang telah berdebu. Ternyata sebelum Ibunya meninggal, ibu menuliskan beberapa kata dikertas itu.

Teruntuk anakku Galih Pradanata, nak, ibu harap kamu membaca surat ini sayang, Galih, sekarang kamu sudah besar, kamu sudah sma dan sebentar lagi lulus. Ibu ingat, waktu kamu masih kecil, manja, suka bermain, disukai banyak orang karena sifat mu yang baik itu nak, ibu ingat saat kamu ingin memasuki bangku SD, kamu sangat takut ditinggalkan oleh ibu, kamu tidak mau bersekolah kecuali dengan ibu. Sangat senang ya nak, bisa mengingatnya kembali. Sekarang ibu harap, kamu bisa menjadi lelaki yang teguh dan pemberani agar bisa menjadi pemimpin di akhir kelak. Maafkan ibu ya nak, gk bisa ngerawat kamu sepenuhnya, maaf kalau ibu bikin kamu dan adikmu susah. Jaga adikmu dan dirimu dengan baik nak, jadilah lelaki yang sukses.

Teruntuk: Galih Pradanata.

Kata demi kata ia serap di hatinya. Galih menangis, melihat surat yang ditulis oleh ibunya untuknya.

Galih benar-benar rindu ibunya, Galih sangat ingin ibunya disampingnya. Dalam hati Galih berbicara sambil menangis.

"Ibu, ini anakmu bu, Galih Pradanata, bu, sekarang Galih sudah lulus ibu bahagiakan disana? Ibu tenangkan disana?, bu Galih kangen ibu, Galih ingin pelukkan hangat mu buu. Ibu dengarkan ucapan Galih? Ibu, Galih kangen bu. Ibu dengar kan bu ibu tau kan apa yang Galih ucapkan meski dalam hati. Ibu terimakasih bu atas semuanya, semoga ibu tenang dialam sana."

Bunda-Melly Goeslaw

Kubuka album biru
Penuh debu dan usang
Kupandangi semua gambar diri
Kecil bersih belum ternoda

Pikirku pun melayang
Dahulu penuh kasih
Teringat semua cerita orang
Tentang riwayatku

Kata mereka diriku selalu dimanja
Kata mereka diriku selalu ditimang

Nada-nada yang indah
Selalu terurai darinya
Tangisan nakal dari bibirku
Takkan jadi deritanya

Tangan halus dan suci
Telah mengangkat tubuh ini
Jiwa raga dan seluruh hidup
Rela dia berikan

Kata mereka diriku selalu dimanja
Kata mereka diriku selalu ditimang

Oh, bunda ada dan tiada
Dirimu 'kan selalu ada di dalam hatiku

Pikirku pun melayang
Dahulu penuh kasih
Teringat semua cerita orang
Tentang riwayatku

Kata mereka diriku selalu dimanja
Kata mereka diriku selalu ditimang

Oh, bunda ada dan tiada
Dirimu 'kan selalu ada di dalam hatiku.

Hai semuaaa
Maaf ya kalau ceritanya biasa aja.
Jgan lupa vote dengan cara pencet tombol "⭐" Yaaa.
Thanks🙌💖

GALIH || semangat.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang