Setelah pulang dari rumah sakit ibu Galih sangat ingin menemui nakam ayahnya. Disana, Galih, ibu dan adiknya berdoa agar Ayahnya ditempatkan ditempat yang terbaik.
Selesai pulang dari makam mereka memutuskan untuk pulang kerumah karena ibunya butuh istirahat. Memang, rumah yang sekarang jauh beda dengan rumah mereka yang dulu, rumah yang sekarang tergolong pas-pasan, walaupun itu mereka tak pernah lupa untuk bersyukur.
Keesokan harinya, ibu Galih mulai melakukan aktivitas seperti biasa, mencuci, memasak, beberes rumah dan yang lain. Galih dan Adiknya pun diharuskan sekolah, meskipun Galih yang kini tidak ada semangat juga memaksakan harus sekolah demi ibunya.
Sepulang sekolah Hani membantu ibunya berjualan didepan rumahnya. Disaat ibu dan Hani berjualan hanya Galih yang terdiam, Galih hanya menatap awan-awan malam menatap dengan seolah-olah dia tidak ada apa-apa. Hani yang melihat sang kakak pun khawatir akan keadaan kakanya yang sekarang. Galih sungguh berbeda, membuat semua orang terdekatnya menjadi bingung akan ia yang sekarang.
Tapi apa boleh buat, Galih benar-benar sudah tidak bisa diberi nasehat lagi, dia hanya pada pendiriannya, berdiam diri, tidak banyak tingkah dan tidak banyak kelakuan. Mereka tau penyebab Galih seperti itu adalah kehilangan sang Ayah pada saat ia sangat membutuhkan ayah disisinya.
Galih adalah sosok yang sangat dekat dengan ayahnya, apapun yang ia lakukan demi membanggakan sang Ayah. Menurutnya ayahnya adalah motivasi untuknya, contoh untuk seorang Galih, dan pahlawan bagi Galih.
Seminggu kemudian, ibu Galih jatuh sakit, sakit yang dialaminya kambuh, benar-benar parah. Mereka membawa ibunya ke rumah sakit di rumah sakit dokter memprediksi bahwa umur ibunya tak akan lama lagi.
Hani dan Galih benar-benar jatuh, mereka bingung apa yang harus mereka lakukan, sementara doker telah memprediksi bahwa ibunya tidak akan hidup lama lagi.
Di luar ruangan, ada Galih dan Hani yg sedang menunggu kepastian dari dokter tentang ibunya. Beberapa saat kemudian dokter keluar dari ruangan, namun sangat disayangkan, ibu Galih tidak dapat diselamatkan. Galih dan Hani benar-benar terpuruk, jatuh, sedih, dan benar-benar bingung harus bagaimana lagi.
Galih seperti seseorang yang tidak punya hidup lagi, ia telah ditinggalkan oleh dua orang yang sangat ia cintai. Sekarang hanya Hani adik tersayang yang masih ia punya.
Sekarang mayat ibunya telah sampai di kediaman rumah Galuh yg sederhana. Semua kerabat dan keluarga ramai mendatangi rumahnya untuk turut berbela sungkawa atas kepergian ibu Galih. Semua keluarga berusaha menenangkan Hani dah Galih yang sedaritadi menangis disamping mayat ibunya.
Sekarang tinggal Galih dan Hani yang ada di rumah yang sangat sederhana itu. Hani melanjutkan pekerjaan ibunya yaitu berdagang, sementara Galih ia melanjutkan sekolahnya tidak dengan semangat ataupun niat.
.
.
.
.
Penasaran gmn selanjutnya? Tunggu aja di next nya ya gais.
Jangan lupa vote dengan pencet tombol bintang⭐

KAMU SEDANG MEMBACA
GALIH || semangat.
CasualeG A L I H 'hidup itu se-sederhana itu' secara gak langsung, ucapan itu munafik dan bohong adanya.