#9

7.1K 340 19
                                    

Oke author kombek.
dah lama ndak up.
Akhirnya, up juga

Happy reading guys
.
.
.
.
.
.

.
.
.
.
.
.

****

kita masuk dan ngalahin sekitar 15 an boddy guard

brak

brak brak

dor dor dor

****

semua penjaga di depan telah di lumpuhkan.
Sekarang gue dan tim mau masuk ke ruangan bosnya yang ada di lantai 10 gedung kosong ini.

kita dengan posisi siap, salah satu senior langsung ngedobrak pintu dan di sana dia langsung di todong pake pistol. sekitar tujuh orang an.  Dan si bos mereka duduk dengan santainya. Dan saat gue liat di belakang sana ada pintu terbuka. gue langsung muter buat masuk lewat pintu belakang itu.

saat dah sampe dendan sigap gue langsung menodongkan pistol biru kebanggaan gue ke kepala si bos.

"To....longg.." - pekik si bos tertahan

spontan para bodyguard nya langsung noleh ke dia. betapa kagetnya mereka melihat sang bos yang nyawanya di ujung tanduk. dan gue cuman senyum manis saja.

"SEA!"- ujar mereka kompak

"To..long lepas..kan saya... berapa pun.. akan saya bayar.." - pinta sang bos, Melas kali.

"Ngebunuh lo itu bukan tugas gue"- Jawab gue enteng.

Lalu terdapat titik cahaya merah di dahi sang bos.

"What!!"- pekik tertahan beberapa bodyguard suruhan sang bos

Prang!

Dorr!!

Bruk..!!

suara tembakan terdengar bersamaan dengan jatuhnya tubuh sang bos.
tembakan itu berasal dari gedung sebelah di sana terdapat Lexa dengan senjata laras panjang. Lexa menyeringai kecil melihat hasil kerjanya.

gue memberi tanda pada tim untuk segera meninggalkan gedung.

Gue langsung melempar granat mini dan langsung pergi dengan meloncat dari gedung melalui kaca yang tadi sudah pecah.

"Mission Complate"

someone pov

Laki laki dengan baju sma yang masih melekat di tubuh atletisnya. Juga dengan wajah datar seolah dia tidak pernah tersentuh.

drt drrrttt

Di angkat panggilan telphone itu.

"Hmmm"

"..."

"Baik, lakukan 4 hari lagi "

"..."

"datang"

"..."

"Terserah"

tut

Panggilan di matikan secara sepihak oleh laki laki itu.

lalu dia melirik jam tangan hitam mahalnya dan berlalu.

Entah apa yang akan ia lakukan empat hari lagi.

****

Author pov

3 hari kemudian,

saat ini Reen telah sampai di mension nya. segeralah ia masuk.

"YUHUU.... REEN PULANG"

prang..!!

dubrak!!!

meong..!!!

Suara Laureen yang membahana mengaggetkan kucing milik tetangga depan sampai terjatuh dari genting. sungguh malang orang yang mendengar teriakan Laureen.

"astoge Reen lu napa treak treak sih. ini tuh bukan hutan tau"- Cecar Zahra.

"Aish, anak sendiri baru pulang langsung di marahin, ngajak... ups"-Hampir aja Reen keceplosan mau bilang 'ngajak beramtem'. kalo itu terjadi. OMG hellow, bisa bisa Reen mendapat khotah siang sampe malam.

"Ngajak apa!?!?"- Tanya Zahra sambil menatap Reen dengan tatapan mengintimiasi

"Kaga, he..he.."- Jawab Reen sambil nyengir nyengir

"Aduh Reen, Mom kangen"-Ujar lembut Zahra sambil peluk erat Reen. dan Reen hanya meringis kecil seperti menahan sakit

"Eh, ada yang sakit. Reen luka apa?" - Zahra kawathir sampai memutari tubuh Reen untuk mengecek apa ada yang kurang.

"Aish paan sih mom cuman luka sedikit"

"Emang yang luka mana aja?"- Tanya Zahra

"Cuman luka jahit di perut ama bahu kiri juga lebam di pergelangan tangan kanan"- Jawab Reen sambil nyengir.

****

Keesokan harinya

Saat ini keluarga Xandrian tengah sarapan pagi. selesai sarapan,

"Eh iya hon, kemarin kita mo tanyak. tapi lo dah tidur"- Ujar Alvin tiba tiba

"Tanya apaan?"- Saut Reen yang tengah memainkan hp nya

"Gimana misi lu kemaren?"- Tanya Alvan yang tengah menyetir mobil. ya, sekarang mereka dalam perjalanan ke sekolah.

" B aja sih"

"Ada yang luka?"- Tanya Alvin dengan sedikit khawatir

"cuman luka kecil"

"mana yang luka?"- Tanya Alvan dan Alvin kompak

"Udah nggak papa kok bang. tenang aja"- Ucap Reen menenangkan ke dua kakaknya itu agar tidak terlalu khawatir dengan keadaannya.

"Dek kamu yakin masuk sekolah"- Tanya Alvan  dan di angguki oleh Alvin

"pasti"- Jawaban mantap Reen membuat kedua kakaknya menghembuskan nafas pasrah.

sebelum sampai di gerbang sekolah Reen minta di turunkan 20 meter dari sekolah. Awalnya kakak kakaknya itu menolak. namun dengan seribu penolakan dari kakak kakak nya Reen asa seribu satu alasan untuk menyakinkannya.
Dan kakak kakaknya itu hanya pasrah saja mengikuti kemauan Reen kalo tidak bisa bisa Reen marah dan tidak mau berbicara pada mereka dua hari dua malam. dan itu sungguh menyakitkan. Terlalu mendramatisir memang tapi mau gimana lagi kalo udah sayang apa lagi bersangkutan dengan keluarga sendiri pasti di turuti aja. asalkan itu memang keputusan yang baik. ya nggak readers?.

****

Saat ini Reen sudah ada di dalam kelas.
Ia pasti ke sepian karena para sohib nya tengah di rawat di rs karena mendapat luka yang cukup parah dan itu perlu di rawat.

awalnya Reen itu juga harus di rawat di Rumah Sakit, namun karena dia memaksa untuk pulang, akhirnya di bolehin pulang asal dia istirahat cukup juga tidak terlalu banyak gerak.

"Reen kok kamu ngelamun aja?"-Tanya Nana yang sedang membaca buku teralihkan saat melihat Reen yang tengah melamun. masih ingat Nana? teman sebangku Reen

"eh, nggak kok" - Reen sambil mengusap tengkuknya.

"oh yaudah. oh ya aku mau tanyak boleh?" - tanya Nana  dan di jawab anggukan kepala oleh Reen.

.
.

.
.
.
.
.

.
.
.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Nana mao nanyak apa ya?

baiklah tunggu kelanjutannya ya

juga maaf di part ini wordnya sedikit author lagi cape soalnya.

so,
see you guys

yanisArian

FAKE NERD IS BAD GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang