#17

5.4K 255 34
                                    

NAH GUYS, GW UDAH MUTUSIN, BAHWA GW AKAN NGELANJUTIN NI CERITA.

BIAR NGGA LUPA, KALIAN VOTE DULU PART INI

UDAH GITU AJA SI
SEKIAN,

Happy Reading

🍁🍁🍁

Sekarang Laureen berdiri di depan beberapa orang yang memakai seragam berwana hitam. Lalu tak lama salah satu di antara mereka melangkah kedepan mendekati Laureen.

"Nona BE, saya mewakili anggota lain, meminta maaf atas sikap kami barusan. Kami sungguh tidak tau kalau itu anda" Ujar salah satu penjaga itu dengan sopan.

"Tidak masalah, bagi yang terluka segera obati luka kalian. Sekarang kalian boleh bubar"

"Terimakasih Nona"

Laureen mengangguk. Para penjaga itu mengundurkan diri.

"Maaf, atas ketidak nyamanan nya Nona" Ucap seorang lelaki di belakang Laureen.

Laureen mengembalikan badan nya.
Menatap orang itu dengan menaikan satu alisnya. "Gaya lu sok sopan" Ujar Laureen sambil mendorong pelan bahu orang itu.

"Yeh_- "

"Sudah-sudah, ayo ke gudang penyimpanan senjata"

Mereka berdua melangkahkan kaki melewati lorong-lorong, sesekali anak buah Laureen berhenti dan menunduk atau tersenyum saat melihatnya melewati mereka. Dan Laureen akan hanya membalasnya dengan menganggukan kepala.

Setelah sampai di depan pintu gudang, beberapa penjaga menyingkir memberi jalan. Damian -lelaki yang bersama Laureen- itu menempelkan telapak tangan nya pada alat pemindai DNA. Hanya orang-orang penting dalam mafia The Danger yang DNA nya telah terprogram pada alat itu.

Mereka masuk, dan mulai mengecek.
Persenjataan telah lengkap, setelah mengecek, Laureen dan Damian keluar dari gudang penyimpanan.

🍁🍁🍁

Di sebuah halaman rumah mewah, terdapat seorang gadis yang tengah berdiri di bawah pohon yang rindang.

Ia terlihat berfikir keras sampai membuat dahinya mengernyit bingung. Tak lama ia mengambil ponselnya untuk menghubungi seseorang.

"..."

"Iya,"

"..."

"Jan lupa lu bawa"

"..."

"Bawa anak-anak sekalian"

"..."

"Kita kepung saja dia"

"..."

"Nah, bener juga lu yah"

Sampai suara seseorang memanggil gadis itu, membuatnya menghentikan aktifitasnya.

"Sudah ya, kita jalankan rencananya besok"

Tut

Panggilan terputus dan gadis itu segera menuju sumber suara yang memanggilnya barusan.

"Lihat saja apa yang akan gue lakuin ke lu" Batin gadis itu.

🍁🍁🍁

Di waktu yang sama namun di tempat yang berbeda, seorang gadis dengan setelan serba hitam tengah duduk manis di sebuah kursi dengan  menaikan satu kaki ke atas meja.

Ruangan itu Luas, dengan pencahayaan yang redup. Dan gadis itu suka dengan suasana hening dan menenangkan itu.

Dengan tatapan angkuh ia mulai menghisap rokok yang terselip di antara jemari lentiknya. Lalu ia menghembuskan asap rokok itu secara perlahan. Hal itu dilakukan berkali-kali.

Kegiatan nya itu terganggu saat seseorang berjas hitam masuk ke ruangan nya. Earphone tergantung di pundak lelaki itu.

"Ada apa?" Tanya gadis itu sambil membuang putung rokoknya dan menurunkan kakinya dari atas meja.

"Maaf telah mengganggu waktu istirahat Nona" Ujar lekaki itu dengan sopan dan hanya di balas anggukan oleh si gadis. Lelaki itu melanjutkan "Kami telah memasang semua alat-alat itu ditempatnya. Yang pasti di tempat keramaian yang memungkinkan nya bisa mudah menyerah"

"Kerja bagus, kita serang tiga hari lagi" Ujar gadis itu sembari menyeringai kejam. "Kau harus mati di tangan ku" Batinnya

🍁🍁🍁

Keesokan harinya

Laureen seperti biasa telah berpenampilan ala nerd nya. Ia berjalan melewati lorong-lorong kelas. Sudah banyak murid yang berdatangan, karena yah, karena Laureen berangkat sedikit kesiangan karena tadi ia harus mengurus sesuatu yang penting.

Sampai seseorang dengan sengaja menyenggol bahu kanannya yang membuat nya hampir terjungkal kedepan. Laureen membenarkan letak kaca mata nya yang sempat melorot, lalu beralih menatap datar orang yang sengaja menabrak nya itu.

"Mangkannya kalau jalan jan di tengah-tengah jadi ketabrak kan" Ujar seorang siswi itu.

Laureen tak mengindahkan kata-kata itu, ia mulai kembali melanjutkan jalan nya.

Siswi yang merasa tak diperdulikan oleh Laureen itu kembali bersuara.

"Anjing, songong banget lo yah"

Dan lagi-lagi Laureen tak menanggapinya. Lalu tiba-tiba Laureen telah di hadang oleh tiga orang siswi, pakaian yang di kenakan siswi-siswi itu sama dengan yang di pakai oleh siswi yang menabrak Laureen tadi. Dengan dua kancing atas yang terbuka, rok spam sepuluh senti meter di atas lutut dan make-up yang berlebihan.

"Minggir" Usir Laureen pada ke tiga siswi itu. Ke tiga siswi itu malah tertawa renyah menanggapinya.

"Wohoho, tidak semudah itu bitch" Ucap salah satu diantara mereka

Laureen yang mendengar kata bitch dari gadis itu hanya menaikan satu alis, bitch teriak bitch, pikir Laureen.
Yang berpenampilan bitchy siapa, yang di katain siapa, dasar.

Laureen hanya menatap jengah ke tiga orang di depan nya. Lalu tiba-tiba tangan kiri dan tangan kanannya sudah di pegang erat oleh dua dari tiga siswi itu, mereka menggiring Laureen menuju tengah lapangan. Laureen menaikan satu alisnya, apa yang mereka lakukan, pikirnya.
Lalu tak lama ia hanya mengedikan bahu tak peduli dan mengikuti permainan para siswi itu.

FAKE NERD IS BAD GIRL

___________________________

Nah hayo,

Siapakah gadis yang di halaman rumah?

Siapakah gadis yang berada di ruangan gelap?

Yang bisa jawab ayo

:v

Maaf jika terlalu pendek

Komen jan lupa yah

Btw nih ya, aku kalu mo up FNiBG akan aku umumin di work ku yang

"About Me"

Yang mao baca silakan
Muehehe

Yang ngga juga ngga pa pa
:v

Sekian,

Yanisarian
2019,

FAKE NERD IS BAD GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang