🌻 Four 🌻

3.6K 237 0
                                    

Happy reading...

—————

Ketika Luna sampai digudang dia melihat Harry yang sibuk mendata bahan - bahan. Harry seharusnya bekerja dibagian manager restoran bukan disini lantas apa yang dia lakukan disini?

Harry Wilson, Pria berambut cokelat terang berwajah tampan dan lajang. Sejak Bethany mempertemukan mereka untuk urusan pekerjaan. Luna dan Harry menjadi sering bertemu. Harry yang ramah dan Luna yang periang, usia mereka juga tidak terpaut jauh sehingga mereka bisa berteman akrab saat ini.

"Mr. Wilson? Sepertinya aku mendapat bantuan disini" Luna mendekati Harry. Sang empunya nama pun menoleh.

"Kau benar kau mendapat bantuan dari pangeran tampan ini, " Harry terkekeh.

"Pegawai yang mengurusi pemasok izin hari ini. Karena sekarang pekerjaanku luang, jadi aku ikut membantu. Hari ini benar - benar sibuk bukan?" Terang Harry.

"Kau benar hari ini kita sangat sibuk, baiklah sekarang waktunya bekerja! Semangat!" Luna mengepalkan tangannya semangat. Harry tersenyum.

"Selagi aku mendata dan mengurusi pasokan yang lain. Kau memindahkan kantong yang sudah ditandai itu ke trolly satu persatu agar kau tidak terlalu berat. Bisa kan?" ucap Harry.

"Tentu." Luna melihat ada empat kantong yang berukuran sedang berisi buah - buahan dan bahan lainnya.

"Satu - persatu ya hmm.. baiklah." gumam Luna berpikir.

Bukannya mengambil kantong per kantong Luna malah meraih satu persatu buah dan memindahkannya membuat Luna berlalu - lalang kesana kemari.

Harry yang sedang fokus mendata dengan pulpen ditangannya merasakan siluet Luna yang sedari tadi berjalan berlalu - lalang didepannya menganggu konsentarsi Harry. Gadis itu kan hanya memindahkan beberapa kantong tapi mengapa terlihat begitu kerepotan? Harry membatin.

Harry mendongak kearah Luna yang sedang memindahkan buah sembari bersenandung dengan ceria layaknya anak kecil. Harry meletakkan pekerjaannya, menggelengkan kepalanya melihat tingkah gadis itu.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Harry melipat tangannya didepan dada. Luna menoleh dengan menggenggam sebuah apel ditangannya.

"Aku? Aku kan sedang melakukan apa yang kau suruh memindahkan semua ini satu persatu." Luna menunjukkan sebuah apel ditangannya.

"Kantong per kantong Luna bukan buah per buah," ujar Harry gemas mencubit pipi Luna.

"Aww.. mengapa kau tidak bilang huh," gerutu Luna, ia mengusap bekas cubitan Harry.

"Kau saja yang terlalu bodoh dan lemot," Luna mendengus mendengar Harry.

"Tapi kau ada benarnya terkadang aku memang sedikit lemot," kata Luna, mengingat dirinya yang selalu ceroboh.

"Tidak sedikit tapi banyak," tukas Harry. Mereka pun tergelak tertawa bersama. Dan menyelesaikan pekerjaan tersebut bersama.

🌻🌻🌻

"Mr. Lee bahan - bahan ini aku simpan dimana?" tanya Luna ketika sampai didapur.

"Luna akhirnya kau sudah datang sudah letakan di rak samping frezzer, oh selamat pagi Mr. Wilson," ucap Mr. Lee menyadari Harry yang berdiri disamping Luna. Ia mengangguk melaksanakan perintah Mr. Lee.

"Bagaimana semua sudah siap?" tanya Harry.

"Sudah siap semua Mr. Wilson, kita tinggal menyiapkan sambutan," jawab Mr. Lee. Harry mengangguk.

Pretty Sunflower (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang