11. Spring Ring

317 62 11
                                    

Penghujung musim semi di New York, menjelang hari Park Chanyeol meraih gelar wisudanya.

Chanyeol menyentuh rambut yang ia cat pirang dua minggu lalu, ia teringat lagi dengan kekalahan ke 23 kalinya dari Chris dan menyebabkan ia harus berjanji untuk membuat rambutnya pirang dan memanjangkan hingga satu hari sebelum hari-Hnya. Ah.. ia harusnya meningkatkan kemampuan bela dirinya dari pada terus-terusan belajar, apalagi ia tak pernah menyukai bisnis meski kini ia telah menuntaskannya.

Setidaknya, Chris juga membuat rambutnya botak karena kalah dari saat mereka berlatih tembak kemarin. Chris merupakan teman juga lawan, anak yang dibesarkan ayahnya itu kini ikut hidup bersisian dengannya. Ia tak pernah mengeluh akan hal itu, sebab ia juga menyukai Chris dan menganggapnya kakak laki-lakinya sendiri. lagi pula Yoora tidak bisa diajak bermain bola atau bermain robot-robotan bukan?

Ia percaya pada Chris meski ia baru mengenal lelaki itu saat ia tiba New York dan kuliah di sana. mengajari Chris yang ingin belajar bahasa korea dan sebaliknya, Chris juga membantu Chanyeol berbahasa inggris dan mandarin, mengingat Chris memiliki darah blasteran. Chris adalah tempat pertama saat Chanyeol butuh bantuan dan menyimpan rahasia. Bahkan tempat ia menyimpan hal yang tak bisa ia simpan di rumahnya sendiri.

Ia kembali menekan interkom apartemen milik Chris, setelah 3 kali menekan dan tak kunjung dibuka oleh pemiliknya. Ia meraih ponsel untuk menelepon Chris yang mungkin saja sedang tertidur atau mungkin tak berada di sana.

"Kau sudah datang?"

Chanyeol menoleh, dan menemukan Chris dengan menenteng plastik berisi makanan dan ice americano untuk mereka. Ia tersenyum, lalu mengambil alih kopi tersebut dan menyilakan Chris untuk membuka pintu.

"Kau tahu, hampir dua jam aku menunggumu di lobi, kau dari mana saja, heuh?"

Chris memutar bola matanya, "Tentu saja dari minimarket, kau lihat bawaanku?"

"Selama itu?kau membelinya di ujung kota atau bagaimana?"

"Sudahlah, yang penting aku masih menerimamu di apartementku, atau kau mau ku tendang saja sekarang keluar, heuh?" Chris menaruh sebuah kotak dan meletakkan gitar hitam di sofa. "Kau seperti Ms. Violet yang mengomeliku kalau aku pulang mabuk-mabukan."

Chanyeol tergelak, Ms. Violet adalah wanita separuh baya yang tinggal di lantai dua di bangunan ini. ia sering sekali mengome Chris, setiap Chris pulang tengah malam setelah mabuk dan selalu salah apartement, dan membuat keributan di depan apartementnya.

"Kau jadi pulang ke Korea setelah hari wisudamu?" Chris yang tengah menyiapkan makanan di meja bar bertanya, Chanyeol yang tadi sibuk membuka kotak dengan kertas-kertas yang ada di dalamnya hanya melirik sekilas dan bergumam mengiyakan. "Tuan besar setuju?"

Chanyeol menghela nafas. "Aku belum mengatakannya, dia pasti tidak setuju. Aku berniat ingin pergi diam-diam saja."

"Kau gila? Kau bisa mati jika ayahmu tahu kau pergi tanpa izin." Seru Chris tak setuju.

Chanyeol tersenyum lebar. "Kan ada kau. Ayahku lebih menyukai kau dari pada aku, pasti ia mau mendengarkanmu. Bilang saja aku tengah refreshing ke Phuket, atau Bali dengan teman-temanku. Hanya seminggu. Tak lama."

"Tapi tetap saja..."

"Brother, tolong aku sekali ini saja. Aku harus ke makam ibuku, setidaknya untuk yang terakhir kalinya. Aku akan memanjangkan rambutku dan tetap membuatnya pirang seperti yang kau mau meski aku membencinya. Semuanya... apapun yang kau inginkan."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 22, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kissing the SpringTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang