8. Harmony of Spring

315 68 6
                                    

"Kalian tahu berita yang beredar akhir-akhir ini?"

Suara cempreng Namjoo memecah hening di meja sudut kafe, seraya meletakkan nampan berisi beberapa kue dan kopi ia mengambil duduk dengan wajah serius. Spontan saja Eunji dan Bomi mengalihkan perhatian mereka dari ponsel mereka masing-masing.

"Apa? Jangan lagi tentang cinta pertamamu itu." sambut Bomi dengan ekspresi datar.

"Dia akan menikah bulan depan, heuh?" Timpal Eunji, tangannya mencomot satu cookies dan melahapnya.

Namjoo hanya memutar bola matanya, bosan. "Berhentilah membawa-bawa penguin tercintaku itu, plis. Bukan, bukan tentang dia."

"Jika tidak ada gosip terbaru, seperti tidak ada Namjoo disini." Celetuk Chorong yang baru tiba.

"Tentu saja. Kalian berharap info dari siapa lagi jika bukan dariku?" Jawab Namjoo membanggakan diri. "Eunji Eonni hanya tahu ruang kerja kantor dan kamarnya di Seoul ini. Bomi Eonni juga seperti itu. tempatnya kalau bukan di Radio, Kafe Chorong Eonni, Apartement Eunji Eonni, atau tidak ya, rumahku. Dan Chorong Eonni, sepertinya aku tak perlu menjelaskan dimana ia menghabiskan waktu 24 jamnya dimana saja, bukan?"

Ketiga orang yang Namjoo sebutkan tadi hanya menghela nafas kesal. Bahkan Bomi dan Chorong mengerutu yang hanya disambut tawa oleh Namjoo.

"Jadi kau hanya mau menyampaikan itu? itu informasinya?" Eunji bertanya sarkastis.

"Aniyo..., ck, karena eonni-dul mengalihkan perhatianku aku jadi lupa. Aku dengar beberapa terakhir banyak sekali kasus-kasus penguntit di daerah sekitar sini. Bukan hanya itu, mereka juga diserang, dan parahnya tersangkanya belum ditangkap."

"Jinja? Eiy, jangan mengada-ngada, Namjoo-ya." Bomi menjawab dengan raut ragu namun terlihat mulai takut.

"Kau mendengarnya dari mana?" Eunji bertanya untuk memastikan.

"Berita pagi ini dari Kim Seonsangnim. Eomma selalu punya berita terhangat dan teraktual, kalian tahu itu 'kan? lagi pula korbannya juga tak jauh dari rumah kami tinggal. Hanya dua blok dari sini."

"Itu mengerikan," Chorong mulai khawatir. Ia sering pulang malam sendirian dan juga sering melewati jalan yang Namjoo maksudkan tadi. "jika itu benar, aku harus bagaimana? Tidur ditempat Eunji?"

Eunji yang kini sudah menghabiskan tiga cookies menggeleng keras. "Aku tidak ingin mendengar celotehanmu sepanjang malam, Eonnie. Ani.. Ani.." Candanya yang dibalas lemparan sapu tangan berwarna pastel milik Chorong.

"Aku bisa mengantarmu pulang, Eonni," Bomi dengan baik hatinya menawarkan. "Aku memang malaikat yan baik hati." Ucapnya dengan berakting seolah-olah ia adalah peri seraya meletakkan tangan di dada.

"Pastinya. Aku akan menggores mobil kesayanganmu itu dengan pisau pemotong roti jika kau tak mau mengantarku pulang." Jawab Chorong berapi-api.

"YA, tuhan..., tidak ada lembut-lembutnya ahjumma satu ini." Namjoo berkomentar, menggeleng-gelengkan kepala.

"Chorong Eonni 'kan mantan atlet Hapkido, setidaknya balas dengan tendangan di salangkangan seperti yang sering Eonni ajarkan padaku, tidak akan ada penguntit yang mampu berkutik di hadapan Eonni. Jinjayo." Kini giliran Eunji ikut-ikutan menggoda Chorong.

"Dasar pengemis-pengemis yang tidak tahu berterima kasih. Keluarkan kue-kueku dari perut kalian sekarang juga!"

Bukannya merasa takut, ketiga gadis itu malah tertawa. Bomi malah berpura-pura muntah, mengeluarkan isi perutnya sesuai Chorong inginkan dengan kelakarnya, Eunji juga menirunya kemudian.

"Eunji Eonni bagaimana? Eonni juga tinggal sendirian."

Eunji menggidikkan bahunya. "Molla. Tetanggaku mungkin lebih mengerikan dari stalker manapun." Eunji menghembuskan nafas berat dengan bayangan sosok jangkung yang masuk ke pikirannya tiba-tiba. "Lelaki itu."

Kissing the SpringTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang