3. Weird Spring

528 81 9
                                    

"Kau boleh tampar aku sekarang."

Seakan jatuh dari puluhan kilo meter dari langit, Eunji kembali tersadar ke dunia nyata. Ia buru-buru menghirup udara dengan rakus, seakan baru saja tenggelam dari dasar samudera. Bibir itu membuatnya menahan nafas dengan jantung yang memompa dengan tempo cepat. Dan apa yang pria itu bilang? Balasan dengan sebuah tamparan saja tak cukup!

Bugh! Bugh!

Kaki Eunji yang berbalut sneaker berbahan lumayan keras itu menghantam tulang kering pria itu. tak cukup itu, tas sandang yang ia pakai juga ikut melayang menyapa kepala dengan sekali gerakan. Tak ayal lagi, pria itu mengaduh tertahan, dengan tangan berusaha menghentikan tindakan brutal Eunji yang tak tangung-tangung menghajar dirinya.

Eunji tengah menunjukkan pada pria itu bahwa ia mencari masalah dengan gadis yang salah.

"Mampus kau!" Seru Eunji geram. Ia menggigit gerahamnya, melempar tatapan tajam pada pria itu. "Aish... Jinjja! Apa yang kau lakukan? Beraninya kau..."

Tangan Eunji sudah berada di atas, bersiap melayangkan serangan susulan, tapi pria jangkung itu cekatan menahannya. Malah menariknya dan mengunci tangan Eunji yang satu lagi.

"Geuman! Geuman! Astaga, kenapa perempuan ini kuat sekali?" gerutu Chanyeol. "Mari kita selesaikan baik-baik. Jangan salah paham dulu?" Ucapnya, lagi-lagi dengan sok akrabnya.

"Mworaguyo?" Seru Eunji tak terima. "Salah paham? Apa maksudmu dengan salah paham, hah? Kau yang mencari gara-gara denganku, dasar byeontae. Atau kau pria mesum yang memang suka menguntit orang dan berbuat kurang ajar seperti itu, ya? Wah.. benar-benar, aku akan telepon polisi. Lepaskan tanganku!" Sungut Eunji dengan satu tarikan nafas. Berusaha menarik tangannya dari genggaman pria itu. ia menoleh kekiri dan ke kanan, mencari bantuan dari orang yang berlalu lalang, tapi nihil. Mereka hanya menatap sambil lalu dan tersenyum menggeleng.

Eunji mengernyitkan dahi. Ia beralih pada wajah pria itu yang sialnya malah tersenyum lembut. Seolah menenangkan pacarnya yang marah karena terlambat, dan memanipulasi keadaan dengan memeluknya lagi. Lalu beberapa detik kemudian, Eunji dapat merasakan cengkraman kuat di bahu kanannya.

"Bisakah kau tenang, nona? Kau tidak ingin terluka, bukan?" Bisik lelaki itu dingin. Membuat Eunji kali ini mematung dan menelan ludahnya dengan tertahan. "Jangan membuatku memaksamu. Kau harus membantuku jika ingin pulang dengan selamat."

Chanyeol melepaskan tangan gadis itu perlahan setelah memastikan tidak ada perlawanan. Masih dengan merengkuh gadis itu, tangannya kini beralih menepuk puncak kepala gadis itu pelan. "Bagus, aku tahu kau gadis yang baik. Harusnya kau tak memancingku seperti ini, Nona." Chanyeol menaruh kepalanya di bahu gadis itu. Menyembunyikan wajahnya, mengulum senyum.

Sial, Sial, Sial. Eunji merasa dirinya terintimidasi. Pria ini sungguh seperti memiliki kepribadian ganda. Suara berat nan dingin itu berhasil membuat suasana berubah drastis, membuat Eunji meremang di sekujur tubuhnya. Pelukan ini malah membuat ia sesak ditambah ancaman-ancaman yang memperburuk keadaan.

"Nu..nuguseyo?" Desis Eunji. Tangannya mengepal di sisi tubuhnya. Pria ini bukan psycho,' kan? atau seorang kriminal yang melarikan diri? Atau...

"Jjah... Karena kau sudah tak marah lagi, aku yang akan traktir hari ini sebagai permintaan maaf. Oette? Kau mau apa?" Ucap Chanyeol ceria setelah ia melepaskan pelukannya. Kini ia menautkan jemari gadis itu dan memasukkan tangan mereka ke saku hoodienya. Menuntun Eunji yang kini terlihat gugup dan ketakutan.

"Bisa kau lepaskan aku sekarang? Aku harus pulang." cicit Eunji dengan suara pelan. Ya tuhan, ia tak ingin mati konyol sekarang. Apalagi di tangan psycho seperti di film-film yang ia tonton. Bagaimana jika pria ini membawanya ke tempat yang tak terdeteksi, menyekapnya dan... oh, tidak, Eunji tak bisa dan tak ingin membayangkannya. Seketika film thriller yang ia tonton bersama Bomi minggu kemarin terputar di benaknya.

Kissing the SpringTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang