18

6.4K 361 5
                                    

Senin pagi ceria...
Andrew menerima pekerjaan sebagai administrasi keuangan disalah satu perusahaan yang cukup terkenal dikota New York, sepatu mengkilap dan kemeja yang ia kenakan adalah hasil karya ibunya.

Rambut pendek kecoklatan itu ia sisir kesamping, memberikan kesan culun belum lagi kemeja kebesaran yang ia kenakan.

Andrew diantar menuju ruangan kerjanya, sangat sempit dan terbuka. Hanya papan tipis yang membatasi ruang lingkup kerjanya dengan yang lain.

Ia menatap tempat kerjanya, well tidak terlalu buruk untuk awal karirnya. Dengan rajin Andrew membersihkan meja kerjanya sendiri, menata peralatan kerja hingga kursinya. Beberapa wanita sempat melirik kearahya, namun Andrew yang sangat lugu tidak terlalu memperhatikan tatapan lapar para wanita kepadanya.

Mereka berbisik sesuatu yang menyatakan bahwa Andrew sangat tampan, meskipun tampilannya tidak terlalu meyakinkan namun babyface dan tubuh besar itu mampu menarik perhatian mereka.

Ketika pria itu selesai dengan pekerjaan bersih-bersihnya, seorang wanita dengan tubuh seksi mendatangi dirinya dan mencoba menggoda Andrew.

Dress diatas lutut memperlihatkan paha mulusnya, Andrew sedikit terkejut ketika wanita berambut lurus kecokelatan itu bersandar dimeja kerjanya.

Andrew yang terduduk dikursi hanya bisa terdiam tanpa berkata apapun, karena dirinya juga tidak tertarik kepada wanita seseksi apapun.

"Pegawai baru huh? Besok kau harus mengenakan dasi disekitar sini agar lebih rapi..." ujar wanita berlipstik tebal itu seraya mengelus kerah kemeja milik Andrew.

Tiba-tiba wajah wanita itu berubah muram, Andrew tidak menggubris dirinya sama sekali. Pria itu hanya duduk diam tanpa bereaksi sama sekali meski dirinya menggunakan bahasa yang manja.

Anastasia...
Nama wanita itu, akhirnya pergi meninggalkan Andrew tanpa bersuara.

"Apa pria itu Gay? Dia seperti patung, tidak seperti pria lain yang agresif" omelnya kepada rekan kerjanya seraya menatap Andrew tajam, melihat pria itu hanya mengangkat bahunya acuh dan melanjutkan menata peralatan kerjanya.

"Well, aku kira kau tidak menggairahkan seperti dulu..." ujar salah seorang temannya dan berhasil membuat hatinya menanas.

"Apa kau ingin aku membuka bajuku saat ini juga dihadapannya?" Tantang Anastasia.

Tiba-tiba suara ketukan sepatu memasuki ruangan kerja mereka, semua karyawan yang berlalu lalang atau hanya sekedar mengobrol kembali keposisi kerja masing-masing. Begitupun dengan Anastasia dan temannya.

Sementara Andrew begitu penasaran mengapa semua orang menjadi sangat sibuk tanpa mengeluarkan suara sedikitpun.

Ia mengikuti suara langkah sepatu tersebut dan berhenti tepat disamping meja kerjanya.

Kedua mata Andrew melebar, kaki mulus dengan heels tingga berwarna navi. Ia menatap dari bawah ujung kaki lalu naik keatas dan melihat sang pemiliknya berkacak pinggang.

Membelakangi dirinya sementara bongkahan bokong padat itu tepat berada didepan wajah Andrew. .

Wanita berambut pirang bergelombang itu berjalan kembali melihat para pegawainya, bak model ternama Andrew membatin seharusnya ia menjadi seorang model, tidak bekerja disini.

"Ana... apa kau sudah selesaikan laporan keuanganmu?" Tanya wanita itu ketika berada didepan meja kerja Anastasia.

"Aku hampir menyelesaikannya miss..." jawab Ana dengan sopan seraya menundukan pandangannya.

"Kau sudah mendapatkan seorang pegawai Ana, aku tidak ingin ada keterlambatan lagi darimu..." ujar wanita itu ketus, Ana hanya mengangguk patuh lalu berpura-pura kembali bekerja mekipun layar komputernya kini tidak menyala.

Wanita itu berputar kembali menuju keluar ruangan, dari kejauhan Andrew dapat melihat wajah cantik yang sepertinya tak pernah tersenyum sedikitpun.

Kedua mata biru itu tidak berkedip sedikitpun melihat kecantikan bagai dewi yunani dan tubuh tinggi yang seksi dan begitu sempurna.

Belum lagi rambut indah dan polesan wajah yang membuatnya makin terlihat cantik.

Wanita itu melewati meja kerja Andrew, bagai dunia yang lambat berputar, ia dapat menikmati setiap kecantikan dan kemolekan yang tersaji didepan matanya hari ini.

Namun saat ia melihat kartu nama yang menggantung dileher wanita itu dan bertuliskan Presiden Direktur, Andrew mulai menundukan kepalanya dengan sedikit terkejut.

Daisy Yeager...
Begitu yang tertulis disana dan berhasil membuat dirinya mundur teratur. Tapi ketika wanita itu melewati dirinya dan meliriknya sekilas dengan tatapan tajam, Andrew mulai penasaran dengan wanita itu.

Tak biasanya ia melirik wanita meskipun berparas cantik sekalipun, tapi Daisy Yeager terlihat berbeda dihadapannya.

Mulai sejak saat itu, nama Daisy Yeager selalu menghantui malam dan tidurnya. Seakan ia ingin terbangun disetiap pagi agar dapat bertemu dengan Miss Daisy meski hanya berpapasan.

***

#DaiDrew

#AnSy

To be continue

21 Februari 2019

DESIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang