Untuk Jungkook. Love, Hyunjin

4.7K 250 20
                                    

"Kookie, kemari sayang."

Jungkook yang masih berumur enam tahun mengalihkan perhatiannya dari mainan bonekanya. Berlari ke arah sang ibunda, rambutnya yang terikat ikut melompat-lompat bersama dengan pipi gembilnya.

"Iya ini Kookie. Kenapa Mommy?" Aduh, jika Jungkook bukan anaknya, sudah diculik dari dulu. Sang ibu menahan gemas.

"Kenalin, ini teman Mommy sama keponakannya, namanya Nayeon." Tangan sang ibu tidak tahan untuk tidak menguyel-uyel pipi tembem anaknya yang manis itu. Mata bulat Jungkook menatap teman sang ibu.

"Halo! Nama Kookie Jungkook. Apa kabal?" Pengucapannya masih sedikit cadel.

Nayeon menatap Jungkook, tersenyum lembut. "Halo juga Kookie. Tante manggil Kookie aja ya? Kabar tante baik. Oh iya-" Nayeon berbalik badan sebentar, berbicara dengan sosok anak kecil yang sedari tadi bersembunyi di belakangnya.

Akhirnya dengan malu-malu anak itu muncul, "-ini keponakan tante. Namanya Hyunjin. Kookie boleh main sama Hyunjin dulu? Tante mau ngomong sama Mommy."

Jungkook mengangguk antusias. Semangat ingin bermain dengan anak kecil yang menggemaskan di matanya itu. Tangan kecilnya meraih tangan Hyunjin, "Ayo main! Hyunjin mau main apa? Kookie punya boneka, mobil-mobilan-" Suara mereka semakin tak terdengar bersamaan dengan derapan kaki yang berlari ke lantai dua rumah.

Meninggalkan dua orang tua yang tertawa gemas.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Hyung," Hyunjin memanggil asal dari posisinya di tempat tidur Jungkook. Dibalas gumaman tidak jelas oleh pemuda manis itu. Jemari lentiknya masih melanjutkan pekerjaannya di laporan biologi.

"Hyung," panggil Hyunjin lagi. Tubuh kekarnya berdiri dari ranjang Jungkook, berniat untuk menghampiri pemuda manis itu. Merengut ketika panggilannya tidak dihiraukan oleh pemuda manis yang diam-diam disukainya itu.

"Hyung," panggilnya untuk yang terakhir kali. Tangan kekarnya melingkar di leher Jungkook. Mengintip dari balik pundak Jungkook. Melihat tugas si manis yang begitu banyak.

"Ngapain sih? Sibuk banget. Hyunjin ke sini buat main sama hyung, bukan dicuekin," merengek, Hyunjin bukan terlihat lebih lucu melainkan lebih tampan.

Yang lebih tua menghela nafas, "Tugas, Hyun. Besok dikumpul. Dari kemarin kamu ajak main terus sih, hyung gak ada waktu lagi buat ngerjainnya." Pemuda manis itu tampak frustasi, sesekali menarik rambutnya sendiri.

Hyunjin merengut, meletakkan dagunya di pundak Jungkook. "Maaf hyung. Hyun tidak bermaksud. Tapi hyung sibuk sekali. Jarang-jarang Hyunjin bisa ajak hyung main." Berbisik lirih di telinga Jungkook dan memperhatikan rona merah yang menjalar di telinganya.

"Ya sudah, sana pergi. Hyung mau nyelesaiin ini dulu." Tangan lentik Jungkook membuat gestur mengusir pada pemuda tampan.

Hyunjin seolah tidak mendengarkan, malah menduselkan wajahnya ke leher Jungkook, menyebabkan pemuda manis itu bergedik geli.

"Yah! Hwang Hyunjin!" Tangan lentik Jungkook mencoba mendorong tubuh Hyunjin yang notabenenya lebih besar dari tubuh sintalnya itu.

Hyunjin menggeleng, hidung bangirnya mengenai leher Jungkook yang hampir membuat pria manis itu mendesah. Tanpa berkata-kata, Hyunjin dengan mudah mengangkat tubuh Jungkook dan melemparnya ke ranjang.

Setelah itu, pemuda tampan itu naik ke ranjang, memeluk erat pinggang sang pujaan hati. "Hyun mau tidur. Tidur dulu ya Hyung."

Membuat si manis menghela nafas lelah namun tetap menuruti permintaan Hyunjin. Karena di lubuk hatinya yang terdalam, Jungkook tau, ia menyimpan perasaan pada Hyunjin.

Bottom!Jungkook Oneshots [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang