"Maafkan aku,shikadai~~~"ujar inojin yang berakting seperti perempuan.
"Kyaaaa, inojiiiinnn, lu imut amat!"
"Inojiiiiiiiinnnn~~~"
"Boku no inojiiinnn~~""MAMPUS!"Bentak shikadai kepada inojin.
.
.
Skip.
.
.
Pulang sekolah"Boruto, apa aku perlu menunggumu?"tanya Shikadai. "Gak"jawab Boruto cuek sambil membereskan mejanya.
Cuek amat-Shikadai
"Borutooo!!!"teriak Sarada sambil menghampiri Boruto. Boruto hanya menoleh tanpa membalas panggilan dari Sarada. Sarada memasang wajah datar dan..
Brakk! Plaakk!!
"Sa-sarada?! Apa yang kau lakukan?!"bentak Boruto. Sarada cemberut dan Shikadai dan Inojin yang melihatnya menahan tawa mereka. "Gak peka lu, Bor"ujar Mitsuki. "Maksudnya apaan dah"ujar Boruto lalu pergi sambil menggandeng tangan Sarada.
"Boruto, kita mau kemana?"tanya Sarada. "Ke suatu tempat. Ikuti saja"jawab Boruto dingin.
Kenapa Boruto berubah drastis seperti ini?-Sarada
"Shikadai, ayo pulang"ajak Inojin. "Lah, bukannya lu mau ngajak kencan Hima?"tanya Shikadai. Inojin refleks menutup mulut Shikadai. Borusara tidak sengaja mendengarnya sedikit. "Inojin? Kau berkencan dengan Himawari?"tanya Boruto dengan tatapan tajamnya ditambah dengan tatapan tajam Sarada yang membuat suasana menjadi berbeda.
"Himawari? Aku membicarakan Hima dari sekolah lain!"jawab Inojin santai. Shikadai hanya menoleh sebentar dan mengabaikan Inojin. "Oh"ujar Boruto yang kemudian pergi bersama Sarada.
Kenapa dia cuek sih-Sarada
"Sarada?" Panggil Boruto. Sarada hanya manyun. "Pftttt..HWAHAHAHAHA" Boruto tertawa sekerasnya. "Hah, kenapa?" Tanya Sarada. "Abis kamu manyun gituu" jawab Boruto santai.
Sarada langsung menyerang Boruto dengan mata tajamnya seakan-akan dia akan membunuh Boruto. "Ah, se-sepertinya aku harus menjemput Himawari~" Boruto beralasan agar dia dapat kabur dari Sarada. Perlahan-lahan dia melangkahkan kakinya menjauh dari Sarada.
"Aku ikut!" Bentak Sarada sambil memegang tangan Boruto.
Blush!
Wajah Keduanya pun memerah.
"Emm, ok"jawab Boruto singkat.Skip
.
.
"Boruto"panggil Sarada. "Iya?"balas Boruto. "Entah mengapa aku menyesal"ucap Sarada. "Menyesal? Menyesal karena apa?" Tanya Boruto yang penasaran. "Karena aku..." "Kenapa? Kau ingin menangis?" Tanya Boruto. Sarada hanya menggelengkan kepalanya."Hikss"
"Sarada, jangan menangis, apa yang perlu kamu tangisi sampai seperti ini?" Hibur Boruto.
"Bagaimana aku tidak menangis! Semua ini salahku! Hikss"bentak Sarada.
"Apa kau baik-baik saja, Sara-chan?"tanya Boruto yang membuat emosi Sarada semakin naik.
"Jika aku baik-baik saja, kenapa aku harus seperti ini?! Kenapa harus menangis seperti ini?! Kenapa aku selalu merasa bersalah semenjak kejadian itu?!"bentak Sarada dengan lebih keras lagi."Apakah kau merasa bersalah karena Sumire?" Tanya Boruto yang melihat ke bawah. "Aku tau itu, aku sendiri juga menyesal, Sara-chan. Aku bahkan tidak tahu apapun tentangnya. Semakin kumengingat masa laluku bersamanya rasanya begitu sakit, namun juga ada perasaan bahagia yang belum pernah kurasakan. Daripada kau menyesalinya, bukankah lebih baik kau mengambil pelajaran dari kejadian itu? Sumire adalah seseorang yang berjuang melawan penyakitnya untuk kembali hidup. Dia berusaha untuk selalu berada di dekat kita. Namun bagaimana lagi? Takdir berkata lain"ujar Boruto sambil tersenyum ke arah sarada.
"Boruto.."
"Terimakasih"ujar Sarada sambil menghapus air matanya dan tersenyum.Gomen ne~
Kali ini pendekk:))
Dan sampai jumpa di SEASON SELANJUTNYAAAA~~~Thankzsss~
KAMU SEDANG MEMBACA
Boruto's Diaries✔ [COMPLETED] [CEK DESKRIPSI]
FanfictionBoruto and Friend's Diaries -> Boruto's Diaries Ini adalah diari Boruto, kisah Boruto, dan awal dari kisah cintanya. MAIN PAIR : BORUSARA Pair : BORUSUMI, BORUSARA, INOHIMA Written by : gldn_kook Story by : gldn_kook