Kita Hidup di Bentala Asing

190 46 2
                                    

Manusia buruk rupa menyapa seekor keledai yang hendak meminum genangan air di atas tanah. Manusia itu dadanya membusung, hingga siapa pun di hadapan bergerak ke belakang—mau tidak mau. "Jilatlah aku, percayalah akan kuberi yang sejuta kali lipat lebih bagus daripada genangan air kotor itu kepadamu."

Keledai tersebut menggerakkan ekornya ke sana dan ke mari. Lidahnya mengelap sisa-sisa air di hidung. Kemudian berdiri di samping manusia tersebut dan mengajaknya berputar sekali dan kembali ke tempat itu lagi.

Manusia merasa dipermainkan dan lantas berteriak di depan muka keledai sampai air mulutnya jatuh ke mana-mana. Lalu tidak jauh dari situ, terlihat bangkai anak kambing tergeletak diselimuti ulat-ulat kecil serta serangga yang berterbangan. Baunya tercium oleh si manusia buruk rupa.

"Dunia ini tidak lebih baik dari apa yang kaulihat di sana." Keledai kembali menenggak beberapa tetes air di genangan.

"Rumah manusia bukan di sini, tempat yang serupa buruknya dengan wajahmu ini hanya persinggahan."

Para Kedok Tanpa ParasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang