Kau melepas sepatu di teras, kemudian meletakkannya sembarang di rak depan. Tanpa salam, kaumasuk ke dalam kamar tidur tanpa mencuci kaki dan tangan serta mengganti pakaian. Masih dengan seragam kumal penuh keringat lengkap dengan kerudung yang berantakan. Kau terlelap, lelah sehabis beraktivitas di luar.
Pintu kamarmu berteriak, ternyata ada wanita lengkap dengan sapu di tangan. Raut wajahnya naik geram, melihat tingkahmu sehabis pulang sekolah. "Nur! Kalau pulang itu cuci tangan, cuci kaki dulu! Enggak tahu kalau kamu bawa jin dari luar sana!" Begitu katanya.
Sudah terlelap, kautak dengar apa-apa lagi. Melesap masuk ke dunia antah-berantah. Perintahnya tak terlaksana, lantas wanita itu berteriak lantang.
"NUR!"
Kau melenguh. Mengacak kerudung membuatnya tambah tak keruan. "Nanti lho, Bu. Aku tuh cape, 'nggak ngerti abis pulang sekolah gimana." Dilanjutkan dengan tangan yang merenggut sebuah guling kemudian kautimpa ke kepala.
Melihat reaksimu sedemikian rupa, dilayangkannya ujung sapu yang mencium betismu. Merasakan sedikit ngilu, kaubangkit sambil menyeru, "Iya-iya, Bu! Ini mau ke belakang!"
Saat kaumelangkah ke luar kamar, wanita yang kausebut 'Ibu' itu menggerutu -- sebab meminta kaubangkit dari ranjangmu sulit luar biasa sampai-sampai harus dipukul dengan ujung sapu.
Jujur, melihatnya seperti itu, kaudiam-diam menarik hatiku. Hingga kautiba dengan wajah penuh air, rambut yang dikucir rapi, lengkap dengan celana panjang dan kaus oblong yang terlihat nyaman dipakai.
Kembali kautidur di atas kasur. Saat tanganmu hendak menarik selimut, sebuah kalimat tanya terdengar di telingamu. "Bajumu belum kamu cuci dari kemarin? Cuci dulu sana! Nunggu busuk dulu apa?!"
Lantas dongkol menjalar sampai ke ujung kepalamu. Dengan perasaan kesal kaumelantang, "Ibu ini!"
Kau terlihat cantik.
"Mbok, ya, aku tidur dulu!"
Sungguh memesona.
"Cape banget lho aku ini! Dari pagi enggak istirahat, pulang-pulang di suruh ngapa-ngapain!"
Sempurna, aku jatuh cinta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Para Kedok Tanpa Paras
Short StoryKetika ibu terbangun dari tidurnya, lekas-lekas ayah mencabut beberapa bulu ayam dan meletakkannya di samping tempat ibu berbaring. Sebab, menurut ayah, bulu ayam yang menemani ibu mengerjap mata dan menguap lebar akan membuat jantungnya berdetak no...