Sebelum membaca cerita ini, pastikan sudah melakukan ibadah terlebih dahulu yaa. Terimakasih ^_^
***
Celana jeans panjang dan kemeja berwarna putih dengan style rambut Bunga Citra Lestari menjadikannya tampak sederhana dan lebih dewasa . Ia mengambil beberapa benda berkategorikan wajib ada dan kemudian memasukkannya kedalam tas berukuran sedang berwarna coklat gelap miliknya.
"Dompet, Alat make-up, Syal, Power bank, Handphone. Hmmm.. kayaknya masih ada yang ketinggalan deh. Tapi apa ya?" Kayla mengabsen barang-barang yang hendak ia bawa. Entah mau kemana lagi kakinya melangkah sepagi ini.
Kayla melihat ke arah jam tangan silver yang ia kenakan. Kini jarum pendek dari jam tangan itu tepat berada di angka tujuh dan jarum panjangnya tepat di angka dua belas. Ia mengernyitkan dahinya sejenak dan mulai meraih teman hidup sekaligus sumber mata pencahariannya yang terduduk rapi di atas nakas. Tangan lihainya dengan cepat memasukkan benda tersebut ke dalam sarung pelindung dan segera bergegas pergi meninggalkan ruangan nyamannya.
Ketika langkah kakinya telah sampai pada anak tangga terakhir, suara cempreng dengan volume yang lumayan meninggi membuat telinganya sedikit merasa nyeri. Raut wajahnya pun seketika berubah jengkel akibat lengkingan suara tersebut. Ia mengerucutkan bibirnya dan bersikap acuh menanggapi anak berusia tiga belas tahun yang terus menerus bergelayut padanya.
"Kak Kayla,, dengarkan aku. Please." ujarnya memohon.
"Sudahlah, kamu ini menjengkelkan sekali." jawab Kayla ketus.
"Kakak keterlaluan!! Bahkan seharian kemarin kakak nyuekin aku. Sekarang lagi?! Dosa apa aku sama kakak?"
Kayla yang merasakan kepalanya semakin pening, ingin sekali rasanya meledakkan kata-kata kasar kepada adiknya yang tanpa henti mengganggu dirinya sepagi ini. Anak gadis yang satu ini memang lebih suka bergantung kepadanya sejak kecil. Bahkan ia menjadi anak yang sangat posesif jika berurusan dengan kakaknya-Kayla. Ia bahkan sangat uring-uringan jika ada orang lain yang mencoba merebut perhatian Kayla darinya. Kepergiannya ke kota orang tiga tahun sebelumnya saja sudah menimbulkan banyak kejadian penuh drama yang ditimbulkannya, hingga Kayla yang sama sekali tidak mengerti apapun menjadi sasaran empuk kemarahan ibunya bahkan keluarga besarnya.
"SIL!!" Kayla menaikkan nada bicaranya. Wajahnya merah padam, tatapannya menajam seperti singa yang siap menerkam mangsanya. "Kamu bukan lagi bayi yang harus dituntun untuk berjalan.. Masih saja bersikap tidak sesuai dengan umurmu. Kamu harusnya lebih bisa diandalkan oleh dua balita yang memanggilmu kakak itu. Bukan malah semanja ini!!"
Kayla meletakkan kedua tangannya pada pinggang rampingnya. Ia menggigit bibir bawahnya sejenak dan kembali menatap ke arah adiknya yang tengah merunduk pasrah mendengarkannya melontarkan kekesalan yang menyelimuti. Wajah lesu gadis tiga belas tahun itu mampu membuatnya luluh sejenak dan membuatnya mencoba lebih tenang menghadapi anak yang sedang dalam masa pubertas ini. Kedua tangannya terulur memeluk dan mengusap pelan rambut halus adiknya yang tampak ketakutan. Bahkan kepalanya masih merunduk dalam pelukan Kayla.
YOU ARE READING
Mi-Kayla [On Going]
RomanceSosial Media pada masa sekarang sering kali digunakan dalam perihal mencari pasangan hidup. Tetapi bagaimana jika ternyata yang kamu temui bukanlah dia yang kau kenal di sosial media? bagaimana jika selama ini, dia yang menjalin komunikasi denganmu...