6 - Special Momment

3 0 0
                                    

Semoga Tuhan memberikan rahmat dan rezekinya kepada seluruh pembaca tercinta. Aamiin

Sebelum membaca cerita ini, pastikan sudah melakukan ibadah terlebih dahulu yaa. Terimakasih ^_^

***

Kayla POV

"Sudah lama menunggu?"

Farhan menurunkan kaca mobilnya dan memasang senyum terbaiknya. Jantungku tidak lagi dapat kukendalikan hanya dengan melihat senyumannya. Aku yakin pipiku sangat merah sekarang. Aku sangat malu. 

Ah, jaga sikapmu! Kau bukan lagi remaja yang awam akan cinta dan hubungan. Aku menarik nafas sebanyak-banyaknya untuk menetralkan perasaanku. Kuraih knop mobilnya dan mulai bergabung dengannya. Kuarahkan seatbelt ke tubuhku dan mulai membenahi cara dudukku. 

Kurang lebih lima menit kurasa, mobil ini sama sekali tidak bergerak seinchi pun. Aku mulai curiga dan merasa sedikit takut. "Masak iya yang aku tumpangi ini mobil hantu? Terus siapa dia yang mukanya mirip dengan Farhan?" 

Jantungku mulai berkecamuk. Aku menutup mataku sejenak dan perlahan ku arahkan pandanganku ke samping-ke arah Farhan. Aku meihatnya menatapku dengan pandangan kosong. Ya kosong. Entah apa yang ada di pikirannya, aku sama sekali tidak tahu menahu. Kuarahkan tanganku tepat dihadapannya dan mulai kugerakkan kelima jariku. Oh shit, dia sama sekali tidak menggubrisnya. Aku mulai jengkel.

Aku mulai melihat sekelilingku. Dia berhasil membuatku salah tingkah. Aku melihat kembali jam tanganku. Sudah hampir lima belas menit kita hanya berdiam diri di sini dengan Farhan yang masih asik dengan lamunannya. Tanpa berpikir panjang lagi, aku menepuk kedua pipinya menggunakan kedua tanganku. 

"Farhan, are you okay?" Tanyaku tanpa rasa berdosa.

Ah, bodohnya aku!! kenapa dari sekian banyak kata aku malah memilih pertanyaan tolol seperti itu. Farhan mulai mengerjapkan kedua matanya dan mulai menyingkirkan kedua tanganku darinya. 

"A-I'm O-okay

Farhan memposisikan dirinya sesuai dengan posisi yang seharusnya. Begitu juga aku. Ku arahkan pandanganku berlawanan arah untuk menyembunyikan tawa kecilku akibat pemandangan yang mengundang tawa di hadapanku beberapa waktu yang lalu.

Ia berhasil membuatku tertawa di kencan pertama kita karena tingkah lakunya yang cukup natural menurutku. Sangat berbeda dengan kencan pertama yang pernah kualami sebelumnya. Apalagi kencan pertamaku dengan Amir yang terkesan sangat memalukan. Tapi, walaupun begitu Amir berhasil menarikku untuk jatuh ke dalam kubangan cintanya. Ya, aku merindukan dia yang dulu.

***

Bukan sekali dua kali aku mencoba melepaskan genggamannya dari tanganku. Rasanya sangat nyeri. Tapi, itu semua tidak menghasilkan. Ia tetap saja melakukannya bahkan ia pun menarikku cukup kuat. Ia benar-benar bertenaga. Aku hanya bisa pasrah dengan perlakuan yang ia berikan. 

"Kau mau bawa aku kemana? Acaraku belum selesai. Nanti gajiku dipotong." Teriakku.

Tidak ada jawaban sama sekali darinya. Aku merasakan remuk mendera tangan indahku. Semakin aku mencoba melepaskan genggamannya semakin erat genggamannya. Hingga sampailah kita berdua pada area parkir yang lumayan padat, dan akhirnya ia melepaskan genggamannya pada pergelangan tanganku. 

Aku menatap lekat bagian pergelanganku. Warna merah sedikit membiru terpampang jelas membuat mataku dan hatiku seketika memanas. Bendungan emosi yang sedari tadi kutahan kini ingin sekali kutumpahkan semuanya hingga tak bersisa. Tapi, belum sempat aku melakukan itu, ia memakaikan helm berwarna magenta ke kepalaku dan mulai mengkaitkannya. Mataku membelalak sempurna melihat tingkah lakunya. Ia berhasil membuatku bingung.

Mi-Kayla [On Going]Where stories live. Discover now