6. Tolongin Eunha

2.2K 398 16
                                    

Bodoh banget! Itulah yang terpikir di benak Jungkook ketika tadi Eunha mengembalikan laptop dengan keadaan monitornya yang menampilkan dokumen. Matanya langsung fokus menatap dua gambar tentang gadis itu yang memang sengaja ia simpan di sana.

Jungkook takut Eunha lihat dan mikir hal yang aneh-aneh tentang dia. Terus cewek itu malah gak mau deket sama dia. Dia takut ketahuan jadi pengagum rahasia dan dia takut Eunha menganggapnya sebagai pengungtit.

Dia sudah tidak bisa fokus mendengarkan kelompok lain yang presentasi. Fokusnya hanya pada bagaimana caranya agar dia bisa memberi alasan pada Eunha kalau sewaktu-waktu gadis itu bertanya. Walau kedua gambar itu hal yang bisa saja semua orang punya, tapi aneh gak sih kalau Jungkook salah satu orang yang punya foto begituan.

Harapan yang punya adalah: semoga gadis itu tidak melihat atau menanggapi kedua foto yang ada di laptop Jungkook. Akhirnya ia memasukkan foto itu ke dalam satu folder tersembunyi, khusus tentang Eunha.

Nggak ada yang tahu dia lagi ngebucin Eunha. Sebenernya Jungkook mau cerita sama temen mabarnya. Cuma Jungkook terlalu cemen, mencemaskan hal-hal lain yang mungkin aja akan mempersulit dirinya.

"Cukup sekian pertemuan kita hari ini, minggu depan ulangan tentang Asking, Giving Opinion." Maam Tiffany yang bersuara nyaring berhasil membangunkan Jungkook dari pikirannya. Ia mencatat apa yang dikatakan oleh guru Bahasa Inggrisnya tersebut.

Mereka balik ke meja masing-masing dan Jungkook di kursi belakang dapat melihat seisi kelas. Dia melihat Rose ngobrol sama Eunha terus cewek itu ngangguk mgerti. Setelah itu, Rose keluar kelas.

Eunha berjalan ke meja Mingyu dan cewek itu belum lepas dari perhatiannya. Jungkook pinter sepik-sepik dikit soal perasaan curi perhatian. Dia juga bingung belajar hal ini darimana, karena dia baru pertama setertarik ini sama orang.

Dia bisa melihat cewek itu tertawa lepas ketika bicara sama Mingyu. Jungkook mau bisa bikin Eunha ketawa begitu di kelas. Dia agak cemburu sama semua cowok yang bisa bicara dengan Eunha tanpa merasakan debaran jantung yang begitu kuat.

Jika jadinya menyusahkan begini, Jungkook lebih milih nggak suka sama Eunha sejak awal. Tapi semua itu sudah terlanjur karena cewek itu udah digembok di hati dia dan gak tau kuncinya ditaro mana buat ngeluarin itu cewek. Eak.

"Bro, nanti malem tanding futsal sama kelas sebelah. Bisa, gak?" tanya Dokyeom pada anak-anak cowok yang emang suka gabut ikut futsal.

"Kuy lah, menangin nih harus." Bambam menyahut, dia masih kesel karena kelasnya nggak pernah menang tiap main ama kelas sebelah. "Tolong dong partisipasinya buat bantu temen lo."

Mereka kalah karena kekurangan anggota gitu. Sedikit banget yang dateng ke lapangan futsal langgangan SMA Harapan setiap XI IPS 2 bertanding. Pada nggak mau, anak cowoknya yang giat olahraga mungkin hanya delapan orang dari total lima belas orang siswa laki-laki.

"Jangan lembek dong. Belajar mulu lo semua, sekali-sekali butuh olahraga kali." Junhoe menambahkan, emang itu cowok bertiga ember mulutnya jago banget nyindir.

"Iya dong, kawan-kawan ayo semangat jangan kasih kendor." Chaeyeon itu pacarnya anak kelas sebelah jadi dia nggak mau dicak-cakin sama pacarnya mulu.

"Kook, ikut dong sekali," pinta Dokyeom. "Lo kan jago." Jungkook ngerasa kesindir dan dia juga nggak enak kalo nolak mulu padahal dia lumayan bisa ngegocek bola.

"Kemaren berapa-berapa?" tanya Jungkook.

"4-1 gile kan? Mereka punya pemain cadangan jadi bisa gantian kalo capek, nah kita ngepas," jawab Dokyeom dengan nada kesal. Sebenernya tanding gitu bukan buat berantem, buat seru-seruan doang. Menang kalah nggak masalah, nggak bakal tuh mereka ribut bogem-bogeman usai futsal. Tapi kalo kalah mulu lama-lama malu, Gan.

Choco Milk ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang