"Malam, Om. Saya yang anter Eunha," sapa Jungkook bahkan dia cium tangan Papa Eunha.
Papa Eunha mengerutkan kening. Dia merasa kenal dengan laki-laki yang mengantar anaknya ke rumah. Mukanya beneran gak asing.
"Kamu pernah ketemu saya?" tanya Papa Eunha. Eunha milin-milin ujung bajunya, waspada karena teringat kejadian beberapa tahun lalu antara mereka bertiga.
Jungkook senyum ramah. "Saya laki-laki yang ada di rumah Eyang Eunha beberapa tahun lalu."
Rahang Papa Eunha mengeras mendengar jawaban Jungkook. Eunha sadar raut wajah Papanya udah mulai berubah, raut yang selama ini udah jarang Eunha lihat setelah dia udah sukses dengan komunitasnya. Kini, Eunha masih belum berani buat natap orang itu kalau udah mulai marah.
"Karena udah malem, saya pulang dulu." Jungkook hendak mencium tangan Papa Eunga lagi tetapi diurungkan ketika mendengar ucapannya.
"Ada laki-laki yang sering mengantar Eunha tapi gak pernah turun dan mau cium tangan. Saya gak tau kenapa Eunha bisa diantar dengan laki-laki seperti itu." Eunha menunduk, Papanya lagi nyindir Kak Chunji. "Kejadian beberapa tahun lalu masih teringat jelas karena kamu membawa kabur anak saya. Saya tak suka dengan laki-laki yang ingin dekat dengan anak saya tetapi tidak menghormati saya sebagai orang tua. Seperti kamu saat masih SMA."
"Mohon maaf, Om. Dulu saya masih remaja biasa yang baru merasakan jatuh cinta jadi tidak tau harus bersikap bagaimana menghadapi masalah seperti itu yang saya pikirkan hanya bagaimana cara mendapatkan Eunha." Jungkook menelan ludah, bersiap melanjutkan ucapannya lagi. "Karena sekarang saya dan Eunha sudah cukup umur, saya minta izin untuk dekat lagi dengan Eunha."
Eunha membulatkan matanya sempurna, tak menyangka kata yang Jungkook ucap. Dia melihat kedua lelaki yang masih beradu tatap itu. Jungkook terlihat serius menatap papanya, sedangkan sang papa masih dengan tatapan tegasnya.
"Saya gak bisa maksa karena seperti yang kamu bilang kalian udah bukan remaja lagi, semuanya terserah Eunha."
Eunha guling-gulingan di kasur mengingat pembicaraan singkat yang dikatakan Jungkook dan sang Papa di depan sana. Cowok itu bilangnya bakal pulang ke rumah sewanya di Jakarta bukan ke Cibubur yang jauh.
Setelah papanya mengatakan kalimat terakhir itu, Eunha bisa lihat senyum kemenangan terukir di wajah Jungkook. Dia cuma bilang terima kasih ke papanya terus berlalu pulang, tak lupa tersenyum melambaikan tangan ke Eunha.
Dia juga gak menyangka kalau papanya semudah itu menerima Jungkook.
Apa mungkin usianya ini emang udah waktunya memiliki hubungan lebih lanjut dengan seseorang?
Ponselnya bergetar dalam waktu yang lama, itu tandanya ada panggilan masuk? Pas dia lihat ternyata orang yang bikin dia sesek napas seharian ini.
"Halo," sapa Jungkook. "Udah mau tidur ya?"
"Engga, belum. Kalo lu udah sampe mana?"
"Pertigaan depan macet, Na," jawab Jungkook. Eunha bisa denger Jungkook memutar radio. "Eunha, hari Sabtu ada acara gak?"
"Kayaknya nggak ada." Eunha gigit bibirnya, udah lama gak ditanya begitu sama lawan jenis dan itu bikin dia ambyar.
"Ketemu Mama Papa mau?"
"Mama Papa siapa?" Kasurnya dia remas karena saking bodohnya menanggapi perkataan Jungkook.
"Ke Cibubur, yuk?" ajak Jungkook.
Eunha tanpa sadar tersenyum lebar. Jungkook ngajak ke rumahnya nih?
"Kayaknya mau ke kantor sebentar, mungkin sekitar jam sebelas udah selesai," jawab Eunha. Galaxy Ko. cuma tutup hari Minggu dan hari libur nasional. Terus di hari Sabtu kerjaan mereka hanya nge-packing pesanan yang siap diantar ke konsumen.
KAMU SEDANG MEMBACA
Choco Milk ✓
Fanfiction[LENGKAP] Ini cerita tentang Jungkook, laki-laki kaku yang menyukai gadis berambut sebahu teman sekelasnya di kelas sebelas. Jungkook menyukainya tanpa disadari oleh orang-orang di sekitarnya karena cara yang ia lakukan terbilang unik: memberikan se...