[A]

1.8K 152 3
                                    

"Apa kau bercanda? Hah?! Ini yang kau namakan musik"

Takkk

Pria tersebut emosi dan mematahkan CD menjadi dua lalu membuangnya kehadapan orang didepannya.

Jisung, Seseorang yang diteriaki pria dihadapannya hanya bisa menunduk melihat CD yang berisi demo musiknya tergeletak hancur dibawah kakinya.

"Aku sudah cukup sabar dan berani menanggung kerugian atas keterlambatan karyamu, tapi ini benar benar tidak sesuai ekspetasi ku terhadap karyamu"

"Kau tau apa itu Buruk? Ini Bahkan lebih rendah dari itu. Baru di menit pertama sudah begitu banyak kekurangan. Apa sebenarnya yang kau lakukan selama 3 bulan ini hah!! "

"..."

"Aku rasa kita tidak bisa bekerja sama lagi, akhiri kontrak kita, ini tidak akan berhasil jika aku mengandalkanmu."

Setelah mengucapkan kata itu, pria tersebut berbalik dan menduduki kursinya lagi.

"Dan satu lagi, aku akan mentransfer uangmu besok pagi,"

Jisung bergeming, ia tidak bisa menolak apalagi membantah, ia cukup tau diri, orang didepannya cukup berjasa hingga ia bisa diberi kesempatan untuk mencoba meraih mimpinya.

bekerja di studio musik pria tersebut, namun hasilnya tak memuaskan memang bukan tanpa alasan, karena itu bukan dirinya. Ia tipe orang yang mungkin bisa dibilang seseorang yang perpectionis dan pekerja keras. Namun, mungkin karena akhir akhir ini ia tertekan dengan yang ia hadapi hingga semua ide bermusiknya harus hilang begitu saja saat ini, tetapi jika sampai harus mengakhiri kontrak, ia tak pernah memikir hal tersebut terjadi.

Setelah ini , apakah aku harus kembali? -batinnya

.

.
~MPB~

.

.

Jisung keluar dari gedung tua itu untuk pulang. Malam itu turun salju. Butiran salju menyapa ketika keluar. Ia berjalan gontai, memikirkan apa yang harus ia lakukan setelah ini.

Musik adalah hidupnya, menjadi seorang composer dan memiliki studio musik adalah cita citanya, semua itu alasannya bertahan hingga saat ini, namun setelah ini entah apa yang harus dia lakukan.

"Kau bisa jisung. kau bisa memulainya saat itu, berusaha hingga saat ini, jadi kau pasti bisa melalui semua kedepannya. Meski sulit, kau pasti bisa sukses dengan caramu jisung, ayo semangat!!" Ucapnya lantang meyakinkan dirinya yang mengundang tatapan dari orang orang yang berlalu lalang.

Ia pun merogoh ponselnya, menekan beberapa angka untuk menghubungi seseorang.

"Hyung ... dia mengakhiri kontrakku... bisakah besok pagi kau membantuku mencari pekerjaan baru?"

.

.

~MPB~

.

.

Jisung masih melangkah melewati beberapa pertokoan. Menendang kecil tumpukan salju yang menyusahkan orang-orang berjalan. Musim dingin dibulan januari kali ini terasa dua kali lipat lebih dingin dari bulan kemarin baginya. Jisung pun berhenti di depan sebuah coffee shop dan memutuskan untuk masuk dan membeli minuman panas.

Setelah mendapatkan pesanannya. mengabaikan ruangan coffee shop yang hangat, ia justru memilih meminummya dikeluar dan beralih menuju sebuah taman yang tak jauh dari sana.

My Precious BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang