[F]

711 122 32
                                    

Tok tok tok

"Tunggu sebentar" Felix berjalan menuju pintu untuk membukanya. Sejujurnya dia bingung siapa yang datang saat ini, karena tidak mungkin itu hyunjin. namun ia tetap membukakan pintu.

Dengan ragu ia membukakan pintu. Setelah pintu terbuka, pria yang berada di depan pintu bersebut terkejut. Hening.

"Ya? Anda mencari siapa ya?" Pertanyaan felix tersebut menyadarkan lamunan pria didepannya.

"Aku minho, temannya jisung. Dia memintaku bertemu dan datang ke rumahnya sembari menunggu dia selesai bekerja."

"Oh, begitu ya. Silahkan masuk".

.

.

Minho setia memperhatikan ruangan sekitar. Rapi tak seperti biasanya. pandangannya pun tak lepas pada seseorang yang tengah berkutat di dapur membuatkannya minum.

Pandangan yang sulit dipercaya. Seseorang yang kehilangan kemampuan melihatnya dapat dengan cekatan menyiapkan minum untuknya.

Sebenarnya, sudah berapa lama dia tinggal disini?- minho

"Ini. Silakan di minum sembari menunggu."

"Ah, begitu... terima kasih"

Felix mendudukan dirinya disofa yang sama. Mereka bersampingan. Tidak ada yang memulai percakapan. Ruangan tersebut dilingkupi keheningan.

Minho beberapa kali mencoba berinisiatif membuka pembicaraan, namun karena canggung dan bingung ia mengatupkan kembali bibirnya, hingga akhirnya ia ingat pesan jisung sebelumnya.

"Sebenarnya, aku juga dimintai jisung membawakanmu makanan. Ini ku taruh didapur, ya. Jika kau ingin memakannya sekarang, silahkan."

Minho  berjalan kedapur dan meletakan kantung bawaannya diatas meja.

"Terima kasih, maaf merepotkanmu, akan ku makan nanti bersama jisung."

.

Felix  pergi kekamar mandi meninggalkan minho diruangan tersebut sendiri. Untuk membunuh rasa bosan, minho memainkan ponselnya.

Drrrtt... drrrtt...

"Iya, hyung sudah dirumahmu"

"Hmm.. hyung sudah bertemu dengannya?"

"Sudah. Jauh dari perkiraan hyung, sebenarnya sudah berapa lama dia disini?"

"Dengan hari ini, tepat 9 hari, kenapa?"

"Tidak, hanya terkejut, dia handal dalam membuat teh."

"Haha... hyung harus tau, dia sebegitu keras kepalanya memintaku membiarkannya belajar memahami tata ruang rumahku. Dia bahkan membantuku membersihkan rumah."

"Ah.. begitu. Tapi jisung..."
Ucapan minho terpotong, ia menoleh kebelakang, memperhatikan sekitar takut takut felix ada disana dan mendengarkan perkataannya. Ia pun melanjutkan perkataanya dengan lebih pelan.

"Sebaiknya dia segera pulang, mungkin keluarganya mencarinya."

"Dia sudah tidak punya keluarga.. hyung tenang saja, ayah ibunya sudah meninggal. Dia hidup sebatangkara dan tinggal bersama tetangganya, yang bahkan rela membuatnya menunggu seharian ditaman."

"Tapi kau yakin tetangganya itu tidak mencarinya?"

"Hmm.. aku meninggalkan nomor ponselku ditaman tapi tidak ada yang menghubungiku."

"Apa Appamu tau tentang ini?"

"Tidak. Untuk apa dia tau."

"Jisung, sebaiknya dia segara di pulangkan. Jika Appamu tau, beliau bisa marah. Aku bisa membantu meminjamimu uang jika dia membutuhkan uang untuk kembali."

My Precious BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang