[H]

665 117 42
                                    

Komenan kalian di chapter kemarin, bikin mood panda baik banget. Terima kasih.

.

Selamat membaca

.


Bruk!!

"Sakit.." lirih felix sembari mengusap pergelangan tangannya. Kini ia didudukan diatas kloset tertutup.

Ini kamar mandi - batin felix.

Jisung diam berdiri didepan felix yang kini tengah berusaha berdiri dan hendak berjalan keluar kamar mandi dengan meraba dinding sekitanya.

Jisung menggapai dan mencengkram lengannya, kemudian mendudukan kembali felix disana.

"Felix" ujar jisung dingin. Namun felix tak menghiraukannya. Dia masih sakit hati atas kata kata jisung sebelumnya. Felix pun kembali berusaha keluar dari sana tanpa menghiraukan jisung yang ada didepannya.

Jisung yang geram, kembali memaksa felix kembali duduk. Felix memberontak, namun jisung lebih kuat disana. Karena lengannya sudah sakit, akhirnya pun felix menyerah. Ia terdiam duduk dengan kepala menunduk.

"Lee felix"  jisung kembali pada posisi semula, dia mencoba mengambil perhatian felix, namun felix masih setia menundukan kepala.

Tak ada satu katapun terucap dari bibirnya.

Jisung berdecih.

"Cih, dasar lemah... tidak berguna.. parasit dan bener benar orang bodoh yang menyebalkan." Geram jisung. Felix terkejut mendengarnya. Ia pun berusaha menatap jisung dengan mencari arah suaranya.

"Felix adalah orang lemah yang tak punya semangat hidup, menyusahkan dan penuh keputusasaan. Benar begitu kan, lee felix?"

Sakit..

Kata kata itu lebih sakit dari hinaan dan ejekan yang ia terima dari orang lain. Karena kata kata itu keluar dari mulut seorang han jisung yang ia yakini orang baik yang di kirim tuhan untuknya.

Felix kembali menangis.

"Itu benar... semuanya benar hiks... aku orang lemah yang menyusahkan... " ucap felix lirih diantara isak tangisnya.

Jisung semakin marah ketika perkataannya disetujui oleh felix.

" apa?!.. menyusahkan? kalau mau susul saja kedua orang tuamu, itu lebih baik kan? Atau bahkan memang itu mau mu?" Emosinya sudah sampai ubun ubun, tapi jisung masih setia mengepalkan tangannya untuk meredam amarahnya.

"Ya... itu benar... itu mauku"

Byurr

Tak kuasa menahanya lagi, jisung mengambil segayung air dan menumpahkannya diatas kepala felix ditengah malam saat itu.

"Aku ingin menyusul kedua orang tuaku, didunia ini aku tidak punya siapa siapa, dan aku hanya bisa menyusahkan orang lain jika terus hidup... jadi semuanya benar jisung, benar... hiks" teriak felix.

Byurr

Felix kembali diguyur segayung air lagi.

My Precious BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang