❤❤❤
"Hai, boleh ku temani? Namaku Edwin"
Suara beratnya terdengar sangat sexy di telinga ku. Kuhentikan jemariku yang sedang asyik memainan game penghilang jenuh. Ketika ku angkat wajahku untuk melihat siapa sosok di depanku, aku sempat terkesima.
Seorang pria yang menarik. Maskulin dengan potongan tubuh tinggi dan atletis. Rambut ikal agak gondrong diikat santai.
Edwin tetap berdiri, menanti jawabanku. Aku terlalu kaget, senang, nervous, takut, bercampur jadi satu.
"Oh, boleh. Aku Meily"
Astagaaa.. Sikap gugupku kentara sekali. Aku memang jarang ngobrol dengan pria. Pacaran pun jarang.
Edwin duduk di depan ku, berbasa-basi., tanya ini-itu.
Aku menjawab pendek-pendek.Ternyata Edwin sangat pandai menghilang kan sifat kaku serta gugupku. Aku mulai bisa mengimbangi ceritanya.
Sudah satu jam kami ngobrol, saling bertukar cerita. Edwin sangat menarik. Caranya memperlakukan wanita membuatku terlena. Mungkin karena aku belum pernah diperlakukan semanja ini.
Malam itu juga aku resmi pacaran dengan Edwin.
Semudah itu..???
Yah, aku pun tak menyangka semudah itu aku meng-iya-kan. Aku tak berani menolak Edwin.
Selain itu aku suka Edwin ❤❤❤*****
Hubunganku dwngan Edwin ternyata lancar-lancar saja. Tak terasa, sudah 5 bulan hubunganku dengan Edwin. Edwin memang sangat romantis. Sangat baik. Aku bahagia. Aku bangga menjadi kekasih Edwin yang tampan.
Tapi ditengah kebahagian kami, ada satu halangan yang sulit diabaikan.
Mamanya Edwin, tante Yulinda serta kakak perempuannya, Yuriko menolak hubungan kami terang-terangan. Berbeda dengan Ayahnya yang menyerahkan semua keputusan pada Edwin.Alasannya, tante Yulinda telah menjanjikan kepada sahabatnya bahwa Edwin akan dinikahkan dengan putri sahabat tante Yulinda itu yang kebetulan juga teman baik Yuriko.
Apkah aku takut..? jera..??
Sama sekali tidak. Semua penolakan mereka bahkan semakin membuat cintaku dan Edwin tambah kuat.
Bahkan tante Yulinda pernah ke Butik tempatku bekerja dan memki aku didepan orang banyak.Suatu malam di bulan Desember, aku dan Edwin menghabiskan malam di teras depan rumahku. Sebenarnya malam ini kami berencana mengunjungi teman kami. Tapi rencana tersebut gagal total, karena hujan deras yang turun sejak sore tadi.
Edwin yang datang menjemputku pun basah kuyup. Sampai pukul 11 malam, hujan belum berhenti. Bahkan sekarang ditambah angin kencang. Sambil menunggu hujan reda, kami pindah ke ruang dalam. Edwin sudah berganti pakaian yang kering. Dia memakai kaos oblongku dan kain sarung. Celanaku tidak ada yang pas.
Kami duduk di ruangan yang dialas karpet bulu tebal.
Rumahku sangat mungil. Hanya terdiri dari 1 kamar tidur, 1 ruang duduk, serta dapur kecil dan kamar mandi. Dulunya rumah ini adalah sambungan paviliun yang digunakan sebagai Rumah Dinas Guru.Kami asyik bercerita, bercanda serta tertawa gembira sebagai perintang waktu menunggu hujan reda.
Malam semakin larut, aku mulai merasa mengantuk. Iseng-iseng aku berbaring di karpet dengan paha Edwin sebagai bantal nya.
Ah, nyamannya.
Aku memejamkan mata karena memang kurasa agak mengantuk. Mungkin pengaruh cuaca dan suasana.
Tiba-tiba kurasakan tangan Edwin melingkar di pinggangku. Terasa hangat. Aku biarkan saja, jantungku berdegup keras. Tanganku yang berada di pinggang dielus lembut oleh Edwin. Bulu kudukkku meremang. Mataku masih tetap tertutup. Tubuhku diam tak bergerak.
Perlahan kurasakan tangannya berpindah, membelai lembut pipi, terus hidung, sambil sesekali memijit keningku.Tubuhku semakin tegang. Hatiku ingin menolak perlakuannya, karena perasaan takut. Aku takut jika sampai terjerumus. Tapi di lain pihak tubuhku mendamba. Ingin merasakan lebih.Bersambung 😉
Gimana readers, mau di lanjutin apa ngga? Jangan lupa tekan "⭐" yaa.. Thank you 🙏💖
KAMU SEDANG MEMBACA
Kembalikan Anakku
Romance"Bagaimana ini? Aku tidak mau hamil. Apa yang harus kukatakn pada orang tuaku? Meily menangisi kelalaiannya. Bingung memikirkan kehamilannya, impiannya dan impian orang tua. 🎐 (Di panti asuhan) "Aku titip anakku, bu. Namanya Omar. Ini ada uang unt...