Happy Reading, guys..
💖
"Edwin, aku hamil."
Pagi ini Edwin mampir sebelum ke kantor. Suaraku terdengar serak dan lemah. Aku duduk di samping Edwin yang terlihat serius memandang laptopnya.
Sambil menyodorkan testpack yang nampak ada dua tanda garis.Setelah kejadian beberapa malam lalu, kami memang jadi sering melakukan hubungan terlarang tersebut. Awalnya aku masih khawatir. Takut dosa zina. Tapi lama kelamaan aku merasa ingin dan ingin lagi. Yah, iblis memang tidak pernah berhenti menjerumuskan manusia yang lemah seperti ku.
Serta merta Edwin mendorong laptopnya, kemudian menghadapku. Pandangannya berpindah-pindah dari testpack ditangannya lalu ke wajah sembabku. Semalaman aku tak henti menangis. Untunglah hari ini aku mendapat giliran shift siang.
"Benarkah Mey..?
Wah.. Syukurlah. Aku senang sekali. Aku akan jadi Ayah"Mata Edwin berbinar gembira.
Sesekali Edwin mencium tanganku yang berada dalam genggaman nya.
Berbeda dengan ku yang sangat kalut dengan keadaan ini."Tapi, Edwin.. Bagaimana kita menghadapi orang tuaku?"
"Kita terus terang saja. Nanti kita minta cuti seminggu untuk pulang ke rumahmu. Aku akan bicara pada orang tuamu."
"Aku takut, Edwin. Mereka pasti marah"
Aku benar-benar takut.
Walaupun Edwin tak henti-hentinya menghiburku, menguatkan ku, tetap saja tak mampu menghilangkan perasaan gundahku.Aku tau persis bagaimana tanggapan orang-orang di kampungku jika kabar kehamilanku tersiar.
Tidak ada lagi Meyli, kebanggaan keluarga.
Belum apa-apa aku sudah merasa kasihan kepada orang tuaku. Kasihan mereka harus menerima cercaan serta hinaan dari warga di kampung. Dan itu pasti. Aku tahu persis situasi yang akan kami hadapi.
🎐🎐🎐
Aku memasukkan beberapa potong pakaian ke dalam koper. Besok aku dan Edwin akan menghadap orangtua ku di kampung. Baru saja selesai, ketika terdengar salam di pintu depan. Aku segera beranjak membuka pintu.
Tampak didepanku seorang ibu muda terlihat gelisah. Tangannya tak henti-hentinya meremas ujung blouse batik yang dikenakannya.
"Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam, ada perlu sama siapa, mba?
Deg. Seketika hatiku tersentak, entah kenapa.
"Apakah nona Meyli tinggal disini?"
"Iya, masuk dulu mba"
Masih dengan perasaan penuh tanda tanya aku persilahkan dia masuk.
🍹🍹🍹
Sepeninggal Mba Vivi, aku terhenyak. Air mata tak henti berlinang.
Yaa Allah, ampunilah hambamu ini.
"Edwin kecelakaan tadi malam, saat ini dirawat di Rumah Sakit. Sampai saat ini belum sadar"
" Rumah Sakit mana?"
"Sebaiknya nona Meyli jangan datang dulu. Mamanya Edwin menyalahkan non Meyli atas kecelakaan Edwin"
💖
Setahun kemudian...
Di Rumah Bersalin BundaAku kembali mengecek isi koperku untuk terakhir kali. Setelah yakin tidak ada yang tertinggal, aku menutupnya dan menariknya ke samping pintu.
Sementara itu, di atas ranjang bayi nampak anakku Omar tertidur dengan tenangnya. Sesekali terlihat senyum diwajah polosnya.
Setelah menginp disini selama 6 hari, akhirnya aku sudah diperbolehkan pulang oleh dokter Suarti. Tadi setelah menyelesaikan administrasi, ku sudah pamitan kepada pasien lain.
Perlahan kuraih tubuh mungil Omar yang terbungkus kain lembut, kemudian berjalan keluarga dari pintu depan Rumah Bersalin Bunda milik dr.Suarti ini.
Di sana sudah ada Zain dan pacarnya Winda menungguku. Cepat-cepat Winda menghampiri, mengendong Omar serta mengajak menuju mobil. Sementara itu Zain memasukkan koperku di dalam bagasi.
Dan beginilah kenyataannya
.
Empat bulan Edwin di rawat di RS. Dilanjutkan dengan terapi selama 5 bulan. Tulang kakinya patah menjadi 3 bagian dan harus menjalani terapi agar bisa berjalan kembali. Sementara itu dadanya juga terus-terusan terasa sakit.Selama ini aku hanya mendengar kabar dari mba Vivi lewat telpon. Dan semenjak itu pula aku putus komunikasi dengan Edwin.
👉👉👉 to be continued..
Abaikan Typo ya, readers.. 🙏😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Kembalikan Anakku
Romans"Bagaimana ini? Aku tidak mau hamil. Apa yang harus kukatakn pada orang tuaku? Meily menangisi kelalaiannya. Bingung memikirkan kehamilannya, impiannya dan impian orang tua. 🎐 (Di panti asuhan) "Aku titip anakku, bu. Namanya Omar. Ini ada uang unt...